"Ini semua hanya mimpi" ujar Sagara menatap Arsha serius.
"WHAT? JANGAN ASAL NGOOMONG LO" bentak Arsha menatap Sagara dengan raut wajah kaget.
"MIMPI? lo bilang ini mimpi? jelas - jelas gue ingat semua yang terjadi" lanjut Arsha menatap horor Sagara.
"Jelasin ke gue kenapa ini mimpi?" tanya Arsha.
"Karena gue yang buat semua ini ada" jawab Sagara membalas tatapan Arsha.
"Gak mungkin" Arsha menggeleng - gelengkan kepalanya menatap Sagara.
"Menurut lo ini memang gak mungkin tapi bagi gue ini mungkin. Gue menciptakan dunia mimpi ini, dan hanya Adeline yang bisa masuk ke dalamnya, dan lihat gue menemukan lo. Gue menemukan gadis yang menghilang 11 tahun lalu" jawab Sagara tersenyum miring menatap Arsha.
"Gue bukan Arsha dan gue gak ada sangkut pautnya sama lo, tolonglah lo jangan bercanda" ujar Arsha mengusap wajahnya kasar
"Cincin yang ada di kalung lo itu hanya ada dua di dunia, satu untuk lo dan satu lagi untuk gue. Itu di rancang khusus saat keluarga gue menjodohkan lo sama gue. Dan itu kunci kenapa lo bisa masuk ke dunia mimpi yang gue buat" jawab Sagara.
"Gak usah ngarang, itu gak mungkin. Arghhh gak mungkin bangsat!" bentak Arsha.
"Gue gak peduli lo percaya atau enggak karena gue berhasil menemukan lo" ujar Sagara tanpa mengalihkan tatapannya dari Arsha.
"Lo gila, kenapa ha? kenapa lo ganggu ketenangan hidup gue. Kalaupun gue Adeline yang lo maksud harusnya lo senang dong kalau gue jauh dari kehidupan lo? LO UDAH BUAT JALAN HIDUP GUE BERANTAKAN ANJING" teriak Arsha marah
"Kembalikan gue ke dunia yang seharusnya gue berada" lanjut Arsha yang mendapat gelengan dari Sagara.
"Setelah sekian lama gue menunggu lo dan sekian lama gue berusaha membuat mimpi ini dan lo bilang kembali?"
"Gak akan Arsha" jawab Sagara tersenyum miring.
"Banyak bacot lo anjing, laki - laki kaya lo harusnya di jual aja lumayan buat cuci piring. Lo gila, lo stres dan lo jahat" ujar Arsha menatap Sagara penuh amarah.
"Gue gak peduli, lo harus tetap bersama gue. Udah gue bilang Arsha gak ada jalan pulang" jawab Sagara santai.
"Gue gak tahu apa yang ada di dalam otak lo dan lo beneran gila. Gue akan tetap pulang dan gue gak butuh persetujuan lo. Anak monyet" Arsha memasuki kamarnya meninggalkan Sagara yang terus menatap dirinya.
Merebahkan tubuhnya di kasur Arsha memegang ke dua pipinya dan menampar ke dua pipinya tersebut, memikirkan apa yang di katakan Sagara tadi tentu saja membuat dirinya takut.
"Sakit kok berati ini bukan mimpi. Sagara bohong" gumam Arsha mencubit ke dua pipinya.
"Dan bagaimana caranya Sagara bisa membuat dunia mimpi? secara logika gak bisa anjir, kalau memang bisa kenapa gue gak berguru aja supaya gue bisa menciptakan dunia mimpi, dimana hanya ada gue dan keluarga gue yang pastinya gue hidup kaya" gumam gadis itu dan memikirkan segala kemungkinan yang terjadi.
"Dan kenapa tiba - tiba nama Adeline muncul dan Sagara bilang itu gue? gak masuk akal banget" gumam gadis itu lagi. Lelah memikirkan semuanya perlahan kantuk menyerang gadis itu dan membawanya ke alam tidur.
Sagara membuka pintu kamar Arsha dan melihat gadis itu yang tertidur pulas di atas kasur, Sagara tersenyum menatap gadis itu yang tidur dengan mulut terbuka dan kaki yang terbuka lebar. Sagara naik ke atas kasur dan ikut tertidur di samping Arsha, dengan pelan pria itu menyelimuti Arsha dan memperbaiki posisi tidur Arsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHA JOURNEY
FantasyArsha perempuan dari tahun 2021 yang terlempar ke masa depan. Ia terlempar ke tahun 2035, awalnya ia akan pergi kerumah neneknya yang berada di Bandung. Namun hal aneh ia alami, kereta yang membawanya tidak ke Bandung tetapi malah membawa dirinya ke...