BAB 14

7.3K 1.3K 220
                                    

Arsha mengusap kasar wajahnya, pasalnya Sagara tidak melepaskan pelukannya. Arsha sudah mencoba melepaskan tangan Sagara namun Sagara semakin mempererat pelukannya.

"Gara ini udah pagi tolong lepas tangan lo" Arsha menarik tangan Sagara namun tak kunjung bisa.

"Gak mau" jawab Sagara mempererat pelukannya dan semakin menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Arsha.

"Lo kenapa jadi mirip biawak yang kelaparan sih. Gue bukan guling"

"Gak peduli" Sagara menarik tangan Arsha dan meletakkannya di kepalanya sendiri.

"Usap" rengek Sagara yang membuat Arsha menganga kaget. Dirinya menyesal mengatakan ia lebih suka Sagara sakit, dari malam dia tidak bisa tidur nyenyak karena Sagara yang banyak maunya.

"Stres" gumam Arsha namun melakukan yang Sagara minta, jika tidak di turuti maka Sagara akan semakin lebih aneh dan semakin menjadi - jadi.

"Gara ganteng lepas dulu ya, gue mau masak. Lu mau mati kelaperan?" ujar Arsha namun mendapat gelengan dari Sagara dan tetap tidak mau melepas pelukannya.

"Bisa mati muda gue. Ini anak punya masalah hidup apasih" gumam Arsha menahan rasa kesalnya.

Arsha meletakkan tangannya di kening Sagara dan menatap pria itu yang masih setia memeluknya.

"Masih panas" gumam Arsha menghela napas kasar.

"Kalau gini ceritanya mending gue sekolah" batin Arsha.

"Sagara bangun dulu kalau tiduran nanti malah tambah sakit. Gue juga mau masak terus makan lalu minum obat. Nanti tidur lagi deh" ujar Arsha.

Sagara melepaskan pelukannya dan menatap Arsha. Tanpa mengatakan apapun Sagara bangun dan mengubah posisinya jadi duduk.

"Panas lo kok gak turun ya? padahal udah minum obat dan udah di kompres" ujar Arsha mengikuti Sagara mendudukkan dirinya.

"Lo balik ke kamar lo sana, gue mau masak dulu" Arsha beranjak dari kasur miliknya namun tangannya di tahan oleh Sagara.

"Ikut" ujar Sagara yang membuat Arsha bingung namun diangguki oleh gadis itu.

Sagara menatap Arsha yang sedang memasak untuk sarapan mereka pagi ini, pria itu tidak melepas tatapannya dari setiap gerak- gerik gadis itu.

Arsha itu lemot dan ceroboh, maunya senang - senang. Hal itu yang membuat kedua orang tuanya mengirimnya ke rumah sang nenek setiap liburan sekolah. Arsha akan dilatih oleh sang nenek tapi saat kembali ke rumah pelatihan yang neneknya berikan tidak terpakai, dia bisa memasak tapi ia lebih menyukai masakan ibunya sehingga ia tidak mau memasak.

Tapi ada hal lain yang membuat Arsha tidak di perbolehkan memasak di rumahnya. Dulu saat abangnya kuliah semester 3 pernah menjadi korban Arsha. Sang abang mempunyai gebetan dan menyuruh Arsha untuk membuat masakan spesial untuk sang gebetan. Arsha melaksanakan perintah sang abang tetapi masakan yang Arsha buat sengaja di beri garam sebanyak mungkin dan berujung cinta abang Arsha di tolak. Sejak saat itu jika Arsha memasak satu keluarga takut jika Arsha memasukkan hal yang aneh - aneh ke dalam masakannya.

"Buburnya sudah jadi" Arsha meletakkan dua porsi bubur tepat dihadapan Sagara.

Arsha memasak bubur yang di campur dengan wortel, kentang dan ayam yang di cincang halus. Arsha memarut wortel yang membuat warna bubur berubah dan kentang yang di potong medium. Bubur yang tentunya jauh lebih enak dari bubur biasanya, karena bubur itu rasanya tidak enak jadi Arsha membuat bubur itu jadi enak tapi tetap juga sehat.

"Bisa makan sendiri kan lo?" tanya Arsha yang mendapat gelengan dari Sagara.

"Lo sakit apa lumpuh? ngerepotin aja" Arsha menarik bubur yang ada di hadapan Sagara dan menyuapi pria itu.

ARSHA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang