Sagara membuka matanya dan melihat Arsha yang tertidur dalam pelukannya, melihat jam yang ternyata sudah jam enam pagi. Sagara tersenyum menatap wajah polos Arsha, gadis kecil yang 11 tahun ia cari kini berada dalam pelukannya.
"Sa bangun hey, waktunya sekolah" ujar Sagara dengan suara lembutnya membangunkan Arsha.
"Hmmm gak usah sekolah ribet amat" jawab Arsha yang masih setia dengan posisinya dan mata yang masih terpejam.
"Gak boleh begitu, ayo cepat bangun" ujar Sagara lagi sambil menepuk lembut wajah Arsha.
"Ck, gue absen dulu hari ini. Bilang sama guru kalau mimpi gue masih nanggung" jawab Arsha kesal.
"Selagi masih ada waktu pergunakan waktumu untuk tidur sebaik mungkin, jadi gue mau menggunakan waktu tidur gue sebaik mungkin. Gak usah bangunin gue, nanti juga kalau bosan bangun sendiri" Arsha menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.
"Yaudah, kalau lo gak mau bangun berarti kita berdua tidur" ucap Sagara menarik selimut Arsha. Mendengar ucapan Sagara membuat Arsha menatap pria itu tajam yang hanya di balas delikan bahu oleh Sagara.
"Sembarangan kalau ngomong, iya ini gue bangun. Rempong amat" cibir gadis itu turun dari kasur dan berjalan menghentak - hentakkan kakinya.
Setelah perdebatan keduanya yang cukup panjang dimulai dari bangun tidur hingga berangkat ke sekolah. Sagara yang hanya diam mendengarkan semua celoteh dan protes yang keluar Arsha, mulai dari Arsha yang protes dirinya kembali masuk sekolah, bangun pagi dan harus mandi. Keduanya berjalan beriringan di koridor sekolah menuju kelas. Sagara yang sedari turun dari mobil tidak melepaskan genggamannya dari tangan Arsha membuat banyak pasang mata yang menatap keduanya.
"Sagara ternyata romantis ya, liat itu sama calon istrinya romantis banget" ujar salah satu siswi dengan rambut berwarna pirang.
"Oh itu cewe pindahan yang kemarin ngaku jadi istri Sagara dan ternyata memang bener ya?" tanya siswi yang satunya lagi.
"Iya girls, dia cewe kemarin yang masuk akun gosip sekolah. Itu loh yang Sagara bikin klarifikasi" Arsha yang mendengar dengan jelas pembicaraan siswi - siswi tersebut berdecak kesal. Ingin rasanya ia berteriak dan mengatakan kalau itu semua tidak benar. Biar bagaimanapun ia masih mengharapkan seseorang, masih mengharapkan Junhoe membalas DM Instagramnya, Arsha menyatakan perasaannya pada sang idola namun hingga detik ini belum mendapat jawaban.
"Bacot banget gue aja punya seseorang yang selalu gue tunggu. Bilang dong kalau kita gak ada hubungan apa - apa" ujar Arsha menatap kesal Sagara.
"Siapa?" tanya Sagara menatap tajam Arsha.
"Apanya yang siapa?" tanya Arsha balik.
"Siapa orang yang lo tunggu?" ucap Sagara.
"Dewa matahari" jawab Arsha kesal namun Sagara malah menguatkan genggamannya.
"Gue bilang siapa Arsha?" tanya Sagara lagi yang kini menatap tajam Arsha.
"Penting banget lo tahu? cukup gue dan Tuhan saja yang tahu tidak perlu ada orang ketiga" jawab Arsha mencoba melepaskan genggaman tangan Sagara.
"JAWAB SERIUS ARSHA!" bentak Sagara yang membuat Arsha tersentak kaget.
"Siapa orang yang lo tunggu? kasih tahu gue sekarang juga apa orang itu lebih baik dari gue? apa orang itu lebih pintar dari gue?" tanya Sagara beruntun.
"Apa sih bencong gak jelas, iya dia lebih baik dari lo. Lebih segalanya, mau apa lo?" jawab Arsha.
"Jadi cowo kok kasar sama cewe, ganteng doang tapi sakit jiwa" lanjut Arsha menatap Sagara sinis. Sagara menatap Arsha yang di balas oleh gadis itu, ia tidak akan takut karena Arsha yakin kalau Sagara itu punya penyakit jiwa yang harus segera di sembuhkan.
"Lo kayanya butuh pemulihan, gue sarankan lo segera berobat" ujar Arsha yang tidak mendapat respon dari Sagara.
"Gue gak sakit Arsha, lo hanya tinggal jawab apa yang gue tanyakan. Siapa cowo yang lo maksud" ujar Sagara.
"Urusannya sama lo apa sih? banyak tanya lo kaya tamu" Arsha dengan kekesalannya.
"Gue punya hak karena cuman gue yang bisa sama lo. Gue gak mau apa yang udah gue lakuin sia - sia. Dan gue gak mau kehilangan untuk kedua kalinya" jawab Sagara serius. Sagara menarik tangan gadis itu memasuki ruangan kelas dan menyuruh Arsha duduk di bangku samping Sagara.
"Mulai sekarang lo satu meja sama gue. Gak ada bantahan!" ujar Sagara tegas.
"Yeee si Mamat siapa juga yang mau ngebantah, gue jadi enak dong kalau ada tugas tinggal nyontek punya lo" jawab Arsha santai.
"Lo kenapa yakin banget kalau gue itu Adeline? apa jangan - jangan ucapan nenek gue benar lagi, kalau gue itu anak yang di beli dengan sekarung beras. Tapi gak mungkin sih dilihat dari sudut mana pun gue di perlakukan dengan baik di keluarga gue" ujar Arsha sembari mengetuk - ketuk jarinya di dagunya.
"Abang gue juga gak pernah bilang apa - apa atau ngomong sesuatu hal yang mencurigakan. Mungkin lo kali Gar yang salah orang, siapa tahu alat yang lo ciptakan salah mengenali cincin. Bisa aja kan ada orang yang punya cincin kaya yang Adeline punya" lanjut Arsha yang mendapat gelengan dari Sagara.
"Gak, cincin itu hanya dua dan di buat khusus buat lo dan gue. Dan lo itu gadis kecil yang gue cari Arsha, percaya sama Gara" ujar Arsha menatap Arsha serius.
"Ah masa sih? bisa aja cincinnya Adeline gue colong eh tapi gue gak punya teman namanya Adeline sih" ujar Arsha.
"Enggak Arsha, lo adalah Adeline. Pulang sekolah gue akan memberikan semua jawabannya" ujar Sagara menatap Arsha. Namun berbeda dengan Arsha yang kini sedang menatap kearah lain.
"Dean ganteng banget, bisalah di gebet untuk perbaikan keturunan" gumam Arsha menatap Dean kagum.
"Lintang juga ganteng kalau di lihat lebih lama, tapi Lintang enaknya di jual sih lebih menghasilkan" lanjut Arsha yang tidak sadar jika Sagara menatap dirinya tajam.
"Crush gue di tahun 2021 bisalah di samakan dengan Randy, sama - sama enak di lihat. Kira - kira apa kabar ya crush gue? kelamaan tinggal di tahun 2035 kayanya muka crush gue jadi biasa aja di ingatan gue, keseringan liat cogan kali ya di sini" lanjut Arsha berbicara pada dirinya sendiri.
"Arsha" panggil Sagara yang hanya di balas anggukan dari Arsha.
"Lebih ganteng mana Dean atau Sagara?" tanya Sagara.
"Gantengan Sagara sih" jawab Arsha tanpa mengetahui siapa yang bertanya padanya, berbeda dengan Sagara yang tersenyum mendengar jawaban Arsha.
"Gak bohong kalau Sagara itu ganteng, pintar, tinggi, kaya, dan punya banyak penggemar dan popularitas yang lumayan" ujar Arsha melanjutkan omongannya.
"Tipe yang gue cari kalau gue sedang tidak mendapat hidayah, tapi karena sekarang gue mendapat hidayah gue pilih Dean. Karena Dean lebih menjanjikan untuk membawa ke jalan yang benar" ucap Arsha.
"Gue gak suka Sagara" jawab Arsha menoleh ke samping dan matanya bertubrukan dengan Sagara yang tengah menatap dirinya.
"Kenapa?" tanya Sagara dengan suara rendahnya.
"Suka atau enggak lo hanya akan bersama gue dan akan gue pastikan lo pasti akan mencintai gue"
"Karena lo adalah gadis kecil yang akan tetap mencintai Sagara" jawab Sagara tersenyum miring menatap Arsha.
"Gue gak akan kehilangan lo untuk kedua kalinya" lanjut Sagara mengelus rambut Arsha.
"Bagaimana kalau ratu gosip ini masuk dalam berita gosip?" tanya Sagara tersenyum mentap Arsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHA JOURNEY
FantasyArsha perempuan dari tahun 2021 yang terlempar ke masa depan. Ia terlempar ke tahun 2035, awalnya ia akan pergi kerumah neneknya yang berada di Bandung. Namun hal aneh ia alami, kereta yang membawanya tidak ke Bandung tetapi malah membawa dirinya ke...