BAB 13

7.3K 1.4K 287
                                    

Arsha menatap Sagara yang terduduk lemas di kasur miliknya, ia menampar Sagara yang membuat pria itu akhirnya terbangun.
Arsha dengan telaten mengompres kepala pria itu. Arsha tadinya menyuruh Sagara untuk tiduran saja namun pria itu menolak dan memilih duduk.

"Udah minum obat belum tadi?" tanya Arsha yang mendapat gelengan lemah dari pria itu.

"Lo sakit dari dari tadi pagi tapi sok - sok an kuat. Mau cepat mati?" Arsha mengomel sembari mengompres pria itu namun tidak di respon oleh Sagara.

Sagara hanya menatapnya dengan pandangan sayu, efek dari demam Sagara.

"Tadi lo kenapa maksa belanja? atau gak gue sendiri juga bisa" ujar Arsha mencibir.

"Pengen aja" jawab Sagara yang mendapat pelototan dari Arsha.

"Seragam belum diganti, lo mau mandi atau di lap aja?" tanya Arsha lagi.

"Lap aja" jawab Sagara memegang kepalanya.

"Astaga gue udah mirip nenek yang ngomel - ngomel kalau gue sakit" ujar Arsha mengacak rambutnya frustasi.

Arsha masuk ke dalam kamar mandi Sagara, mengisi air pada baskom yang menjadi tempat air kompresan Sagara tadi.

Arsha keluar dari kamar mandi dengan baskom yang berisi air dan handuk kecil yang berada di bahunya. Berjalan mendekat ke arah Sagara.

Arsha dengan telaten membersihkan tangan dan juga wajah Sagara, meskipun dalam hatinya ia mencibir dan memaki - maki Sagara. Berbeda dengan Sagara yang sedari tadi menatap dirinya namun tidak mengucapkan apapun.

"Badan lo ikut gak? kalau ikut buka baju lo" ujar Arsha.

Sagara dengan cepat membuka kancing baju miliknya dan melepaskan bajunya. Arsha menganga menatap Sagara yang dengan santai membuka bajunya. Tapi ia kembali menormalkan wajahnya.

"Hadap belakang gue mau lap punggung lo. Ish ribet banget" cibir Arsha namun tetap membersihkan punggung Sagara dengan handuk kecil yang sedari tadi ia gunakan.

"Lo kenapa bisa sakit? perasaan lo di rumah aja" ucap Arsha namun tidak direspon oleh Sagara.

"Hadap depan" ujar Asrha lagi yang dituruti oleh Sagara.

Arsha dengan telaten membersihkan bagian depan tubuh Sagara, sebenarnya tangannya gatal ingin memegang sixpack milik Sagara namun ia tahan, ia tidak ingin di tuduh melecahkan seorang pria. Bisa - bisa dirinya masuk penjara.

"Mau pegang gak?" tanya Sagara menatap Arsha.

"Pegang apaan?" tanya Arsha bingung namun tangannya segera ditarik oleh Sagara.

"Ini" Sagara meletakkan tangan Arsha tepat di sixpack miliknya.

Arsha membuka mulutnya lebar dan menatap heran Sagara, namun berbeda dengan Sagara yang nampak santai, ekspresi wajah Sagara biasa saja seolah tidak terjadi apapun.

"Kalau demam otak lo geser ya Gara?"

"Gak"

"Terus lo kenapa? dengan santainya lo ambil tangan gue buat megang roti sobek lo" tanya Arsha tidak habis pikir.

"Memang gak boleh? tapi lo kan punya kumpulan poto kaya gini" Sagara menunjuk sixpack miliknya.

"Iya bukannya gak boleh. Tapi kan gak bisa, ya gitulah tapi sixpack lo keren" ujar Arsha menarik tangannya.

"Gue untung besar sih, udalah ganti baju sana. Gue mau keluar dulu ambil makan" Arsha membawa baskom berisi air tersebut keluar dari kamar milik Sagara.

ARSHA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang