BAB 24

6.3K 1.2K 152
                                    

Tidak memedulikan ucapan Sagara tadi malam Arsha tetap pada pendiriannya untuk pergi dari rumah Sagara. Karena menurutnya semakin lama ia tinggal bersama Sagara akan semakin banyak masalah yang timbul. Arsha bukan tipe orang yang mau ribet dan lebih suka menyimak lalu menyimpulkan. Dan alasan kenapa ia menjadi pemegang gosip terpercaya. Arsha memasukkan barang-barangnya ke dalam koper miliknya tanpa meninggalkan satu pun.

"Bodo amat sama Sagara, lagian gue bukan siapa-siapa dia. Gak mungkin juga kan Gara bunuh diri karena gue pergi dari rumah ini" gumam Arsha menarik koper keluarnya.

Arsha memutuskan untuk menjauh dari kehidupan Sagara dan fokus untuk mencari jalan pulang ke 2021, bagaimanapun ia harus kembali. Ia menyesali kenapa waktu itu ia malah meminta tolong pada Sagara, Arsha merutuki kebodohannya yang malah membuat dirinya dalam masalah.

"Dan yang gak bisa gue mengerti kenapa bisa gue datang ke tahun 2035" gumam Arsha.

"Kalau pun gue berpindah ke tahun 2035 kenapa gak dikasih tahu dulu, kan gue bisa bersiap-siap sekalian keluarga besar gue bawa. Gak kaya gini tiba-tiba, udah kaya kuis aja" lanjut gadis itu lagi.

Dengan perlahan Arsha menuju pintu keluar rumah Sagara dan pergi meninggalkan rumah pria itu. Sepertinya dewa keberuntungan berpihak padanya, Sagara belum bangun dan itu mempermudah dirinya untuk kabur. Menggunakan transportasi umum Arsha kini sampai di rumah sewa yang kemarin ia datangi, setibanya di sana Arsha di sambut baik oleh pemilik rumah tersebut dan langsung membawa Arsha ke kamar yang akan Arsha sewa.

"Terima kasih ya bu" ucap Arsha tersenyum pada pemilik rumah sewa tersebut.

"Iya sama-sama kalau ada apa-apa jangan sungkan-sungkan bilang ya" jawab ibu tersebut dan membalas senyuman Arsha.

Menghela napas lega Arsha memasuki kamar yang sekarang akan menjadi tempat tinggalnya dan mulai merapikan barang-barangnya.

"Kira-kira Sagara udah bangun belum ya? kira-kira dia nyariin gue gak ya?" ucap Arsha pada dirinya sendiri.

"Bodo amatlah, tapi agak di sayangkan juga sih. Gue udah terlalu enak nih sama kehidupan mewah Sagara"

"Tapi gak papalah nanti paling tinggal cari skandal Sagara, kayanya kalau berita tentang Sagara dan keluarganya laris manis" ucap gadis itu mengingat jutaan uang yang masuk saat ia mengupload Sagara yang berduaan dengan seorang gadis.

"Kalau gue jadi Sagara sih tiap hari udah gonta-ganti cewe, terus belanja barang - barang mewah. Terus makan-makan yang enak - enak. Cape miskin terus"

Berbeda dengan Sagara, pria itu mencari Arsha di setiap sudut rumahnya namun tidak menemukan gadis itu. Sagara mengusap kasar wajahnya dan menatap tajam kamar Arsha yang sudah tidak di isi oleh barang-barang gadis itu. Sagara menghubungi anak buah keluarganya dan menyuruh untuk melacak di mana Arsha ada berada.

"Arsha lo ke mana?" gumam Sagara.

Sagara menghubungi ke tiga sahabatnya menanyakan keberadaan Arsha namun satu pun tidak ada yang mengetahuinya. Tidak menyerah sampai di situ Sagara menghubungi anak buah keluarganya namun tetap tidak ada yang bisa mendapatkan informasi di mana Arsha. Sulit mencari keberadaan gadis itu, barang - barang yang Sagara berikan tidak ia bawa, bahkan kartu pelajar ia kembalikan pada Sagara. Handphoe yang Sein berikan pun ia tinggalkan.

"Lo gak boleh jauh dari gue" gumam pria itu. Sagara mengambil kunci mobilnya dan memilih mencari Arsha. Untuk pertama kalinya Sagara bolos sekolah dengan alasan yang tidak jelas.

"Cari makan dulu deh laper dari tadi pagi belum makan" ujr Arsha pada dirinya sendiri.

"Makanan yang murah tapi enak dan banyak di mana ya? di sini ada bansos gak ya?" gumam gadis itu sembari berjalan keluar dari kamarnya untuk mencari makan.

"Makan ayam saja deh" Arsha melangkahkan kakinya menuju penjual ayam yang ia maksud. Menunggu kurang lebih 30 menit pesanan gadis itu selesai.

Arsha berjalan santai pulang ke tempat barunya atau sebut saja kost barunya. Terhitung sudah beberapa minggu dirinya berada di tahun 2035 dan sudah terbiasa dengan segala kecanggihan yang ada di tahun 2035, meskipun dirinya terkadang masih bingung dan tidak mengerti apa - apa tapi dengan bertanya semuanya beres.

"Arsha" panggil seseorang membuat Arsha menghentikan langkah kakinya. Berbalik badan melihat siapa yang memanggilnya Arsha mengerutkan keningnya menatap orang tersebut.

"Kamu kok di sini?" tanya orang itu lagi.

"Eh paman Budi, gak papa kok cuman beli makan saja" jawab Arsha tersenyum.

"Panggil om aja Sa, kamu kaya sama siapa aja" ujar laki - laki tersebut yang merupakan om Budi.

"Eh iya mom, om dari mana?" tanya Arsha balik.

"Om baru pulang dari kantor, kebetulan tadi lihat kamu"

"Tapi kok?" tanya om Budi menyergit bingung menatap Arsha.

"Kamu ada di sini tapi kok Sagara marah - marah dan kaya orang gilang nyariin kamu" lanjut om Budi.

"Keluarga besar di buat panik sama itu anak, marah - marah gak jelas datang kantor papanya" ujar om Budi lagi.

"Mana saya tahu om saya kan cewe"

"Sagara kerasukan kali om, coba di kasih balsem siapa tahu normal lagi" jawab Arsha.

"Ngobrol sama om dulu ya Sa, kemarin juga om bilang ada yang mau om sampaikan ke kamu" Om Budi menatap Arsha yang di angguki oleh gadis itu. Ke duanya memutuskan untuk mengobrol sebentar dan memilih kafe yang dekat dengan lokasi ke duanya.

"Pesan aja Sa tenang aja om yang bayar" ujar om Budi yang mendapat anggukan dari Arsha.

"Oke om, sekalian nanti kalau minta di bungkus di bayarin kan?" tanya Arsha yang di balas senyuman oleh om Budi.

"Jadi om mau bilang apa? jangan - jangan saya mau di rekrut jadi orang kaya baru nih" ujar Arsha yang mendapat gelengan dari om Budi.

"Yah kecewa penonton, terus apa om?" tanya Arsha lagi.

"Ini soal Sagara. Om tahu kamu pasti kabur dari rumah Sagara kan?" om Budi menatap Arsha yang di balas cengiran oleh gadis itu.

"Balik lagi ya Sa ke rumah Sagara"

"Gak mau om, saya mau fokus dulu untuk hidup saya. Saya gak bisa gini - gini terus" jawab Arsha.

"Kalau sagara butuh pembantu cari orang lain aja om. Lagian perjanjiannya juga saya cuman sebulan om. Sagara juga gak suka itu sama saya, katanya saya itu cuman beban dan penganggu" jawab Arsha santai.

"Udalah om gak usah bahas Sagara lagi, kalau begitu saya pulang duluan" Arsha beranjak dari kursi yang ia duduki.

"Arsha"

"Ayo pulang" Sagara tiba - tiba datang dan menarik tangan gadis itu.

"Apasih gak sopan sama orang tua main tarik -tarik aja" Arsha melepas tangannya dari cekalan Sagara dan menatap tajam pria itu.

"Kemarin bukannya lo yang ngeluh karena gue ada di rumah lo? tolong ya bunda cape menghadapi drama ini. Di bayar kagak miskin iya" lanjut Arsha menatap sinis Sagara.

"Maaf Arsha" ujar Sagara.

"Gak di maafin, lagian gak jelas banget bocah labil banget" dumel Arsha dengan suara pelan.

"Om pulang duluan masih ada kerjaan" ucap om Budi meninggalkan keduanya.

"Iya om hati - hati, jangan lupa kalau ada duit banyak bagi ke saya"

"Arsha"  panggil Sagara menatap gadis itu.
"Kenapa? Mau gue tukar tambah lo ke penjual ayam?" Jawab Arsha menatap sinis Sagara.

"Pulang ya sama Sagara"

"I will say no say no. Kamu kamu lelaki bangsat" Arsha memeletkan lidah nya dan berlari meninggalkan Sagara.

Halo gaes author balik lagi. Kangen gak??

Author akhir akhir ini di sibukkan dengan berbagai kegiatan dan hari ini sedikit longgar jadi bisa update.

Sesuai janji double update tp nanti ya.

Bye bye bye

ARSHA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang