Sesuai ucapan Sagara jika sang nenek ingin bertemu dengan Arsha dan Sagara, kini keduanya sudah di rumah sang nenek yang di sambut hangat oleh Ainun yang merupakan nenek Sagara. Ainun mengajak Arsha dan Sagara memasuki rumahnya, senyuman hangat tidak luntur dari wajah sang nenek.
"Nenek senang kalian berdua akhirnya mau datang kesini" ujar sang nenek tersenyum hangat yang di angguki oleh Arsha dan Sagara.
"Bagaimana sekolah kalian berdua? lancar kan?" lanjut sang nenek.
"Lancar jaya nek, selancar halu Arsha" jawab Arsha.
"Nenek senang mendengarnya. Oh iya kita makan dulu ya" ujar sang nenek menatap makanan yang sudah di siapkan oleh pelayannya.
"Boleh nek, bicara juga butuh energi banyak. Hehehe" ucap Arsha sembari duduk di kursi makan.
Dengan perasaan senang Arsha mengambil makanan yang ada di meja dan memakannya dengan hikmat. Ainun yang melihat tingkah Arsha tersenyum, dia senang melihat Arsha yang dengan lahapnya memakan makanannya. Berbeda dengan Sagara yang belum mengeluarkan suaranya sejak datang ke rumah sang nenek.
"Wih makanannya enak banget, gak sia - sia datang kesini. Untung dari rumah Sagara belum makan biar bisa nambah" ujar Arsha yang mendapat tatapan tajam dari Sagara.
Ketiganya fokus pada makanan masing-masing, tidak ada yang membuka suara. Sagara yang sesekali melirik Arsha yang makan seperti orang yang kelaparan. Hingga makanan Arsha tandas tak bersisa belum ada yang membuka suara.
"Oh iya nenek tinggal sendiri?" tanya Arsha menatap Ainun yang ternyata sudah selesai menyantap makannya.
"Iya" jawab Ainun menanggapi pertanyaan Arsha.
"Di rumah sebesar ini sendiri? wah hebat. Kalau Arsha tinggal di rumah sebesar ini Arsha akan mengundang teman - teman Arsha untuk nginap, terus Arsha bakal jadikan basecamp untuk ngumpul sama teman - teman" jawab Arsha melihat setiap sudut rumah nenek Ainun.
"Nenek kan sudah tua, mana ada nenek - nenek yang nongkrong lagi" jawab sang nenek menanggapi ujaran Arsha.
"Ada kok nek, malahan banyak. Nenek aja mainnya kurang jauh" ujar Arsha santai.
"Hahaha kamu ada - ada saja" ujar sang nenek menggeleng - gelengkan kepalanya.
Selesai makan, nenek Ainun mengajak Sagara dan Sagara pindah ke ruang tamu. Rumah nenek Sagara tidak kalah besarnya dari rumah Sagara, perbedaannya rumah nenek Ainun memiliki konsep klasik ala - ala Indonesia. Gabungan konsep modern dengan konsep klasik menjadikan rumah nenek Ainun nyaman dan juga terlihat unik. Di pintu masuk di sambut dengan ornamen - ornamen kuno Indonesia tetapi jangan salah di setiap ornamen di pasang cctv dan jika ada mencoba memindahkan atau mengambil ornamen tersebut aku berbunyi seperti suara bising.
"Nenek mau membicarakan sesuatu pada Arsha" ujar Ainun dengan wajah seriusnya. Arsha yang melihat wajah serius nenek Ainun menaikkan sebelah alisnya, bingung dengan maksud sang nenek.
"Tapi jauh sebelum itu nenek minta maaf Arsha, apa pun yang akan terjadi dan yang sudah terjadi nenek minta maaf. Ini semua salah nenek" ujar sang nenek serius.
"Maksud nenek?" tanya Arsha bingung.
"Arsha kamu percaya kamu berada di tahun 2035?" tanya sang nenek yang di angguki oleh Arsha.
"Arsha percaya nek, Arsha udah berjalan sejauh ini dan semuanya. Semua orang dan semua yang ada benar - benar tahun 2035" jawab Arsha.
"Kamu gadi yang baik Sa, kamu gadis polos dan tulus. Kamu berhak bahagia Arsha" ujar sang nenek yang menurut Arsha arah pembicaraan sang nenek tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHA JOURNEY
FantasyArsha perempuan dari tahun 2021 yang terlempar ke masa depan. Ia terlempar ke tahun 2035, awalnya ia akan pergi kerumah neneknya yang berada di Bandung. Namun hal aneh ia alami, kereta yang membawanya tidak ke Bandung tetapi malah membawa dirinya ke...