Happy Reading
***
Hari pun sangat cepat berlalu. Sekarang adalah hari Sabtu, hari di mana Tara akan bertemu dengan seorang penulis yang katanya ingin mengubah alur cerita dalam naskahnya. Hari ini juga Tara akan berangkat bersama Bagas, ia tetap mengizinkan Bagas untuk ikut agar Tara bisa lebih cepat bertemu dengan penulis yang menurutnya sangat menyebalkan itu. Bagaimana tidak menyebalkan, si penulis ingin mengubah alur cerita saat Tara akan meyelesaikan pekerjaannya dalam mengedit naskah tersebut.
"Ke kafe mana, sih?" tanya Bagas begitu Tara sudah berada di dekatnya. Kali ini Bagas menunggu di luar rumah Tara karena gadis itu yang meminta. Jika Bagas masuk ke rumahnya lebih dulu pasti akan lama lagi karena Bagas diajak berbicara oleh kedua orang tuanya.
"Kafe Bright," jawab Tara sambil menggunakan helm yang diberikan Bagas.
Setelah itu Tara naik ke motor Bagas dan Bagas melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Jarak antara rumah Tara dan kafe yang akan dikunjunginya kali ini cukup jauh, sehingga Bagas dan Tara membutuhkan waktu lebih dari 30 menit karena tadi juga sempat terjebak macet dan beberapa lampu merah.
"Udah datang belum klien lo sama si Billy?" tanya Bagas begitu mereka berdua sampai di parkiran kafe.
Tara melirik ke arah parkiran mobil, karena pasti Billy datang menggunakan mobil.
"Hmm ... kalau kak Billy belum, mobilnya belum ada," ujar Tara.
Bagas berdecak. "Tau gitu tadi kita gak usah buru-buru, Tar," ucap Bagas.
"Seenggaknya aku gak telat, Gas. Lebih baik datang duluan," kata Tara. "Kita tunggu aja di dalem."
Bagas pun menyetujui Tara untuk menunggu Billy dan klien gadis itu di dalam kafe. Mereka duduk berdua dan sudah memesan minuman, untuk makanan mereka pesan nanti jika klien Tara dan Billy sudah datang.
"Gue laper tau, Tar," ucap Bagas sedikit merengek.
Memang yang mengusulkan agar mereka tidak memesan makan lebih dulu itu ide Tara karena menurutnya tidak sopan jika memesan makanan duluan sebelum orang yang ditunggu datang. Namun, Bagas kekeuh ingin memesan makanan dengan alasan dirinya lapar dan belum sempat untuk sarapan. Sebenarnya hal itu bukan sekadar alasan, Bagas memang belum sarapan. Akhirnya Bagas pun mengalah dan menikmati minuman yang dipesannya saja.
Lima menit kemudian Billy datang dan langsung menghampiri tempat di mana Tara serta Bagas duduk. Sebelumnya Billy sempat mengirimkan pesan pada Tara untuk menanyakan keberadaan gadis itu. Setelah tahu Tara sudah berada di dalam kafe, Billy pun langsung menyusul.
"Lo ikut juga, Gas," ucap Billy setelah melihat Bagas duduk di samping Tara.
Bagas mendengus dan melirik Billy dengan sinis. Ia malas menjawab perkataan Billy yang menurutnya terlalu basa-basi itu.
"Maaf ya, Kak, Bagas pengen ikut katanya," ucap Tara. Ia tidak enak hati sebenarnya mengizinkan Bagas untuk ikut, padahal Tara bersama Billy bukan untuk kencan melainkan membicarakan masalah pekerjaan.
Bagas menatap Tara dengan kedua alis bertaut. Ia tidak setuju atas permintaan maaf Tara pada Billy karena menurut Bagas, Tara tidak salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BagasTara [E N D]
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bagas Aditya, hobinya sering keluar-masuk club malam bahkan sering kali bermain bersama dengan seorang wanita di hotel. Setelah lulus kuliah belum juga mendapat pekerjaan tetap. Sampai akhirnya seorang gadis bernama Ravanea...