Happy Reading
***
Sudah hampir 15 menit Bagas dan Tara berada di dalam mobil, mereka saling diam. Tadi setelah Bagas pergi begitu saja dari rumah orang tuanya, Tara langsung menyusul cowok itu yang ternyata sudah berada di dalam mobil. Saat itu Bagas langsung mengendarai mobilnya untuk pergi dari rumah orang tuanya.
Namun, tiba-tiba saja Bagas menghentikan laju mobilnya di sebuah jalan yang cukup sepi karena jarang dilalui banyak kendaraan. Bagas masih dikuasai emosi akibat perkataan Papa tadi.
"Gas," panggil Tara dengan nada suara yang lembut.
Tangan Tara terulur mengusap kepala Bagas yang tertumpu pada kemudi mobil.
"Apa aku gak selayak itu buat bersama sama kamu, Ra?" tanya Bagas lirih.
Tara menggeleng, bermaksud tidak membenarkan perkataan Bagas barusan.
Bagas menegakkan tubuhnya, lalu menatap ke arah Tara dengan tatapan sendu.
"Kayaknya aku emang seburuk itu. Sampai Papa aja lebih setuju kamu sama Billy."
"Kamu ngomong apa sih, Gas. Kamu gak seburuk itu buat aku."
Bagas menggeleng. "Aku emang buruk, Ra. Bisanya cuma bisa jadi beban keluarga, kayaknya Billy emang cocok sama kamu."
Plak.
Bagas meringis saat Tara memukul lengannya.
"Kok kamu mukul aku?"
"Salah kamu! Kenapa jadi insecure gitu? Mana Bagas yang aku kenal sebagai sosok yang selalu percaya diri?"
Bagas yang Tara kenal memang seseorang yang selalu percaya diri. Baru kali ini Tara melihat Bagas insecure dengan dirinya sendiri.
"Ya tapi, gak usah mukul juga," gumam Bagas sambil mengusap bekas pukulan Tara. Percayalah pukulan Tara bukan main-main, tenaga gadis itu cukup kuat.
"Emangnya kamu rela aku sama kak Billy?" tanya Tara.
Bagas kembali menoleh ke arah Tara dengan tatapan tajam.
"Enggak! Enak aja."
"Terus kenapa ngomong gitu tadi?"
Bagas terdiam, ia tidak menjawab pertanyaan Tara. Memang tadi sempat tidak percaya diri, Bagas sadar memang dirinya tidak sesempurna itu untuk memiliki Tara yang baginya sudah sangat sempurna.
Tara tersenyum tipis. Ia kembali mengulurkan tangan, kali ini tangannya mengambil tangan Bagas untuk digenggamnya.
"Aku tau kamu udah berubah, Gas. Aku juga yakin kamu udah berhenti dari kebiasaan buruk kamu dulu. I'm so proud of you, karena kamu udah mau berusaha untuk berubah jadi lebih baik. Makasih ya."
Bagas menautkan kedua alisnya. "Makasih buat?"
"Buat keinginan kamu buat berubah," jawab Tara. "Jangan pernah kamu ngomong kayak tadi lagi, ya."
Bagas mengangguk, lalu tatapannya mengarah ke tangannya yang masih digenggam oleh Tara. Bagas pun membalas genggaman tangan itu dan mengusap punggung tangan Tara dengan ibu jarinya.
"Aku sayangnya sama kamu, Gas, bukan sama yang lain," ucap Tara membuat Bagas tersenyum.
Tiba-tiba Bagas memeluk Tara dengan erat sampai membuat gadis itu tersentak.

KAMU SEDANG MEMBACA
BagasTara [E N D]
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bagas Aditya, hobinya sering keluar-masuk club malam bahkan sering kali bermain bersama dengan seorang wanita di hotel. Setelah lulus kuliah belum juga mendapat pekerjaan tetap. Sampai akhirnya seorang gadis bernama Ravanea...