Bagian 28

4.2K 183 7
                                    

Happy Reading


***

Ojek online yang Tara naiki berhenti tepat di depan sebuah rumah mewah. Tara pun segera turun dari motor tersebut, lalu menyerahkan helm yang dipakainya dan memberikan sejumlah uang sesuai dengan tarif pada aplikasi.

"Jangan lupa kasih lima bintang ya, Neng," kata ojol tersebut.

Tara terkekeh dan menganggukkan kepalanya. Ia beruntung mendapat ojol yang orangnya sangat humoris, bahkan tadi saat di jalan pun ojol tersebut banyak melemparkan candaan sehingga Tara yang tadinya murung memikirkan Bagas pun bisa tertawa.

"Siap, Pak! Makasih, ya," sahut Tara.

Ojol tersebut mengacungkan kedua ibu jarinya, lalu langsung pergi setelah berpamitan pada Tara.

Sementara Tara mulai berjalan memasuki rumah mewah tersebut. Saat memasuki halaman rumah tersebut, Tara tidak melihat keberadaan motor yang biasa digunakan Bagas. Sempat hilang harapan Tara jika Bagas ada di rumah orang tuanya, tetapi Tara masih berusaha untuk berpikir positif bahwa Bagas sudah ada di dalam.

Mungkin saja Bagas tidak membawa motor, bisa saja cowok itu naik ojol juga seperti dirinya meskipun itu hal yang mustahil. Tara hanya mencoba untuk berpikir positif.

"Tara, akhirnya datang juga. Ayo masuk, Nak."

Begitu Tara memencet bel, pintu langsung terbuka dan menampilkan sosok mama Bagas yang berdiri dengan anggunnya.

"Kamu duduk dulu ya, sambil nunggu Bagas," ucap Mama mempersilakan Tara untuk duduk di salah satu sofa ruang tamu.

"Nunggu Bagas? Emang Bagas belum datang, Tan?" tanya Tara.

Mama menggeleng. "Padahal tadi Tante berharap Bagas datang bareng sama kamu kayak biasa."

Tara meringis, ia merasa bersalah karena sudah datang sendiri.

Memang selama ini Bagas sangat sulit diajak pulang ke rumah orang tuanya. Bagas akan mau pulang ke rumah orang tuanya apabila Tara yang mengajak dan Tara juga harus ikut.

Ini pertama kalinya juga bagi Tara datang sendirian ke rumah orang tua Bagas.

"Kamu lagi marahan sama Bagas, Tar?" tanya Mama.

Mama itu orang yang sangat peka terhadap sekitar, sehingga Mama bisa melihat raut wajah Tara yang berubah menjadi lesu saat melontarkan nama Bagas.

"Ya biasa, Tan," jawab Tara dengan suara yang kecil, tetapi masih bisa didengar oleh Mama.

Mama hanya mengangguk dan tidak bertanya lebih, biarkan itu menjadi masalah yang harus diselesaikan oleh Bagas dan Tara.

Sampai akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, tetapi Bagas tak kunjung datang.

Tara sudah berada di meja makan sejak 2 jam lalu bersama Mama dan Papa Bagas serta Billy.

"Sudah jam sembilan, lebih baik kita makan saja," kata Papa sambil membalikkan piring yang ada di hadapannya.

"Jangan dulu dong, Pa. Bagas belum datang, mungkin sebentar lagi," cegah Mama.

BagasTara [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang