Bagian 6

11.8K 372 5
                                        

Happy Reading

***

Kali ini Bagas membawa Tara pergi mengelilingi salah satu taman yang sangat terkenal di kota mereka. Belum pernah Bagas mengajak Tara pergi ke taman tersebut.

Tara pun turun dari motor setelah Bagas memarkirkan motornya di parkiran khusus sepeda motor. Tara membuka helmnya dan menyerahkannya pada Bagas. Ia tersenyum melihat keadaan taman yang tidak terlalu ramai, karena sejujurnya Tara tidak terlalu suka tempat yang sangat ramai orang. Tara juga lebih senang diajak pergi ke taman atau alam terbuka lainnya daripada ke mall seperti kebanyakan perempuan.

"Wah di sini keren banget, Gas!" seru Tara kegirangan.

Bagas ikut senang melihat Tara yang begitu antusias. "Lo bebas cari spot foto yang bagus."

Tara mengangguk, lalu berjalan begitu saka memasuki taman tanpa menunggu Bagas.

Begitu memasuki taman, Tara langsung menyiapkan kamera miliknya yang sejak tadi ia gantung di lehernya. Memang sebelum pergi ke taman, Bagas mengantarkan Tara pulang lebih dulu untuk berganti pakaian lalu mengambil kamera kesayanganya dan menjelaskan pada Ibu dan Ayah alasan Tara menginap di apartemen Bagas. Ibu dan Ayah tidak marah Tara menginap di tempat Bagas, karena mereka sudah sangat percaya sekali dengan Tara dan Bagas, bahwa keduanya tidak akan berbuat macam-macam.

Tara menggenggam kameranya, lalu ia letakkan tepat di depan wajah untuk bersiap mengambil suasana taman yang sedang tidak ada orang di depannya. Begitu selesai mengambil gambar, Tara memeriksa hasilnya dan ia tersenyum senang.

Alasan Tara lebih suka diajak jalan-jalan ke alam terbuka karena ia sangat suka memotret segala macam tentang alam. Selain suka menulis cerita fiksi, Tara juga sangat suka memotret hal-hal yang menurutnya sangat indah.

"Bagas, liat deh. Bagus gak?" tanya Tara sambil menunjukkan hasil jepretannya pada Bagas yang sudah berdiri di sampingnya.

Bagas mengangguk sambil tersenyum. "Bagus banget," ucapnya.

Tara tersenyum senang mendengar pujian Bagas.

"Di sini udaranya seger banget ya, Gas," ucap Tara sambil menghirup udara sedalam mungkin.

Taman tersebut memang banyak ditumbuhi berbagai tanaman hingga pepohonan, sehingga keadaan taman sangatlah terasa sejuk.

"Iya. Udah gih, kalau lo masih mau foto-foto," ucap Bagas, lalu berjalan ke arah bangku yang tadi sempat menjadi objek gambar Tara untuk memotret.

Tara berjalan mengikuti Bagas. "Hari ini temanya aku mau fotoin kamu."

"Gue lagi males foto, Tar," ujar Bagas menolak keras.

"Ih harus mau!" ucap Tara sambil menarik tangan Bagas untuk mengikutinya. "Ayo buruan!" lanjutnya.

Pagi sampai siang hari itu mereka habiskan untuk berkeliling taman yang ternyata sangat luas. Mereka asik berfoto menggunakan kamera Tara yang merupakan kado ulang tahunnya yang ke 17 dari Bagas. Setelah lelah berkeliling taman, Bagas dan Tara pun segera mencari makan siang karena perut mereka sudah protes ingin segera diisi.

***

Baru saja mood Bagas membaik tadi pagi karena melihat Tara yang senang diajak pergi berkeliling taman, tetapi malam ini mood Bagas harus hancur kembali karena orang tuanya yang menyuruh ia pulang ke rumah. Tadi saat baru saja sampai di apartemen setelah mengantarkan Tara pulang, tiba-tiba mamanya menghubungi Bagas dan ia harus ikut makan malam hari ini. Terpaksa Bagas pun datang karena ia tidak mau dicap sebagai anak durhaka gara-gara tidak mendengarkan keinginan orang tua.

BagasTara [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang