Bagian 4

8.2K 364 4
                                    

Happy Reading

***

Tara mematikan sejenak komputer yang ada di hadapannya. Sekarang waktunya istirahat dan makan siang, rencananya Tara akan makan siang bersama Harumi di salah satu restoran hotpot yang dekat dengan kantor mereka.

"Ayo, Tar, gue udah laper banget ini," ucap Harumi yang sudah berdiri di sebelah meja kerja Tara. Gadis itu sudah bersiap pergi sejak 10 menit sebelum waktunya istirahat. Katanya tadi pagi Harumi belum sempat sarapan sehingga saat ini dirinya benar-benar kelaparan.

"Iya-iya ayo," ujar Tara sambil berdiri dan menyampirkan tasnya di bahu sebelah kanannya.

Tara dan Harumi pun berjalan bersisian sambil sesekali membicarakan hal-hal random. Mulai dari membicarakan karyawan bagian ilustrator yang katanya sangat tampan sampai membicarakan bos mereka.

"Tiap hari gue berdoa supaya gue berjodoh sama pak Billy," ujar Harumi saat ia dan Tara membicarakan seseorang bernama Billy mereka dengan imajinasinya yang membayangkan hidup berkeluarga dengan si Billy itu. "Pasti anak gue sama beliau kalau cewek cantik banget kayak gue terus kalau cowok ganteng banget kayak dia," lanjutnya.

Tara hanya bisa terkekeh dan menggelengkan kepala mendengar Harumi dengan imajinasinya. "Ngehalu aja terus kamu, Rum."

"Yee, biarin aja," sahut Harumi sambil mencebikan bibirnya.

"Semoga doa kamu terkabul ya, Harumi."

Tara dan Harumi langsung menghentikan langkahnya begitu mendengar suara seseorang yang menyahuti pembicaraan mereka. Jantung mereka berdetak cepat, ah tidak hanya Harumi yang merasakan jantungnya berdetak tidak seperti biasanya.

Kompak, Tara dan Harumi pun membalikkan badan untuk melihat seseorang yang tadi berbicara pada mereka. Saat itulah mereka berdua melihat sosok pria tinggi dengan kemeja polos berwarna hitam dan dipadukan dengan celana bahan yang pas dengan kaki jenjangnya.

"Pak Billy," gumam Harumi, masih terkejut karena ia ketahuan berimajinasi menikah dengan pria tinggi itu.

Dia adalah Billy, Billy Arganta pemilik dari Argantapedia tempat Tara dan Harumi bekerja. Billy-lah sosok yang selalu dibicarakan oleh para karyawan perempuannya, seorang CEO perusahaan sekaligus sebagai pimpinan redaksi yang tampan dan sukses di usia mudanya.

"Selamat siang," sapa Billy sambil tersenyum dengan kedua tangan yang ia masukman ke saku celananya.

"Selamat siang, Pak," ucap Tara dan Harumi menyapa kembali sambil sedikit menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat. Billy memang memiliki kebijakan kepada seluruh karyawannya untuk pergi ke kantor dengan pakaian santai, tetapi kesopanan tetaplah nomor satu apalagi kepada atasan.

"Kalian mau makan siang?" tanya Billy menatap Tara dan Harumi bergantian.

"Iya, Pak," jawab Tara dengan senyumnya.

"Kalau begitu saya boleh gabung?" tanya Billy lagi yang berhasil membuat keduanya kembali terkejut.

Tara melirik ke arah Harumi yang hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya, mungkin gadis itu masih merasa malu.

"Boleh, Pak. Tapi kami akan makan siang di restoran hotpot dekat kantor," ucap Tara.

Harumi yang tadinya tertunduk pun langsung menoleh ke arah Tara karena mengizinkan Billy makan siang bersama mereka. Bukan Harumi tidak mau makan bersama bos tampan itu, tapi Harumi masih malu dengan kejadian yang baru saja terjadi. Bayangkan saja kalian membicarakan seseorang, mengagumi, bahkan sampai berimajinasi hidup bersama orang itu lalu ketahuan dengan orangnya langsung. Pasti sangat malu.

BagasTara [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang