Bagian 29

4.5K 197 5
                                    

Happy Reading

***

Bagas masih termenung di pinggir danau, ia sangat malas untuk pergi dari sana bahkan untuk kembali ke apartemennya saja Bagas malas.

Ponselnya terus bergetar, tetapi Bagas tidak berniat untuk melihat ponselnya. Selain malas untuk pergi dari tepi sungai itu, Bagas pun malas membalas berbagai pesan yang dikirimkan ketiga sahabatnya, Tara, ataupun Mama.

"Ternyata kamu di sini," ucap suara seseorang yang sangat Bagas kenali.

Bagas berdiri dan membalikkan badan, saat itulah Bagas melihat sosok Tara yang tersenyum ke arahnya, lalu Bagas juga melihat keberadaan Billy di belakang Tara.

Tara berjalan mendekati Bagas dengan senyum yang tidak luntur dari bibirnya.

"Kamu dari tadi di sini?" tanya Tara.

Bagas tidak menjawab, ia hanya menatap Tara dengan tatapan datarnya.

Tara melirik ke arah di mana tadi Bagas duduk, matanya tidak sengaja melihat banyak sekali sisa-sia puntung rokok.

"Kamu ngerokok?"

"Ngapain?"

Bukannya menjawab, Bagas malah balik bertanya yang tidak dimengerti Tara.

"Ngapain apa?"

"Ngapain ke sini?"

"Aku khawatir sama kamu, Gas. Chat aku gak kamu bales dari tadi, di telepon juga gak diangkat," jawab Tara.

Tara menunggu Bagas membalas perkataannya, tetapi sampai 3 menit setelahnya, Bagas tidak merespons apa-apa.

"Mama kamu juga khawatir sama kamu, Gas. Beliau udah masak lho, buat kamu," ucap Tara lagi.

Billy yang sejak tadi berdiri diam di belakang Tara pun melangkah maju mendekati Tara dan Bagas.

"Tara bener, Gas. Mama khawatir banget sama lo," ucap Billy membenarkan apa yang dikatakan oleh Tara tadi.

Bagas juga tidak membalas perkataan Billy, ia malah menatap Billy dengan tajam.

"Oke, gue mau minta maaf sama lo. Lo bener, Gas, gue ...," ucap Billy menghentikan sejenak perkataannya sambil melirik ke arah Tara sekilas, lalu kembali menatap Bagas, "gue suka sama Tara," lanjutnya.

Tentu saja pengakuan itu membuat Tara terkejut, bahkan ia menatap Billy tidak percaya. Sementara Bagas hanya mendengus dan terkekeh sejenak.

"Tapi, itu dulu. Jauh sebelum lo jadian sama Tara," kata Billy lagi.

"Gue sadar Tara juga cintanya sama lo, Gas. Maka dari itu gue memilih untuk mendem perasaan gue sendiri sampai akhirnya perasaan itu hilang."

"Hilang?"

"Iya."

"Lo yakin perasaan lo buat Tara udah hilang?" tanya Bagas tidak yakin.

"Yakin. Sekarang gue cuma anggap Tara kayak adek gue sendiri," jawab Billy dengan tegas.

Tidak lagi mendengar balasan dari Bagas, Billy pun beralih menatap Tara.

BagasTara [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang