Happy Reading
***
Bagas menghentikan motornya tepat di depan rumah sederhana milik keluarga Tara. Ia melepaskan helm setelah memastikan standar motornya terpasang dengan baik. Setelah itu Bagas berjalan memasuki pekarangan rumah Tara.Tok ... tok ... tok.
Bagas mengetuk pintu di depannya. Tidak menunggu waktu lama, pintu kayu itu terbuka dan menampilkan sesosok wanita paruh baya yang tersenyum ke arah Bagas.
"Taranya udah siap, Bu?" tanya Bagas pada Ibu setelah cowok dengan hoodie berwarna merah maroon itu menyalami tangannya.
"Masih siap-siap di kamar," jawab Ibu. Lalu menyuruh Bagas untuk menunggu di sofa ruang tamu.
"Eh ada Bagas."
Bagas yang tadinya akan duduk pun mengurungkan niatnya, ia bangkit kembali berdiri dan menyalami tangan pria paruh baya yang menyadari kehadirannya tadi.
"Yah," ucap Bagas sambil menyalami tangan Ayah.
"Mau ajak Tara liat kamu nyanyi di kafe?" tanya Ayah.
Kedua orang tua Tara memang tahu juga jika Bagas saat ini memiliki pekerjaan sebagai penyanyi di beberapa kafe sambil menunggu panggilan kerja.
"Iya, Yah," jawab Bagas. Saat ini Bagas sudah duduk di atas sofa dan di hadapannya ada Ayah. Ibu sedang pergi ke dapur untuk membuat minuman.
"Di kafe mana malam ini?" tanya Ayah lagi.
"Deket dari sini kok, Yah. Namanya kafe Neka," jawab Bagas.
Ayah mengangguk bersamaan dengan Ibu yang kembali dari dapur sambil membawa dua gelas. Masing-masing gelas berisi kopi hitam dan teh hangat. Kopi untuk Ayah dan teh untuk Bagas. Ibu tahu Bagas kurang menyukai kopi.
"Diminum dulu tehnya, Nak Bagas," ucap Ibu setelah duduk di sebelah Ayah.
"Makasih, Bu," ucap Bagas, lalu mengambil gelas berisi teh yang Ibu letakkan di atas meja dan meminumnya.
Bagas, Ayah, dan Ibu pun membicarakan banyak hal sambil menunggu Tara yang sedang bersiap di kamarnya.
Sepuluh menit kemudian, Tara pun akhirnya keluar dari kamar dengan penampilan yang casual menampilkan kecantikan gadis itu. Sampai Bagas tidak berkedip melihat sahabatnya itu.
Malam ini Tara menggunakan kemeja kotak-kotak berwarna hitam-putih dengan semua kancing yang terbuka sehingga menampilkan tank top crop berwarna hitam, celana jeans biru yang bawahnya digulung, dan rambutnya yang ia biarkan terurai.
Entah kenapa Bagas merasa penampilan Tara malam ini sangat membuatnya terpesona, gadis itu terlihat sangat cantik padahal Tara hanya berdandan seperti biasanya dengan make up natural ala Tara. Tidak ada yang istimewa, tetapi bisa membuat jantung Bagas berdegak tak karuan saat melihatnya.
"Ayo, Gas, kita berangkat," ucap Tara berhasil mengembalikan Bagas dari lamunannya.
"Ah iya, ayo," jawab Bagas terlihat gugup. Cowok itu bangkin berdiri setelah menghabiskan segelas teh hangat yang dibuatkan oleh Ibu.
"Jangan pulang lebih terlalu malam ya," pesan Ayah yang langsunh dijawab dengan gerakan hormat oleh Bagas.
Setelah itu Bagas dan Tara pun pergi menuju kafe Neka, tempat di mana Bagas akan bernyanyi malam ini.
***
"Wah rame juga malam ini ya, Gas," ucap Tara setelah turun dari motor Bagas dan memberikan helm kepada cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BagasTara [E N D]
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bagas Aditya, hobinya sering keluar-masuk club malam bahkan sering kali bermain bersama dengan seorang wanita di hotel. Setelah lulus kuliah belum juga mendapat pekerjaan tetap. Sampai akhirnya seorang gadis bernama Ravanea...