Happy Reading
***
Hari ini Bagas berencana akan pergi ke rumah orang tuanya, ia berniat memperbaiki hubungannya dengan sang Papa.
Jujur saja, Bagas juga sudah lelah jika harus terus-menerus menghindar dari Papa. Bagas juga sangat merindukan Papa.
Dengan pakaian santai yang hanya menggunakan kaus berwarna hitam yang dipadulan dengan jaket denim, serta celana jeans hitam, Bagas keluar dari apartemennya.
Bagas pun berjalan menuju basement, ia akan pergi menggunakan motornya agar terhindar dari segala kemacetan kota.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi Bagas untuk sampai di rumah kedua orang tuanya.
Setelah sampai Bagas langsung memarkirkan motornya di halaman rumah mewah tersebut.
Sebelum memencet bel yang terletak di sebelah pintu, Bagas mencoba untuk memperbaiki penampilannya yang agak berantak akibat terkena angin di jalan tadi, lalu ia menghela napas.
Entahlah saat ini Bagas merasa sangat gugup, padahal ia hanya ingin bertemu dengan kedua orang tuanya.
Ketika dirinya sudah yakin, Bagas pun memencet bel tersebut. Kemudian tak lama seorang asisten rumah tangga muncul dari balik pintu tersebut.
"Eh, Den Bagas. Ayo masuk, Den," ucap seorang asisten rumah tangga tersebut mempersilakan Bagas untuk masuk.
Bagas mengangguk sopan sambil tersenyum, lalu ia berjalan masuk.
"Papa sama Mama ada di rumah, Bi?"
"Ada, Den. Di halaman belakang lagi ngopi."
Setelah mengucapkan terima kasih, Bagas pun berjalan menuju halaman belakang rumahnya.
Bagas terdiam di ambang pintu saat melihat kedua orang tuanya yang duduk bersebelahan dan saling merangkul mesra. Ada senyum yang menghiasi wajah kedua orang tuanya, tetapi Bagas tidak tahu apa yang membuat mereka tersenyum.
"Kenapa gue baru sadar sekarang, kalau wajah Mama sama Papa semakin menua?" gumam Bagas saat sadar banyak kerutan yang menghiasi wajah kedua orang tuanya.
Sekarang Bagas sadar, banyak waktu yang ia buang secara sia-sia hanya karena keegoisannya. Selama ini Bagas hanya memikirkan dirinya sendiri, menganggap bahwa dirinya yang merasa terbuang dari keluarga hanya karena Papa selalu membandingkan dirinya dengan Billy.
Bagas menggelengkan kepala, ia tidak mau memikirkan permasalahan yang sudah terjadi. Saat ini yang harus Bagas lakukan adalah meminta ampun kepada orang tuanya.
Dengan hati yang mantap, Bagas langsung berjalan mendekati kedua orang tuanya.
"Ma, Pa."
Mama dan Papa terkejut dengan kehadiran Bagas yang tiba-tiba, sampai mereka saling melepas rangkulan.
"Bagas, kapan kamu datang, Nak?" tanya Mama.
Bagas tidak menjawab, ia langsung berlutut di hadapan kedua orang tuanya.
"Bagas minta maaf. Maaf selama ini Bagas udah egois, maaf selama ini Bagas selalu bantah omongan Papa sama Mama. Bagas minta maaf karena sempet benci sama Papa karena Papa selalu bandingin Bagas sama Billy. Bagas salah, Bagas minta maaf," ucap Bagas dengan suara yang semakin memelan.
Mama yang melihat Bagas meminta maaf sampai harus bersujud seperti itu pun dibuat terharu, matanya sudah berkaca-kaca. Sementara Papa juga menatap Bagas tidak percaya, anak laki-lakinya itu mau menurunkan egonya dan meminta maaf kepadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BagasTara [E N D]
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bagas Aditya, hobinya sering keluar-masuk club malam bahkan sering kali bermain bersama dengan seorang wanita di hotel. Setelah lulus kuliah belum juga mendapat pekerjaan tetap. Sampai akhirnya seorang gadis bernama Ravanea...