Bagian 12

5.5K 223 2
                                    

Happy 1k readers, terima kasih yang sudah meluangkan waktu buat mampir ke cerita ini. 🎉😁

***

Happy Reading

***

Bagas sedang duduk pada kursi yang ia sediakan khusus diletakkan di balkon apartemennya, tempat di mana Bagas bisa menikmati angin malam seperti saat ini. Ditemani dengan segelas coklat panas, selain teh hangat Bagas memang lebih menyukai coklat panas dibandingkan kopi. Bisa dikatakan Bagas agak sedikit alergi dengan kopi, jika ia meminum kopi asam lambungnya pasti akan naik. Maka dari itu Bagas tidak pernah meminum kopi lagi.

Selain segelas coklat panas yang menemaninya malam ini, sebuah gitar juga menemaninya. Sejak 10 menit yang lalu Bagas hanya memetik gitarnya random tanpa ada sebuah lagu yang dimainkannya. Sampai akhirnya sebuah lagu berjudul 'Little Things' yang dipopulerkan oleh sebuah boy group bernama One Direction itu dinyanyikan oleh Bagas.

Selagi permainan gitar dan juga suaranya menyanyikan lagu tersebut, pikiran Bagas terbayang pada sosok gadis yang selama 5 tahun ini menjadi sahabatnya.

Your hand fits in mine like it's made just for me.
But bear this in mind, it was meant to be.
And I'm joining up the dots with the freckles on your cheeks.
And it all makes sense to me.

Bagas ingat dirinya serta Tara sering kali bergandengan tangan dan baru kali ini Bagas menyadari tangan yang selalu dingenggamnya itu sangat pas bertautan dengan tangannya. Sebuah senyum tipis terbit di wajah manis Bagas.

I know you've never loved the crinkles by your eyes when you smile.
You've never loved your stomach or your thighs.
The dimples in your back at the bottom of your spine.
But I'll love them endlessly.

Bagas juga ingat saat Tara mengeluh ada sedikit kerutan halus saat gadis itu tertawa di ujung matanya. Tara hanyalah gadis kebanyakan pada umumnya yang takut jika kerutan itu tertanam permanen di kulitnya, padahal Tara masih sangat muda. Bagas tidak peduli tentang kerutan apa pun yang Bagas pedulikan hanya senyum manis yang gadis itu tampilkan, yang terkadang membuat darah Bagas berdesir saat melihatnya.

I won't let these little things slip out of my mouth.
But if I do, it's you.
Oh, it's you, they add up to.
I'm in love with you.

Apakah benar saat ini Bagas sedang merasakan jatuh cinta? Jatuh cinta pada sosok gadis yang berstatus sebagai sahabatnya itu.

And all these little things.

Entahlah Bagas belum bisa benar-benar yakin akan perasaannya. Jika memang benar ia jatuh cinta pada Tara, ada satu hal yang Bagas takuti. Tara hanya menganggap Bagas sebatas sahabatnya, itu artinya perasaan Bagas bertepuk sebelah tangan. Baru membayangkannya saja membuat dada Bagas terasa nyeri.

Bagas pun menyudahi permainan gitarnya, lalu menghabiskan coklat panasnya sebelum masuk ke dalam kamar apartemennya. Tepat ketika Bagas menutup pintu balkon, sebuah bel berbunyi menandakan ada tamu yang mampir ke apartemennya.

Bagas melirik jam berbentuk kotak yang ia letakkan di atas nakas. Waktu menunjukkan pukul 22.30, sudah hampir larut malam. Dalam hati Bagas bertanya-tanya siapa yang bertamu selarut ini.

Penasaran, Bagas pun berjalan menuju pintu untuk mengetahui siapa tamu yang datang. Sebelum membukakan pintu, Bagas melihat ke arah intercome untuk mengetahui tamunya karena jika Bagas tidak melihatnya lebih dulu, Bagas takut jika yang datang seorang penjahat karena memang tidak biasanya ada tamu selarut ini mendatangi apartemennya.

BagasTara [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang