Bagian 25

4.7K 203 5
                                    

Happy Reading

***

Entah sudah ke berapa kali Tara menghela napas hari ini, mungkin jika dihitung sudah sampai puluhan. Terdengar sangat berlebihan, tetapi itu memang kenyataan. Sebab, sejak tadi Harumi terus menerornya dengan kata-kata 'traktiran'.

Kemarin memang Tara menjanjikan akan membayarkan makan siang untuk Harumi sebagai tanda 'pajak jadian' katanya.

Sebenarnya bagi Tara hal seperti itu tidak perlu lagi dilakukan oleh orang dewasa seperti mereka, karena biasanya 'pajak jadian' dilakukan oleh  anak-anak remaja yang baru mengenal cinta. Tak apalah, hitung-hitung berbagi rezeki, pikir Tara.

"Buruan dong, Tar, gue udah laper, nih," ucap Harumi yang berdiri di hadapan meja kerja Tara dari 5 menit yang lalu.

Tara menghela napas, berharap kesarabarannya masih ada meskipun tinggal seperempat.

"Ini masih ada yang harus aku edit, Rum," kata Tara tanpa menoleh.

Harumi semakin mencak-mencak, perutnya sejak tadi sudah berdemo minta diisi.

"Nih, aku kasih uangnya dan kamu makan sendiri," ucap Tara sambil menyerahkan selembar uang berwarna merah kepada Harumi.

Bukannya senang, Harumi malah kembali memberenggut.

"Gue itu maunya makan sama lo, sama cowok lo juga!" protes Harumi.

Enak saja Tara menyuruhnya makan sendiri, jiwa jomlonya tentu saja bergejolak.

"Ngapain mau makan sama cowok aku juga?" tanya Tara, kali ini sambil menatap Harumi dengan heran.

"Ya, gue kan mau kenal juga sama cowok lo, siapa tau cowok lo punya temen terus dikenalin deh ke gue."

Tara hanya menggelengkan kepala, se-ngebet itu Harumi ingin memiliki seorang kekasih. Maklum, sudah lama tidak ada yang mengisi ruang kosong di hatinya dan mengenggam tangannya ketika pergi jalan-jalan.

"Aku masih ada kerjaan, ini deadline-nya jam satu nanti sekalian ketemu sama penulisnya, terus Bagas juga hari ini gak makan siang bareng aku," jelas Tara.

"Kenapa?"

"Dia ada makan siang bersama sama rekan kerjanya di kantor."

Harumi menghela napas, hari ini ia gagal mendapat traktiran. Bisa saja Harumi menerima uang dari Tara dan pergi makan siang sendiri, tetapi rasanya tidak enak jika harus menikmati makan siang sendiri dengan uang orang lain. Jika menggunakan uangnya sendiri sih enak-enak saja.

"Ya udah deh, besok aja. Hari ini gue beli sendiri aja," ucap Harumi.

"Gapapa ini ambil aja, dari kemarin kamu kan minta PJ," kata Tara kembali menyodorkan uangnya.

"Besok aja deh, gak enak gue makan sendiri pake uang orang."

Tara pun mengangguk dan kembali memasukkan uang ke dalam dompetnya. Sementara Harumi pergi makan siang sendiri atau mungkin ia akan mengajak rekan kerjanya yang lain, tentu saja hanya yang Harumi kenal dan dekat dengannya. Harumi bukan sosok yang SKSD alias Sok Kenal Sok Dekat kepada orang lain.

***

Bagas duduk dengan tenang di samping pak Tito sambil menunggu makanan pesanan mereka datang. Rasanya sangat canggung sekali karena ini kali pertama Bagas diajak makan siang oleh atasannya sendiri.

Lebih canggung lagi ketika Bagas tahu bahwa ia tidak makan dengan pak Tito saja, melainkan dengan para petinggi lainnya seperti manajer HRD, manajer pemasaran dan juga 3 orang manajer lainnya. Hanya Bagas satu-satunya bawahan dan juga bisa dibilang masih anak baru di tempat perusahaannya bekerja.

BagasTara [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang