Happy Reading
***
Tara menatap pantulan dirinya pada cermin, ia tersenyum saat seorang MUA merias wajahnya dengan begitu apik sampai Tara sendiri pangling dengan wajahnya. Riasannya tidak terlalu tebal, mungkin bisa dikatakan natural, tetapi mampu menambah kecantikan pada wajah Tara.
"Keluarga Bagas udah siap," ucap Ibu yang baru saja memasuki kamar Tara.
Senyum di wajah Tara menghilang, digantikan dengan raut wajah tegang.
Hari ini akan dilaksanakan acara pertunangan antara Bagas dan Tara. Rasanya sangat bahagia ketika Bagas memberitahu jika laki-laki itu akan meresmikan hubungan mereka menjadi sebuah hubungan yang selangkah lebih serius.
"Tara deg-degan, Bu," ucap Tara sambil memegangi dadanya.
Ibu tersenyum, lalu mengusap bahu anak gadisnya itu. "Ini baru tunangan, belum nikah."
Tara sedikit mengerucutkan bibirnya saat mendengar suara Ibu yang menggoda dirinya.
Memang ini baru acara pertunangan, tetapi tetap saja membuat Tara gugup.
"Ayo turun."
Tara berdiri dari duduknya, lalu tangan sebelah kanan digandeng oleh Ibu. Mereka pun keluar dari kamar hotel tempat di mana Bagas dan Tara akan melangsungkan acara pertunangan.
Sebenarnya Tara ingin acara pertunangan dirinya dan Bagas dilakukan secara sederhana, cukup di rumah Tara atau di rumah Bagas saja. Namun, keluaga Bagas menolak mereka ingin acara dilakukan di sebuah hotel berbintang.
Saat ini Tara sudah berdiri di samping Bagas. Mereka berdua menjadi pusat perhatian seluruh tamu undangan. Tara yang cantik menggunakan kebaya putih dan juga Bagas yang sangat terlihat tampan dengan kemeja batik yang digunakannya. Mereka benar-benar pasangan yang serasi.
"Oke, sekarang waktunya kita lihat pasangan serasi ini menyematkan cincin di jari masing-masing!" seru seorang pembawa acara yang sejak dari awal memeriahkan acara pertunangan Bagas dan Tara.
Bagas dan Tara pun kini saling berdiri berhadapan, saling melemper senyum.
Seseorang berdiri di tengah-tengah Bagas dan Tara untuk menyerahkan cincin pertunangan.
Diawali dengan Bagas yang menyematkan cincin pada tangan kiri Tara, tepatnya pada jari manis gadis itu. Kemudian Tara pun melakukan hal yang sama.
Tepuk tangan meriah terdengar saat Bagas dan Tara selesai menyematkan cincin di tangan masing-masing.
Bagas mencium kening Tara, dan Tara memejamkan matanya. Dari ciuman itu Tara merasakan kasih sayang dan cinta yang teramat besar, yang Bagas berikan untuk dirinya.
"Gak akan lama, setelah ini cincin itu akan pindah ke jari manis tangan kanan kamu, Sayang," gumam Bagas setelah ia melepaskan ciuman pada kening Tara.
Tara tersenyum mendengarnya. "Terima kasih, Bagas," gumamnya.
"No, aku yang harusnya bilang terima kasih. Terima kasih kamu udah mau nerima aku apa adanya."
"WOY! DI SINI MASIH ADA TAMU, JANGAN BISIK-BISIK MANJA GITU, DONG!" teriak Ethan saat menyadari pasangan yang baru saja resmi bertunangan itu hanya berbicara berdua sambil berbisik.
Bagas mendengus kesal, sementara Tara malu. Mereka pun kembali menghadap depan untuk melihat para tamu yang hadir.
Bagas dan Tara pun turun dari panggung untuk menemui tamu undangan mereka.
"Selamat ya, Tar. Sebentar lagi resmi jadi nyonya Aditya," ucap Harumi yang hari ini tampil tak kalah cantiknya.
"Selamat buat kalian berdua." Itu suara Billy, yang berdiri di samping Harumi.
"Makasih, Kak, Rum," ucap Tara yang diikuti oleh Bagas.
"Bentar, kalian lagi deket?" tanya Bagas menyadari posisi berdiri Harumi dan Billy sangat dekat. Tidak hanya itu Bagas juga tahu jika dari awal Billy datang bersama Harumi.
Harumi dan Billy yang ditanya seperti itu menjadi salah tingkah.
"Ciiee ... cepetan nyusul ya, Rum, Kak," kata Tara menggoda pasangan itu.
Setelah itu Bagas dan Tara pergi menemui kedua orang tua mereka yang duduk di tempat khusus.
"Selamat ya, kalian sekarang resmi tunangan," ucap Mama sambil memeluk Tara dan Bagas secara bergantian begitu juga dengan Ibu.
"Ayah titip Tara pada kamu, Bagas," ucap Ayah menepuk bahu Bagas.
"Papa pengen kalian cepet-cepet nikah sih," celetuk Papa tiba-tiba.
"Dua bulan lagi, Pa," jawab Bagas.
Semua terkejut mendengat perkataan Bagas, kecuali Papa dan Ayah karena ketiga laki-laki itu sudah mendiskusikannya lebih dulu.
"Kok dua bulang lagi, emang gak kecepetan?" tanya Tara pada Bagas.
"Itu udah paling lama menurut aku, Yang. Aku pengen kamu jadi milik aku seutuhnya dan secepatnya," jawab Bagas.
Bagas Aditya dan sikap memaksanya. Tara tidak akan bisa mengelak apa yang sudah Bagas putuskan.
Dan begitulah kisah Bagas-Tara, hanya sebuah kisah klise, tetapi mereka memiliki cerita mereka sendiri.
***
Terima kasih aku ucapkan sekali lagi untuk kalian yang sudab meluangkan waktu membaca cerita ini.
Sampai jumpa di kisah yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
BagasTara [E N D]
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bagas Aditya, hobinya sering keluar-masuk club malam bahkan sering kali bermain bersama dengan seorang wanita di hotel. Setelah lulus kuliah belum juga mendapat pekerjaan tetap. Sampai akhirnya seorang gadis bernama Ravanea...