Happy Reading
***
Hari pertama Bagas bekerja, ia merasa sangat senang karena rekan kerjanya di kantor menyambutnya dengan hangat. Senyuman tak kunjung lenyap dari wajah tampannya.
Waktu istirahat makan siang akan berlangsung sebentar lagi, rencananya Bagas akan kembali mengajak Tara untuk makan siang bersama lagi. Saat ini Bagas sedang bertukar pesan dengan Tara untuk janjian makan siang.
Bagas Aditya
Tar!
TararararaRavanea Tara
Apa Bagas?Bagas Aditya
Makan siang bareng lagi kuyRavanea Tara
Ayo deh
Kamu mau jemput aku?Bagas Aditya
Iya
10 menit dari sekarang
Aku udah sampai di kantor kamuRavanea Tara
10 menit?
Kantor kamu kan jauh
Jangan ngebut-ngebut, GasBagas Aditya
Aku gak ngebut
Cuma sedikit cepet ajaRavanea Tara
Ck
Jangan suka aneh-anehBagas Aditya
Oke aku OTW
Bye
😙Setelah itu Bagas memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Sepertinya Tara kembali membalas pesannya karena ponselnya terasa bergetar, tetapi Bagas tidak menghiraukanya ia memilih untuk segera bersiap menjemput Tara.
Bagas berjalan keluar dari ruangannya. Cowok itu memang memiliki ruangan pribadi dengan posisinya sebagai asisten manajer keuangan.
Beberapa rekan kerja Bagas yang masih ada di ruangan—sebagian sudah tidak ada di ruangan, mengingat saat ini sudah waktunya jam makan siang—menyapa cowok itu ketika Bagas keluar dari ruangannya. Tentu saja Bagas juga menyapa balik sambil tersenyum sopan. Meskipun saat ini posisi jabatannya lebih sedikit tinggi dari staff-staff keuangan yang menyapanya dari kubikel tempat kerja masing-masing, tetapi Bagas juga harus ingat kesopanannya karena ia saat sini masih junior.
"Hei, Bagas. Mau ke mana?" Bagas berbalik badan begitu ada seseorang yang bertanya padanya.
Bagas menunduk sopan saat tahu orang yang menyapanya barusan adalah sang atasan, yaitu manajer keuangannya.
"Siang, Pak. Saya izin makan siang di luar," ucap Bagas.
Pak Tito—manajer keuangan—mengangguk, lalu berjalan menghampiri Bagas.
"Makan siang bareng saya mau?" tawar pak Tito sambil menepuk bahu Bagas.
Tentu saja hal itu membuat Bagas menjadi galau, ia sudah janji dengan Tara akan menjemput gadis itu dan akan pergi makan siang bersama. Namun, Bagas juga tidak enak jika harus menolak ajakan atasannya. Bagas tidak mengira jika pak Tito akan mengajaknya makan siang bersama.
Melihat ada keraguan dari ekspresi Bagas, pak Tito pun terkekeh. "Kamu sudah punya janji dengan yang lain?" tanya pak Tito menebak.
Bagas berdehem. "I—iya, Pak," jawab Bagas dengan gugup.
Pak Tito mengangguk paham. "Ya sudah tidak apa-apa. Lain kali mungkin?"
"Maaf, Pak, saya jadi gak enak sama Bapak," ucap Bagas.
"Ah, tidak apa-apa. Lagian saya yang salah gak nanya dulu sama kamu, kamu udah punya janji apa belum buat makan siang," ujar pak Tito lagi-lagi menepuk bahu Bagas.

KAMU SEDANG MEMBACA
BagasTara [E N D]
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bagas Aditya, hobinya sering keluar-masuk club malam bahkan sering kali bermain bersama dengan seorang wanita di hotel. Setelah lulus kuliah belum juga mendapat pekerjaan tetap. Sampai akhirnya seorang gadis bernama Ravanea...