Bagian 27

4.1K 193 1
                                    

Happy Reading

***

Bagas terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara alarm yang berasal dari ponselnya. Tangannya terulur ke atas nakas untuk meraih ponsel.

Kosong.

Tidak ada notifikasi apa pun selain notifikasi hari, tanggal, dan waktu.

Bagas pun melempar ponselnya ke arah samping.

Setelah kemarin ia sempat beradu argumen dengan Tara, ia belum menghubungi Tara lagi dan begitu sebaliknya.

Bagas kembali memejamkan mata, hari ini ia berencana untuk berdiam diri saja di apartemen karena hari ini adalah weekend. Bagas ingin memanfaatkan waktunya untuk beristirahat dan kembali melanjutkan mimpinya.

Namun, suara dari perutnya tidak bisa diajak bekerja sama lagi untuk kembali tidur.

"Ternyata cacing-cacing gue minta diisi," gumam Bagas sambil mengelus perutnya.

Maka dari itu Bagas pun bangkit dari tempat tidur, lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah dirasa tubuhnya sudah wangi dan segar, Bagas berencana pergi keluar untuk mencari sarapan.

Ada rasa sedih di hati Bagas karena biasanya weekend seperti sekarang pasti ada Tara yang datang ke apartemennya, lalu membuatkannya sarapan setelah itu Tara akan meminta Bagas untuk menemaninya mencari spot foto yang bagus.

Bagas memilih berjalan kaki untuk mencari sarapan, sekalian berolahraga. Karena Bagas juga berniat mencari sarapan yang ada di dekat apartemennya saja, ia sedang malas untuk berpergian jauh.

Setelah berjalan selama lima menit, Bagas pun menemukan sebuah toko roti dan melihat menu yang dirasa sangat menggugah seleranya.

Baru saja Bagas memasuki toko tersebut, matanya tidak sengaja melihat dua orang yang sangat dikenalnya sedang duduk berdua.

Tentu saja hati Bagas panas melihatnya, ia pun menghampiri dua orang tersebut.

"Ohh ... jadi selain di kantor, kalian berduaan juga di sini?"

Tara dan Billy. Ya, mereka berdua yang dilihat oleh Bagas.

"Bagas?" gumam Tara yang refleks langsung berdiri dari duduknya.

Tara cukup terkejut dengan kehadiran Bagas yang tiba-tiba.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Tara.

"Sarapan," jawab Bagas, lalu pergi begitu saja.

"Bagas tunggu!" ucap Tara dengan suara yang agak keras. "Kak, sebentar ya aku susul Bagas dulu."

Billy hanya mengangguk.

"Bagas."

Tara berhasil mencekal tangan Bagas tepat di depan pintu toko roti tersebut. Tara pun menarik Bagas bergeser ke samping agar tidak menghalangi pintu.

"Aku sama kak Billy di sini lagi nunggu klien," ucap Tara mencoba untuk menjelaskan agar Bagas tidak salah paham.

"Sambil pacaran?"

"Pacaran apa, sih? Kami itu cuma lagi kerja, Gas."

Bagas hanya mengangguk, lalu berniat untuk pergi lagi, tetapi Tara masih memegang tangannya dengan erat.

BagasTara [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang