Happy Reading
***
Bagas dan Billy masih di tempat yang sama padahal hari sudah mulai sore, mereka terdiam sambil menikmati caffe latte milik masing-masing.
"Lo jangan pernah benci Papa, Gas," ucap Billy memecahkan keheningan di antara mereka.
"Papa itu sayang banget sama lo," lanjut Billy.
"Papa selalu bandingin gue sama lo," ucap Bagas lirih, matanya menatap ke arah gelas yang ia genggam.
"Itu cara Papa biar lo semangat."
"Tapi, gak harus ngebandingin juga. Lo tau rasanya dibandingin? Sakit, Bill, serasa yang anak pungut itu gue bukan lo."
Bagas kembali terpancing emosi ketika mendengar perkataan Billy yang sangat sensitif baginya. Billy seperti menganggap sepele jika Bagas dibandingkan dengan dirinya.
"Oke, gue minta maaf, tapi beneran, Gas. Papa itu sayang banget sama lo. Sekali lagi gue tegasin, Papa. Sayang. Banget. Sama. Lo. Sekarang gue mau lo pulang ke rumah, dan peluk Papa."
"Peluk?" tanya Bagas sambil terkekeh.
"Iya, Papa kangen dipeluk sama lo. Papa selalu ngeluh sama gue kenapa lo gak pernah pulang ke rumah, Papa juga selalu bilang kangen dan pengen banget meluk lo, Gas."
"Kenapa Papa gak bilang langsung aja sama gue? Tiap ketemu malah ngajak ribut."
"Gengsi. Papa itu gengsi, sama kayak lo. Kalian berdua itu mirip banget. Jadi, gue mohon sekarang lo yang turunin ego lo demi Papa. Kalau salah satu dari kalian gak ada yang ngalah, kalian akan tetep kayak gini terus."
Billy benar, Bagas selama ini juga sangat merindukan papanya. Entah sudah berapa lama sejak terakhir kali Bagas bisa memeluk Papa, menceritakan tentang kegiatannya pada Papa. Sudah lama sekali, sampai Bagas pun tidak ingat.
Billy juga benar, jika Bagas dan Papa sama-sama gengsi dan lebih memilih ego masing-masing.
"Oke, gue pulang," gumam Bagas dengan suara lirih, tetapi masih bisa didengar oleh Billy.
Billy tersenyum senang, akhirnya Bagas mau sedikit mengalah. Billy berharap setelah ini kehidupan keluarganya akan lebih baik.
***
Tara yang sedang bersantai di kamarnya, terkekeh saat mendapat pesan dari Bagas. Cowok itu mengajaknya untuk bertemu.
Segeralah Tara bangkit dari rebahannya untuk bersiap.
"Cuci muka aja kali ya, tadi aku udah mandi," ucap Tara bermonolog. Setelah itu ia berjalan keluar kamar menuju kamar mandi.
Sudah diceritakan bukan jika rumah Tara ini sangat sederhana? Tara tidak memiliki kamar mandi sendiri di dalam kamarnya seperti kamar orang kaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BagasTara [E N D]
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bagas Aditya, hobinya sering keluar-masuk club malam bahkan sering kali bermain bersama dengan seorang wanita di hotel. Setelah lulus kuliah belum juga mendapat pekerjaan tetap. Sampai akhirnya seorang gadis bernama Ravanea...