Vana povPagi ini aku sengaja bangun lebih pagi dari biasanya karena aku ingin pergi kerumah murid yang aku ganggu kemarin lebih dulu sebelum berangkat ke sekolah. Aku harus memenuhi janjiku pada papah.
"Dia mau gak yah maafin gue secara gue juga udah keterlaluan banget ngatain dia kemarin." Ucapku merasa sedikit cemas.
Ngomong-ngomong sepertinya aku memang harus berhenti menindas orang lain karena melihat mension mewah didepannku ini membuatku merasa sedikit malu mengingat bagaimana aku menghinanya tentang kekayakaan. Aku menghinanya sebagai orang miskin tapi melihatnya sekarang sepertinya dia jauh dari kata itu."Orang tua Rava ada gak yah dirumah? Duh kenapa gue jadi gugup kayak gini sih udah kayak mau ketemu calon mertua aja." Ucapku tidak sadar menggigiti Jari-jariku.
"Apaan sih, Vana! kok lo malah ngomong kayak gini sih. Gak bener nih mulut, butuh gue sekolahin lagi." Aku memukul mulutku saat menyadari apa yang aku katakan.
"Udahlah masuk aja dari pada entar gue diomelin sama papah lagi kan gak lucu kalau pipi gue jadi ada cap jarinya." Ucapku lagi sebelum berjalan pelan kearah gerbang yang terkunci.
"Hello! Anybody here?!"
"Ini penjaga gerbangnya pada kemana sih? Kok gak ada yang jagain nih gerbang kalau ada maling gimana coba."
"Halo! Pak hellokity! Eh, salah! Pak security bukan gerbangnya dong!" Aku berteriak sekeras mungkin sambil menggoyangkan gerbang itu hingga menimbulkan suara yang menganggu.
Karin yang baru saja terbangun dari tidurnya pun segera beranjak dari kasurnya dan berlari turun saat ia mendengar suara kegaduhan dari depan mension nya.
"Siapa dia?"
Karin menatap bingung kearah orang asing yang terlihat mengamuk di depan gerbang mension nya. Tidak ingin membuat para tetangganya terganggu, ia segera berlari menghampiri Vana.
"Hai, kamu siapa yah?" Sapa Karin dari balik gerbang. Ia belum mau membukanya karena ia harus memastikan siapa orang asing ini.
"Ha.. hai juga kak, nama saya Vana dan saya temen kelasnya Rava." Sapaku juga sambil tersenyum canggung.
"Sejak kapan Rava punya temen? cewek lagi." Batin Karin menatap Vana dengan tatapan yang intens.
"Oh.. temennya Rava yah. Ada apa yah kok kamu dateng kesini pagi banget Ini baru jam enam pagi loh." Tanya Karin melirik kearah langit yang masih terlihat lumayan gelap.
"Saya kesini karena saya punya urusan sama Rava kak. Saya kesini juga mau minta maaf sama dia."
"Minta maaf? Kamu ada masalah apa sama adik saya? Perasaan baru kemarin dia masuk sekolah kok udah punya masalah aja." Tanya Karin yang memang tidak tahu apa yang terjadi pada adiknya itu karena Rava tidak pernah bercerita. Kelas mereka berdua pun tidak berdekatan hal hasil Karin tidak bisa mengawasi adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVANA [ON GOING]
Teen Fiction⚠️Banyak kata umpatan⚠️ ⚠️Terdapat banyak adegan pembunuhan⚠️ Rava, hanya seorang anak kecil biasa sampai akhirnya datang sekelompok orang bersenjata membunuh kedua orangtuanya hingga merubah kehidupannya sepenuhnya. Semua tujuan hidupnya hanya terp...