chapter 13

82 62 94
                                    

Beberapa menit kemudian, Rava masih setia menunggu Vana untuk menghabiskan ice creamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa menit kemudian, Rava masih setia menunggu Vana untuk menghabiskan ice creamnya. Ia menunggu tanpa protes sedikit pun karena Rava juga menikmati suasana tenang dan asri di taman itu.

"Hei." Vana menoleh kearah Rava.

"Sudah selesai?" Tanya Rava

Vana menganggukkan kepalanya.

"Thanks." Ucap Vana untuk yang kesekian kalinya.

"For what?"

"Karena lo udah nolongin gue dan kasih gue ice cream ini." Vana menunjukkan ice creamnya yang tersisa sedikit itu.

"Tidak masalah untukku, kamu tidak perlu mengucapkan terima kasih terus menerus. Aku memberikannya agar kamu bisa melupakan kejadian tadi pagi." Jawab Rava.

"Yaudah terserah lo aja. Oh iya, sekarang udah jam berapa sih?" Tanya Vana sedikit mencondongkan tubuhnya kearah Rava untuk mengintip jam tangannya.

"Sudah lewat jam pelajaran pertama." Rava menjawab dengan santai setelah melirik kearah jam tangan rolex miliknya.

"Apa?! Ma.. maafin gue yah Rava karena gara-gara gue kita jadi telat kayak gini." Vana menunduk karena merasa bersalah. 

"It's okey, lagi pula tujuanku ke sekolah hari ini bukan untuk belajar tapi aku akan bertemu seseorang."

"Bertemu seseorang? Siapa?" Tanya Vana penasaran. Bukankah Rava itu cuek kenapa sekarang bisa mendapat teman secepat itu.

"Viona Raenalin, nama panggilannya Viona. Dia murid kelas sebelah." 

"Kok lo bisa ketemu sama dia?" Vana bertanya sambil menatap intens kearah Rava. Ia merasa sedikit terusik mengetahui jika Rava sedang dekat dengan orang lain dengan mudah bahkan sudah ada rencana untuk bertemu.

"Aku bertemu dengannya di sebuah toko buku kemarin. Aku menolongnya saat ia kesulitan mengambil sebuah buku setelah itu kita berbincang dan saling bertukar nomer ponsel karena menurutku dia cocok dengan sifatku yang seperti ini." Jelas Rava menatap Vana lembut berbeda dengan Vana yang malah menatapnya tajam.

"Lo tukeran nomer handphone sama dia? Semudah itu?" Kaget Vana tanpa sadar meremas lengan Rava karena merasa tidak terima.

"Sialan! Gue aja belum punya nomernya Rava, bisa-bisanya dia duluin gue." Ucap Vana dalam hati, ia merasa sangat kesal sekarang.

"Oh, Congrats yah." Ucap Vana datar.

"Kamu kenal sama dia?" Rava menoleh kearah Vana yang kini malah menampakkan wajah dinginnya tidak seperti biasanya.

RAVANA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang