⚠️Banyak kata umpatan⚠️
⚠️Terdapat banyak adegan pembunuhan⚠️
Rava, hanya seorang anak kecil biasa sampai akhirnya datang sekelompok orang bersenjata membunuh kedua orangtuanya hingga merubah kehidupannya sepenuhnya. Semua tujuan hidupnya hanya terp...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vana terlihat kebingungan mencari supir yang biasa mengantarnya ke sekolah jika mobilnya sedang di diperbaiki di bengkel.
"Pak Danur kemana sih kok jam segini belum dateng juga." Gerutu Vana kesal melihat jam tangannya untuk yang kesekian kalinya.
"Selamat pagi nona Vana." Sapa salah satu supir yang belum Vana kenal sama sekali.
"Supir pribadi saya yang biasanya kemana?" Tanya Vana mengedarkan pandangannya untuk mencari pak Danur, supir pribadinya.
"Pak Danur sedang tidak enak badan nona jadi beliau tidak bisa bertugas hari ini dan saya di tugaskan untuk menggantikannya hari ini mengantar nona." Jelas supir itu.
"Yasudah kita berangkat sekarang." Ucap Vana berjalan kearah mobilnya.
"Iya nona."
Supir itu segera membukakan pintu untuk majikannya setelahnya ia membungkuk dan kembali masuk kedalam mobil.
Mobil mewah berwarna hitam itu pun mulai melaju di jalanan kota Jakarta dengan kecepatan sedang. Semuanya berjalan normal sampai tiba-tiba mobil itu mengebut dan berubah arah.
"Pak! Pak, berhentiin mobilnya ini bukan jalan ke sekolah saya."
Dengan paniknya Vana menepuk bahu supirnya itu untuk mengingatkan jika mereka mengambil jalan yang salah.
"Shut up!" Bentak sang supir.
Vana tersentak kaget dan bingung kemana mobil ini akan membawanya dan tak sampai disitu saja Vana sontak meringkuk ketakutan saat melihat supir abal-abal itu tiba-tiba menodongkan sebuah pistol kearahnya dengan satu tangannya memegangi kemudi.
"Tutup mulutmu atau kau mau aku tembak hah!" Ancam supir itu menodongkan pistol dengan sesekali menengok kearah belakang.
Vana tanpa sadar mulai menangis ketakutan. Seumur hidupnya baru kali ini ia berada di situasi seperti ini. Keluarganya sering kali memberikan pengamanan yang ketat tapi kali ini sepertinya mereka kecolongan.
Citttt...
Mobil itu tiba-tiba saja mengerem mendadak. Vana melirik kearah depan mencari tau siapa yang berani menghadang mobilnya.
"Rava.." lirih Vana seketika merasa tenang sedikit melihat seseorang yang ia kenal ada didepan sana. Ia punya harapan untuk keluar dari mobil ini.
Motor sport yang didominasi warna biru tua milik Rava itu terlihat menghalangi mobil tepat ditengah jalan. Ia mulai terlihat turun dari motornya dan meletakkan helm full face nya di jok motor. Setelahnya ia berjalan mendekati mobil itu dan mengetuk kaca depan.
"Pak." Panggilnya sambil mengetuk kaca dengan tenang.
Supir tadi menyembunyikan senjata apinya dan segera menurunkan kaca mobil tapi sebelum itu ia telah mengancam Vana lebih dulu untuk tetap diam dan jangan mencoba meminta bantuan jika ia masih ingin hidup.