chapter 10

103 70 88
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Ada hubungan apa lo sama temen gue?" Tanya Vana dengan tatapan menyelidiknya.

"Nothing." jawab Rava santai.

"Eh, kulkas dua pintu lo pikir gue bego apa, temen gue itu gak mungkin bersikap sama lo kayak gitu kalau lo berdua nggak ada something tau gak." Tuduh Vana menunjuk Rava.

"Aku benar-benar tidak ada hubungan apapun dengan sahabatmu itu. Aku baru sehari disini jadi tidak mungkin aku melakukan hal-hal negatif yang ada dipikiran mu itu." Jawab Rava menyentil kening Vana pelan.

"Kok gue enggak percaya yah sama omongan lo itu." Sinis Vana.

"Yasudah itu terserahmu saja. Percaya atau tidak itu tidak akan membuat hidupku terganggu." Ucap Rava melipat kedua tangannya dan bersandar pada salah satu tiang.

"Aulia, lo ngerasa ada sesuatu yang terjadi enggak sih? Interaksi mereka berdua kek beda gitu." Bisik Rasya mencubit pelan lengan Aulia.

"Gue juga ngerasa gitu sih." Balas Aulia berbisik juga.

"Begini saja jika kamu ingin memastikan, bagaimana jika kamu pergi menemui sahabatmu itu dan bertanya langsung dari pada kamu mencurigaiku terus menerus lebih baik kamu tanyakan sajakan." Ucap Rava memegang kedua bahu Vana dengan lembut. Jangan lupa tatapannya yang juga melembut mampu membuat Vana terdiam juga kedua temannya yang menganga tak percaya.

"Ya.. ya.. yaudah! Kalau gitu gue.. gue pergi dulu. Lagian enggak sudi gue ngeliat muka sok kegantengan lo ini lama-lama." Ucap Vana berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.

"Aulia, Rasya, ayok ikut gue." ucap Vana menarik paksa kedua temannya itu.

"Uncle John aku rasa perkiraan mu salah kali ini." Ucap Rava dalam hati menatap punggung Vana yang mulai menjauh dari kantin.

.


Vana berjalan dengan sedikit terburu-buru sambil menarik kedua tangan sahabatnya yang terlihat pasrah diseret oleh olehnya sejak tadi.

"Naya, ikut gue." Ucap Vana menarik Naya yang sepertinya sedang fokus menulis sesuatu di dalam buku diary nya.

"Ngapain?" Tanya Naya bingung melihat kedatangan sahabat-sahabat.

"Udah ikut aja gak usah banyak nanya." Seru Aulia menarik Naya setelah Naya mengunci buku diary nya dan memasukkannya kedalam tas.

Mereka berempat memilih pergi ke cafe dekat sekolah untuk berdiskusi agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi yang akan membahayakan hubungan persahabatan mereka berempat.

RAVANA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang