chapter 4

140 85 167
                                        

Tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok..tok..tok..

Semua murid yang awalnya fokus pada pembelajaran seketika dengan serentak menoleh ke arah pintu dan menatap ke arah murid baru yang terdiam didepan pintu kelas setelah mengetuknya.

"Eh, itukan cowok yang berantem sama Vana tadi pagi kan ya."

"Bener banget! Itu cowok ganteng tadi pagi. Ahh.. seneng banget gue bisa sekelas sama crush gue." Seru salah satu murid memekik senang dengan sesekali mengigit tasnya gemas.

"Bang sini sama eneng yuk, entar eneng bakal ngajarin semua materi pelajaran yang abang gak tau." ucap murid lainnya sambil mengedipkan matanya genit.

"Heh, nih emak kuyang bener-bener ya! enak aja lo manggil dia abang emangnya tuh cowok abang kurir lo apa. Tampilan lo aja kayak kanebo kering gitu mau sok-sok an godain cowok perfect kayak dia." Celetuk murid dari bangku belakang.

"Enak aja lo kalo ngomong! Mulut lo tuh butuh di sekolahin." Protesnya tidak terima. Kedua murid itu berdiri dari tempatnya masing-masing.

"Emang lo sanggup bayarin mulut gue sekolah? Lo aja murid beasiswa disini."

"Kenapa emangnya kalau gue murid beasiswa hah? Ganggu hidup lo gak? Gak kan! Lagian gue juga bangga kali bisa sekolah tanpa gunain uang orang tua gue dan gunain kecerdasan gue bukan kek lo yang apa-apa serba papah mamah. Dari pada gue debat gak jelas sama lo mending gue mandangin ayang baru gue noh mukanya cerah gak suram kek masa depan lo." Ketus Murid dari bangku depan, tidak peduli jika pembimbingnya masih ada di dalam kelas.

Melihat kegaduhan yang terjadi, guru yang mengajar pun segera menyuruh para muridnya untuk diam.

"Permisi pak, saya murid baru disini." Ucap Rava sopan berbanding terbalik dengan tatapannya yang datar.

"Saya sudah tau, silahkan masuk dan perkenalkan diri kamu." ucap guru mempersilahkan.

Rava masuk dan menatap dingin kearah semua teman kelasnya yang sedang menatapnya.

"My name is Rava Arkana, you can call me Rava." Ucap Rava singkat.

"Baiklah Rava kamu bisa duduk di samping murid di bangku tengah, dia bernama Sky." Titah guru itu.

"Sky, raise your hand.." lanjutnya.

Mendengar namanya terpanggil, murid yang bernama lengkap Sky Alfian itu dengan cepat menyembunyikan handphonenya dibawah meja. Padahal pembimbingnya sedang mengajar tapi Sky malah bermain handphone di dalam kelas. Sudah menjadi kebiasaannya.

"Semoga kamu betah duduk sama dia." ucap pembimbing tadi menepuk pelan pundak Rava. Tepukan itu sepertinya mengandung arti sendiri.

RAVANA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang