chapter 29

29 12 20
                                    

Kedua mata itu tidak berkedip sejak dari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua mata itu tidak berkedip sejak dari tadi. Iris mata kebiruan milik Vana itu terus menatap kearah Rava yang sedang berpidato dihadapan semua murid dan para guru. Pasangan komitment nya itu terlihat sangat berwibawa Sekarang ini.

Sebuah senyum tercipta ketika Rava dengan sengaja menatapnya dan memberinya senyum kecil.

Beberapa menit berlalu dan akhirnya pidato yang disampaikan Rava itu berakhir juga.

"Lo mau kemana?" Tanya Sky menahan Rava yang hendak pergi.

"Vana." balas Rava singkat.

"Dasar bucin!" Sky mendorong pelan punggung Rava agar segera pergi dari hadapannya.

"Miror please!" Seru Aulia yang memang sejak tadi berada di samping Sky.

Rava tersenyum kecil melihat Sky tidak berdaya ketika calon pacarnya berulah.

"Rava, lo pergi aja nemuin Vana. Lo nggak usah dengerin calon pacar gue yang nggak ada akhlaknya ini."
Aulia menjewer pelan kuping Sky sambil mengibaskan tangannya pertanda menyuruh Rava untuk segera pergi.

Rava mengangguk kemudian pergi meninggalkan keduanya yang malah berdebat tidak jelas entah karena apa.

"Rasya, dimana Vana?" Tanya Rava saat tidak melihat Vana berada disamping Rasya. Padahal Rava jelas melihat jika pasangan nya itu duduk tepat di samping Rasya sejak ia berpidato tadi.

"Dipanggil sama pak Angga keruang guru." jawab Rasya malas karena Rava sudah menganggu waktunya bersama dua gebetannya.

Yah, Rasya memang Jomblo tapi lihatlah dengan statusnya yang jomblo, Rasya malah mengapit dua teman Rava bersamanya. Bayangkan saja Rasya sedang duduk diapit oleh Randa dan Aryan. Nikmat mana lagi yang engkau dustakan.

"Apa otak kalian masih waras?" Tanya Rava pada dua human yang telah ia anggap teman itu.

"Tentu saja." jawab Randa tersenyum Polos.

"My brain is fine but I'm not sure it will last long." Jawab Aryan memutar bola matanya malas. Percayalah, Aryan terpaksa melakukan permintaan Rasya untuk duduk disampingnya karena tadi ia kalah bermain game dan hukumannya harus mengikuti keinginan pemenang. Sampai disini lah Aryan berakhir.

"Randa, ku sarankan agar kau pergi ke psikiater segera dan Aryan aku doakan yang terbaik." Ucap Rava santai sebelum meninggalkan tiga orang tidak jelas itu.

Tak perduli sindiran yang dilayangkan Rava, Rasya malah memeluk lengan Aryan dan bersandar di bahu Randa.

"It's okey baby girl." Ucap Randa menepuk pelan lengan Rasya.

"This is scandal." Aryan menyandarkan tubuhnya pasrah akan keadaaan yang membuat nya tertekan.

.

RAVANA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang