Mension, Pukul 19.00
Suasana makan malam di kediaman Rava malam ini cukup hangat karena kakaknya Karin memasak makanan favoritnya. Itu jarang terjadi karena kakaknya itu hanya sering membeli makanan luar dari pada memasaknya sendiri. Sepertinya Karin sedang dalam keadaan mood yang baik.
Mereka makan dalam diam karena itu sudah menjadi kebiasaan mereka sejak tinggal bersama pamannya John. Setelahnya Rava membantu kakaknya mencuci piring-piring kotor.
Setelah selesai, mereka memutuskan untuk menonton tv bersama diruang santai.
"Bagaimana sekolahmu?" Tanya Karin sambil mengunyah pelan keripiknya.
"Biasa saja." Jawab Rava santai.
"sudah punya teman?" Tanyanya lagi.
"Hem." jawabnya singkat.
"Kenapa irit sekali, sedang badmood?" Karin menoleh kearah adiknya yang sedang meneguk pelan colanya.
"Kenapa kamu terus melihat handphonemu seperti itu?" Tanya Karin lagi melirik kearah handphone Rava yang terus berbunyi karena suara masuk notifikasi.
Belum sempat Rava menjawab, Karin sudah lebih dulu merebut handphone adiknya itu. Ia sangat penasaran sejak kapan adiknya itu punya notifikasi sebanyak ini.
"Ruby? Siapa Ruby?"
Karin menunjukkan hasil chating Rava bersama Vana."Seharusnya aku tidak memberi tau ini sekarang tapi yasudahlah." Rava mengeluh dalam hati.
"Itu, Vana." Jawab Rava yang berhasil membuat kakaknya kaget bukan main.
"What?! Vana?! Vana Angelina?" Karin mendorong pelan bahu adiknya itu.
"Tentu saja, memangnya ada berapa Vana disini." Rava memutar bola matanya malas.
"Kenapa cepat sekali? Bukannya kamu bilang tidak usah buru-buru?" Tanya Karin mulai mengubah nada bicaranya.
"Yah, karena.. karena.. hanya ingin." Jawab Rava gugup sambil pura-pura memperbaiki posisi duduknya. Ia tiba-tiba merasa canggung sendiri.
"Rava! Kasih tau alasan kamu sekarang sebelum uncle John tau." Ucap Karin serius.
"no reason, just wanted." Jawabnya lagi sambil berusaha menghindari tatapan intimidasi dari kakaknya itu.
Rava adalah tipikal orang yang tidak mudah berbohong atau bahkan tidak bisa berbohong jika itu menyangkut kakaknya sendiri dan juga uncle nya.
"Kenapa harus sekarang? Jangan coba-coba berbohong Rava! Kamu tau kan kamu nggak bisa bohongin kakak." Tanya Karin yang masih belum menyerah mengungkit alasan adiknya itu mau menjalankan hubungannya sekarang. Bukannya kemarin ia bilang tidak usah terburu-buru karena orang yang mereka cari masih belum muncul dan hanya terus mengirimkan anak buahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVANA [ON GOING]
Teen Fiction⚠️Banyak kata umpatan⚠️ ⚠️Terdapat banyak adegan pembunuhan⚠️ Rava, hanya seorang anak kecil biasa sampai akhirnya datang sekelompok orang bersenjata membunuh kedua orangtuanya hingga merubah kehidupannya sepenuhnya. Semua tujuan hidupnya hanya terp...