⚠️Banyak kata umpatan⚠️
⚠️Terdapat banyak adegan pembunuhan⚠️
Rava, hanya seorang anak kecil biasa sampai akhirnya datang sekelompok orang bersenjata membunuh kedua orangtuanya hingga merubah kehidupannya sepenuhnya. Semua tujuan hidupnya hanya terp...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara dentuman musik terdengar keras diiringi lampu kerlap-kerlip disekitarnya. Banyak murid dari sekolah Jakarta high internasional school sedang menggila menari mengikuti ritme musik Bar.
Kenapa semua murid sekolah bisa masuk? Jangan bertanya! Kalian harus ingat jika semua murid Jakarta internasional high school itu orang berada. Jadi jangan heran semua murid bisa masuk dengan mudah. Mereka semua punya koneksi dan tentu saja mereka membawa kartu khusus untuk mengakses pintu masuk.
Di bagian pojok bar terlihat empat orang siswi dengan blazer sekolah yang masih melekat di tubuhnya sedang duduk manis diatas sofa dengan sesekali meneguk minuman beralkohol. Satu botol alkohol sudah mereka habiskan. Setengahnya di habiskan seorang diri oleh Vana. Ketiga temannya yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya melihat betapa tingginya toleransi Vana terhadap alkohol.
"Jadi hubungan lo sama temen lama lo itu udah baikan?" Tanya Aulia sambil memutar pelan gelasnya yang berisi alkohol itu.
"Bisa dibilang gitu. Gue seneng bisa balikin hubungan gue lagi sama sahabat kecil gue. Seharusnya gue sadar dari awal kalau keegoisan gue buat punya popularitas di sekolah cuma bisa jadi masalah buat orang di sekeliling gue." Ucap Vana berusaha membuat dirinya yang sudah mulai pusing tetap tenang dengan menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa.
"Lo bener, Vana. Kadang-kadang kepopuleran itu bisa jadi boomerang buat diri kita sendiri. Dengan terkenalnya lo di sekolah, kemungkinan banyak juga yang benci sama lo. Apalagi lo itu terkenal karena kesadisan lo nindas murid-murid sekolah." Ucap Naya mengelus pelan bahu sahabatnya itu.
"Iya Naya gue tau. Makasih yah kalian semua udah mau ngertiin gue." Ucap Vana merangkul ketiga sahabatnya.
"Pulang yuk, ini udah larut banget." Ajak Aulia setelah melihat kearah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Sudah sangat larut.
"Lo bener, Aulia. Vana, udah minumnya entar lo mabuk repot lagi." Cegah Rasya saat melihat Vana hendak meneguk satu gelas lagi.
Vana hanya mengangkat kedua bahunya lalu berjalan keluar dengan jalan yang sedikit sempoyongan. Ia memang kuat minum tapi bukan berarti minuman itu tidak akan berefek sedikitpun.
"Naya, udah! Lo mau gue tinggalin!" Ancam Aulia melihat Naya yang masih santai meneguk gelas terakhirnya.
"Silahkan, lo lupa mobil siapa yang lo pake kesini." Ucap Naya santai sambil beranjak dari posisinya.
Aulia menepuk pelan dahinya saat menyadari mobil siapa yang mereka gunakan untuk pergi ke bar, tentu saja mobil milik Naya. Berniat untuk meninggalkan temannya yang ada Aulia sendirilah yang akan di tinggalkan olehnya.