Sesuai dengan janji mereka berdua tadi akhirnya Vana dan Rava pulang bersama dengan syarat Rava yang menyetir mobilnya.
Hening, Rava fokus menyetir dan memperhatikan jalan sedangkan Vana sendiri bingung harus mengobrol seperti apa. Suasana canggung sangat terasa di dalam mobil. Keduanya tidak berani membuka suara. Mungkin ini kah nilai minus nya jika mempunyai pasangan yang cuek dan sangat anti berbasa-basi.
"Kamu kenapa kok diem aja dari tadi?" Tanya Vana melirik Rava yang terlihat sangat fokus ke jalan. Vana seketika merasa sedang mengajar seseorang menjalankan mobil.
"I'm fine." jawab Rava singkat.
Diam-diam Vana menggerutu kesal karena jawaban singkat Rava. Ia bertanya agar bisa memancing Rava untuk memulai obrolan tapi sepertinya Rava tidak peka sama sekali. Vana seharusnya tidak terlalu berharap pada manusia kulkas berjalan disampingnya.
"Eh, tunggu! Kok belok kiri? Bukannya rumah kamu disana ya?" Vana bingung melihat Rava yang malah menyetir mobilnya ke jalan yang berlawanan.
"Ya, lalu?"
"Huh? Terus kenapa kamu malah belok kiri bukannya belok kanan ke arah rumah kamu?" Tanya Vana semakin bingung.
"Apartemen." jawab Rava menoleh sebentar kearah Vana yang sekarang menatapnya horor.
"Apartemen? Ngapain kamu ajak aku ke apartemen?" Tanya Vana sambil memundurkan tubuhnya perlahan hingga menempel pada pintu mobil.
"Kakak ku menelfon dan memintaku untuk datang ke apartemennya."
"Ohh bilang dong dari tadi jadi aku nggak perlu maksain otak aku kerja buat nyari jawaban. Emang Kamu nggak kasian sama otak aku yang udah panas dari tadi gara-gara ngerjain ulangan Matematika." omel Vana.
"Itu salahmu sendiri. Kamu sudah tau jika hari ini akan diadakan kuis tapi bukannya belajar kamu bahkan memilih pergi bersama sahabat-sahabat mu ke bar. Kamu memang pintar tapi jika tidak diasah terus menerus kepintaran mu itu akan berkurang bahkan bisa menghilang dengan sendirinya."
"Terus aja terus katain aja terus sampe puas. Aku juga sadar diri kalau aku itu bandel jadi nggak usah buang-buang tenaga buat ejek aku kayak gitu." ucap Vana mengerucutkan bibirnya.
Cupp...
"Yaa..!" Kaget Vana saat Rava tiba-tiba mencium bibirnya. Melihat reaksi Vana, Rava hanya terkekeh pelan sambil memperbaiki posisi nya dan kembali fokus menyetir.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVANA [ON GOING]
Novela Juvenil⚠️Banyak kata umpatan⚠️ ⚠️Terdapat banyak adegan pembunuhan⚠️ Rava, hanya seorang anak kecil biasa sampai akhirnya datang sekelompok orang bersenjata membunuh kedua orangtuanya hingga merubah kehidupannya sepenuhnya. Semua tujuan hidupnya hanya terp...