chapter 37

21 3 4
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rava mengamati jalur bom itu dengan sangat hati-hati dan fokus. Waktu berjalan mundur tinggal tersisa 20 menit lagi setelah itu bom akan meledakan seluruh bagian kereta.
Setelah mengerti jalur kabel yang melekat pada bom itu, Rava mulai membuka kepingan bom satu persatu dan tentu itu semua di arahkan oleh Karin dari atas helikopter.

Sedangkan Vana berusaha sekuat mungkin menjaga tangannya tetap stabil agar Karin bisa melihat dengan jelas detail bom nya.

"Kamu pernah naik kereta?" Tanya Rava berusaha mencairkan suasana agar tidak terlalu tegang.

"Nggak pernah." jawab Vana berusaha untuk tidak gugup.

"Ohh.. berarti ini bisa menjadi pengalaman yang berarti buat kamu." ucap Rava tersenyum kecil.

Vana menatap Rava penuh kekhawatiran.

"Aku sebenarnya bingung kenapa ini semua bisa terjadi gitu aja. Tapi entah kenapa aku ngerasa kamu harus keluar dari sini sekarang tanpa aku. Kamu nggak usah khawatirin aku karena
yah mungkin ini udah jadi takdir aku." lirih Vana menundukkan kepalanya.

Rava tersenyum mendengar ucapan Vana yang seakan sudah pasrah.

"Aku akan keluar dari sini dan tentunya itu bersama kamu." balas Rava walaupun ia sendiri tidak yakin mereka bisa keluar dengan selamat atau tidak tapi tidak ada salahnya berharap bukan.

"Rava, kita harus menjinakkan bom nya sekarang juga sebelum waktunya habis!" Seru Karin.

"Aku punya cara lain." sahut Rava

"Apa maksud kamu?" Bingung Karin.

"Didepan sana ada belokan tajam setelah kereta ini melewati jembatan. Di depan belokan itu ada sebuah bangunan panti jompo, dengan kecepatan kereta yang tidak terkendali seperti ini bisa saja keretanya anjlok dan menabrak orang-orang tua tidak bersalah disana. Bayangkan berapa banyak orang yang akan menjadi korban nanti." jelas Rava menatap Vana lembut.

"Shit!" Teriak Karin frustasi.

"Aku berencana melepaskan bom nya dari Vana lebih dulu, setelahnya kita bisa melompat bersama keluar dari kereta dan kita biarkan bom nya meledakkan keretanya agar tidak terjadi tabrakan yang akan memakan banyak korban. aku harus melepaskan rangkaian bom nya lebih dulu." jelas Rava kembali mengamati bom dengan rangkaian yang rumit itu.

"Oke, let's do it!" Teriak Karin bersemangat.

"Arahkan kameranya dan aku akan memberikan arahannya." sambung Karin yang langsung dituruti oleh Vana.

Karin mulai memberi arahan agar Rava bisa dengan benar melepaskan kabelnya. Satu persatu kabel dalam rangkaian bom itu mulai terlepas. Keringat dingin mulai mengucur di kening Rava saat rangkaian Bom mulai sulit ditebak. Vana yang melihatnya segera menyeka pelan keringat Rava dengan lengan hoodie nya.

RAVANA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang