Chapter I

1.8K 145 22
                                    


Renata Irawan, gadis cantik dengan kulit putih susu dan rambut hitam berkilau itu berjalan menuju kelas 11 IPS 2 yang berada di lantai 2. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas.

Kebanyakan siswa sudah hadir mengingat ini sudah jam 7.20 berarti 10 menit lagi bel akan berbunyi. Begitu memasuki kelas ia langsung memilih meja di tengah karna itu yang masih kosong sisanya sudah ditempati oleh teman-temannya.

Banyak teman-temannya yang menyapanya namun dia hanya menjawab dengan suara pelan dan menunduk. Renata memang seorang yang pendiam dan tertutup namun dia tidak dingin, dia hanya tidak pandai dalam berekspresi. Syukurnya teman-teman sekelasnya memahami Renata, mereka tetap mau berteman dengannya meskipun dia pendiam.

Tak lama Renata duduk datang seorang gadis ceria dengan suara mengelegar siapa lagi jika bukan Sylva Gracia yang membawa 2 paper bag berukuran medium

"Good morning everybody!" ucapnya dengan semangat.

"Berisik ih pagi-pagi juga." keluh Rangga ketua kelas mereka sebelumnya.

Sylva hanya terkekeh dan berjalan menuju meja Renata.

"Pagi Renataku. Sungguh aku merindukanmu."

"Pagi Syl." ucap Renata dengan suara pelan, memang mereka sangat terbalik, jika Renata adalah seorang yang pendiam maka Sylva adalah gadis yang cerewet dan ceria.

Sylva mendudukkan tubuhnya di kursi yang sama dengan Renata, memang mereka berdua selalu bersama, seperti kembar namun beda wajah dan karakter.

"Gimana liburanmu?" tanya Sylva sambil mengeluarkan ponselnya.

"Kerja, kau?"

"Heol, disaat yang lain libur tapi kau tetap kerja sungguh kau akan benar-benar kaya. Aku berlibur ke New Zealand. Nih aku beliin oleh-oleh." Sylva berkata seraya menyerahkan paper bag berukuran sedang "Aku tak tau mau membelikanmu apa, karna kau suka wewangian jadi aku beli hand cream dan candle. Semoga kau suka."

"Thank you Syl. Kau tak perlu repot-repot." Renata menerima paperbag itu dan mengucapkan terima kasih dengan nada pelan.

"Santai saja. Guys nih coklat-coklat, manis biar hidup kita makin manis kayak aku." Sylva menaruh paperbag yang berisi coklat diatas meja dan langsung seluruh teman-temannya mengerubunginya dan mengambil coklat.

"Aduh ini makin enak karna gratis." celetuk Indra, temen sekelas mereka yang bobrok.

"Lu emang doyannya gratis." jawab Lara.

"Bukan cuma gue, siapa coba yang bisa nolak gratisan?" sanggah Indra.

Selagi mereka memakan coklat bel masuk pun berbunyi dan langsung saja semua siswa-siswi menuju lapangan karna ini hari senin, mereka harus upacara juga ini merupakan hari pertama sekolah.

Sylva menggandeng lengan Renata sambil berjalan menuju lapangan. Sesampainya dilapangan mereka pun berbaris, Renata terpaksa harus berdiri paling depan karna tubuhnya yang hanya 156.

Upacara pun dimulai dengan hikmat selama 30 menit lalu kepala sekolah Bapak Robert menyampaikan pidato dan kata sambutan untuk murid-murid baru. Banyak siswa kelas 12 dan 11 yang mulai mengerutu karna sudah berdiri hampir 1 jam di bawah matahari. Memahami jika para siswa sudah lelah akhirnya bapak Robert menyelesaikan pidatonya yang ditutup dengan tepuk tangan.

"Ahh aku lelah berdiri." keluh Sylva begitu upacara selesai dan langsung menarik Renata keluar barisan. Renata hanya diam tidak tau harus menanggapi apa ucapan Sylva.

"Kau tak lelah? ayo kita ke kantin, mumpung hari pertama pasti tidak belajar." Ajak Sylva yang langsung membawa Renata menuju kantin tanpa persetujuan Renata.

Relang (Vrene Lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang