Chapter XLIV

806 86 16
                                    

Eleena dan Elang sedang berada dimobil menuju pulang dari liburan mereka di puncak. Namun kali ini bukan Elang yang memimpin di depan melainkan Candra, Elang berada di paling belakang.

Walkie talkie sudah tidak berisik lagi karna mereka sudah kelelahan, hanya Elang dan Eleena yang tidak karna mereka hanya terus berada di kamar hotel sedangkan yang lain sudah jalan-jalan ke kebun teh, bermain paralayang, pergi ke taman dan sebagainya.

"Yang, ibu suruh beliin makanan nih, gak apakan kita singgah dulu bentar?" tanya Elang saat mendapatkan telepon dari ibunya.

"Iya gak apa kok."

Dan akhirnya Elang berhenti di pinggir jalan untuk memarkirkan mobilnya, ia pun segera turun dan berjalan ke sisi Eleena, ia membuka pintu gadis itu.

"Ayo yang." ajaknya.

"Nggak ah, aku di mobilnya, masih lemes." tolak Eleena karna memang tubuhnya masih lemas meskipun seharian dia sudah beristirahat.

"Nggak apa nih aku tinggalin?"

"Iya, nggak apa."

"Nih kunci mobil, idupin aja mesinnya, ada titipan nggak?"

Eleena menggeleng sambil menerima kunci mobil dari Elang, setelah itu ia langsung menghidupkan mesin mobil serta musik dan ac dalam mobil pria itu, tak lupa ia mengunci mobilnya.

Begitu ditinggalkan Elang, Eleena memutuskan untuk memejamkan matanya sebentar karna ia sudah sangat ngantuk. Namun tiba-tiba ia merasakan tabrakan pada mobil Elang dari arah depan, untung saja mobil Elang sudah di lengkapi Airbag pada kursi penumpangnya, yang melindunginya dari hantaman.

Eleena pun merasa heran, bagaimana mungkin posisi mobil Elang menjadi korban tabrakan padahal sedang parkir. Dengan napas yang tidak teratur karna keterkejutannya hingga membuat Eleena memerlukan beberapa menit untuk mencerna semuanya sebelum turun dari mobil.

Belum sempat menutup pintu mobil tiba-tiba ia merasakan perutnya ditusuk benda tajam, kejadiannya begitu cepat bahkan Eleena tidak sempat menghindar saat tusukan-tusukan yang lain datang.

Ia hanya bisa mendengar beberapa orang berteriak histeris meminta tolong, lalu ia mendengar suara seseorang yang ia kenal.

"Mati kau bajingan!" kata orang itu sambil terus menerus menusuk tubuh Eleena.

Dengan kekuatan yang entah dari mana Eleena berhasil mendorong tubuh pelaku hingga membuat orang itu terjatuh dan yang membuatnya tak percaya adalah Aulia, iya gadis itu yang menusuk tubuh Eleena dengan pisau.

Eleena kembali di serang oleh Aulia, namun segera di hentikan oleh beberapa pria yang langsung menahan tubuh Aulia yang memberontak.

Namun naas pisau yang di pegang Aulia berhasil menyayat leher Eleena yang berhasil membuat darah segar kekuar dari sana.

Eleena langsung ambruk ke lantai sambil memegangi leher dan perutnya, ia memakai kaos hitam yang membuat darah tak begitu kelihatan.

Elang langsung mengangkat tubuh Eleena ke pangkuannya. Ia melihat sendiri bagaimana Eleena di serang oleh Aulia, namun ia terlambat karna gadisnya sudah dilukai. Ia marah tentu saja, sangat malah, ia ingin menghajar Aulia, tidak peduli ia perempuan, namun ada yang lebih memerlukannya, Eleena.

Dengan segera Elang mengendong tubuh Eleena yang sudah bersimbah darah dari leher dan perutnya ke dalam mobil salah satu pembeli yang menawarkan bantuan untuk membawa mereka ke rumah sakit, mengingat mobilnya sudah di tabrak tadi.

Sepanjang perjalanan Elang sangat panik, ia bahkan mengeluarkan sapu tangannya dan menutupi luka pada leher Eleena. Sedangkan Eleena sudah terlihat sangat pucat, yah meskipun luka pada lehernya tidak panjang namun sedikit dalam yang membuat darah segar tidak berhenti mengalir.

Relang (Vrene Lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang