Sepulang sekolah, Bima dan Erina langsung pergi ke kantor polisi sedangkan Sylva langsung pergi ke rumah Renata, ia hanya bilang pada Candra ia ada urusan dan untungnya Candra percaya.
Begitu sampai di rumah Renata ia mengetuk pintu dan tak berapa lama Renata membukakan pintu, betapa kagetnya Sylva saat melihat keadaan Renata yang kacau. Ia menatap memeriksa tubuh Renata dari atas sampai bawah, ia beruntung Renata tidak melakukan self harm, meskipun Renata tidak pernah menunjukkan tanda-tanda ingin self harm tapi tetap saja Sylva sempat khawatir setelah mendengar cerita Erina dan Bima.
Sylva langsung memeluk Renata dan membuat kedua gadis itu menangis bersama sambil berpelukan.
15 menit mereka di posisi seperti itu sampai merasa tenang Sylva mengurai pelukan mereka.
"Aku membelikanmu nasi goreng. Ayo makan dulu, pasti kau belum makan." ucap Sylva lalu mereka berdua pun mulai memakan nasi goreng yang ia beli.
"Kau bertengkar dengan Elang?" tanya Sylva hati-hati saat mereka sudah selesai makan. Renata menganggukkan kepala.
"Why?"
"Dia minta kita break dulu, untuk introspeksi diri masing-masing, dia nggak percaya kalo aku nggak selingkuh."
"WHAT?!" Tentu saja Sylva kaget, maksudnya ini Elang sama Renata loh, si couple paling adem tiba-tiba minta break gegara gosip selingkuh doang.
"Iya. Karna masalah semalam aku memutuskan untuk keluar dari apartmentnya."
"Ok ok ok, now ceritain soal semalam."
Renata pun mulai menceritakan dari sebelum mereka memberikan kejutan ulang tahunnya sampai kejadian semalam tanpa terkecuali.
"Anjir! aku mesti syukuran buat Erina sama Bima. thank God mereka datang tepat waktu." Selama Renata bercerita tadi Sylva terus-menerus menggenggam tangannya. Sylva tidak mau Renata merasa terpuruk sendirian.
"Iya, mereka menyelamatkanku." ucap Renata dengan lirih.
"Dan untuk si Elang anjing itu rasanya pengen aku cabein muncungnya. Pantas aja tadi di sekolah dia datang ke kelas nyariin dirimu. Jika tau masalah ini sejak awal pria itu pasti sudah aku gantung di monas." omel Sylva yang mampu membuat Renata terkekeh kecil.
Saat hendak berbicara lagi ponsel Sylva berbunyi, pesan dari grup mereka berdelapan.
Bima : Rena, besok ada waktu nggak? buat jumpa sama pengacara.
Erina : Biar bisa masukin case ini ke court.
Jovita : Rena yang kuat sayang.
Candra : Ren, jangan takut, nggak sendiri kok. Aku temani deh ke court.
Angga : Aku juga temani deh, yukkkk, libur masal besok.
Bima : nggak gitu konsepnya, yang di butuhin cuma Rena, para pelayan harap diam.
Candra : Anjing emang
Mereka terus meng-chat di grup hanya Renata, Sylva dan Elang yang tidak muncul.
"Kau mau datang besok menemui pengacara?" tanya Sylva pada Renata yang sedang mengecek obrolan grup mereka dari ponsel Sylva, ia belum mau mengaktifkan ponselnya sendiri.
"Mungkin lusa, aku akan menghubungi Bima sendiri."
"Lalu apa yang akan kau lakukan besok?"
"Mengambil barang-barang di apartment."
"Kau beneran selesai dengan Elang?"
"Entahlah, mungkin hanya break, tapi aku butuh barang-barangku, ia bilang hanya break untuk memperbaiki diri, mungkin aku terlalu pasif terhadapnya atau terlalu menyusahkan hidupnya."