Chapter XXVIII

533 65 47
                                    

Pagi ini jadwal kelas 11 IPS 2 untuk olahraga dan mereka pun terlihat sudah berbaris di lapangan dengan pakaian olahraga.

Pak Doni memimpin pemanasan sebelum melakukan permainan bola voli, ya pelajaran hari ini adalah bola voli. Setelah selesai pemanasan Pak Doni pun membagi mereka menjadi 4 kelompok, 2 kelompok putri dan 2 kelompok putra.

Kelompok putra bermain terlebih dahulu selama 15 menit, lalu di lanjutkan dengan kelompok putri.

Sudah pernah Renata bilangkan dia sangat tidak suka dengan pelajaran olahraga terutama yang berhubungan dengan bola besar. Tapi demi mendapatkan nilai ia terpaksa ikut bermain bola voli.

Kali ini ia tidak satu tim dengan Sylva dan Celine, tapi ia satu tim dengan Citra dan Shella.

Meskipun Renata tidak menyukai bola besar tapi ia mampu melakukan servis voli dengan baik, juga ia dapat bermain dengan baik, yah meskipun tidak sebaik yang lainnya.

Selama 15 menit mereka bermain voli dan akhirnya permainan selesai, dan pastinya tim Sylva yang menang.

Alasan Renata tidak suka bermain bola ya hanya karna ia takut mengenai kepalanya, that's classic.

Setelah selesai bermain voli Pak Doni pun memberikan mereka kebebasan, mereka bisa melakukan apa saja, dan tentunya para pria bermain voli dan juga basket, sedangkan para wanita bergosip ria ada juga beberapa yang pergi ke kantin untuk mengisi perut.

Sylva, Renata, Celine, Citra dan Shella sedang duduk sedikut jauh dari lapangan, mereka duduk di bawah pohon rindang sambil bergosip, tepatnya hanya mereka berempat sedangkan Renata hanya mendengarkan seperti biasa.

Tiba-tiba beberapa teman prianya meneriaki nama Renata.

"Renata! Awas!"
"Renata! Bola!"
"Ren!"
"Awas bola!"

teriak para pria bersamaan yang tentunya membuat kelima gadis itu melihat ke arah mereka.

Dan ternyata bola basket sedang melambung ke arah Renata, merasa bahwa ia tidak bisa menghindar dengan instingnya ia memukul bola ke arah lain.

Semuanya bersyukur saat bola itu tidak melukai Renata, karna bola basket yang tadi terlempar sangat kuat, dan jika melukai Renata pasti akan sangat sakit.

"Awwww!" keluh seorang gadis yang baru saja keluar dari perpustakaan dan membuat buku-buku yang ada di tangannya jatuh berantakan di atas lantai.

Melihat jika bola yang tadi tak sengaja ia pukul mengenai orang lain membuat Renata buru-buru bangkit berdiri dan menghampiri gadis itu untuk meminta maaf.

"Sorry sorry aku nggak sengaja." ucap Renata dengan napas terengah-engah sehabis berlari dengan buru-buru, ia langsung berjongkok dan memungut semua buku-buku yang berserakan.

"Aulia kamu nggak apa?" tanya pria yang ada di samping Aulia, ternyata gadis itu adalah Aulia dan pria yang ada di sampingnya adalah Elang, Renata baru sadar saat pria itu berbicara, ia terlalu sibuk pada buku-buku itu.

"Sakit Lang." keluh Aulia dengan lirih sambil memegang punggungnya.

"Kamu bisa main nggak sih Ren? kalo nggak bisa main nggak usah main, yang ada malah celakain orang kan." ucap Elang begitu Renata berdiri sambil memegang buku-buku itu.

"Aku nggak sengaja Lang." ucap Renata pelan.

"Aku tau kamu nggak suka sama Aulia tapi nggak sampek nyakitin dia juga, dia aja nggak nyakitin kamu." Elang berucap dengan kasar pada Renata dan tentunya gadis itu kaget.

"Aku beneran nggak sengaja Lang." kekeh Renata, karna memang benar ia tidak sengaja, ia berbicara apa adanya.

"Kamu gila yah Ren? sekuat itu kamu bilang nggak sengaja? bohong tau nggak!" Nada bicara Elang lebih tinggi lagi dari biasanya.

Relang (Vrene Lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang