Seperti kata Elang tadi setelah bel Renata dan Sylva menunggu dikelas mereka dan tak lama Elang dan yang lainnya datang ke kelas. Lalu 4 pasangan itu langsung berjalan menuju parkiran menuju mobil masing-masing.
Setelah kejadian di kantin tadi di kelas tidak ada yang membahasnya lagi, teman sekelas Renata merasa iba pada gadis itu jadi sebisa mungkin mereka tidak membicarakan hal tadi, juga jika ada orang lain yang membahasnya maka teman-teman Renata akan memarahi mereka, sungguh teman yang sesungguhnya.
Sepanjang jalan dari kelas menuju parkiran membuat siswa lain terutama anak kelas 10 memberi jalan pada Renata dan Elang, sekarang mereka tau siapa yang berkuasa di SMA Angkasa, sebelumnya mereka mengira Dimas lah yang berkuasa, mereka bersyukur belum pernah bermasalah dengan Renata sebelumnya.
Mereka langsung memasuki mobil masing-masing dan berangkat ke rumah keluarga Baskara. Sebelumnya Renata sudah ijin pada Mbak Nana untuk tidak masuk hari ini karna ada keperluan dan pastinya langsung di ijinkan oleh Mbak Nana.
Sesampainya di rumah Baskara mereka pun langsung masuk ke dalam menuju living room karna menurut kepala pelayan nyonya dan tuannya sedang berada di sana.
"Ibu." Erina langsung menghampiri ibunya yang sedang membaca buku tebal.
"Oh kalian sudah datang." Erika dan Eko langsung menghampiri anak-anak itu.
"Oh Tuhan apa yang terjadi pada anak ibu ini?" Erika langsung heboh begitu melihat luka pada sudut bibir Renata.
"Ibu tidak tau, hari ini ada kejadian mengerikan." Bima berucap. Memang mereka semua memanggil Erika dan Eko dengan Ibu dan Ayah, hanya Renata yang memanggil paman dan tante meskipun mereka sudah menyuruh Renata memanggil mereka sama dengan yang lain, tapi Renata menolak karna ia hanya orang luar sedangkan Sylva, Jovita dan Bima sudah termasuk keluarga Baskara karna secara hukum mereka sudah menikah dengan pasangan masing-masing.
Ya meskipun mereka masih sekolah namun mereka sudah terikat dalam pernikahan dan pastinya yang mengetahuinya hanya keluarga masing-masing. Orang tua mereka adalah sahabat dekat dan mereka memaksa untuk menikahkan anak-anaknya, jaman sekarang sudah sangat berbeda dengan jaman mereka muda, anak muda sekarang lebih sering melakukan hubungan sex di luar nikah, dan dari pada mereka juga melakukan hal seperti itu lebih bagus untuk menikahkan mereka tapi masih menunda memiliki cucu sampai anak-anak mereka tamat sekolah.
Hanya saja Bima dan Erina masih tinggal di rumah orang tua Erina begitu juga dengan Candra dan Sylva juga Jovita dan Angga.
Erika bahkan sudah menyuruh Renata dan Elang menikah saja namun di tolak oleh Renata, karna ia belum siap berumah tangga juga masih banyak yang belum Elang tau dari Renata, tapi meskipun begitu Erina dan Eko tetap menganggap Renata sebagai menantu mereka dan sangat menyayangi Renata, terlebih Erina, ia merupakan seorang dokter psikolog, ia yakin ada yang di tutupi oleh Renata namun ia tidak akan mencari tau kecuali Renata memang berniat memberitahunya.
"Ceritakan apa yang terjadi sampai Renata harus seperti ini?" kali ini Eko yang berbicara.
Erika tiba-tiba menjitak kepala Elang "Kenapa kau bahkan tidak becus menjaga menantu ibu?"
"Kejadiannya begitu cepat ibu, Elang langsung mengamuk." kali ini Angga berbicara membeli Elang.
"Tetap saja dia kurang cepat melindungi Rena." ucap Erika sambil menatap tajam Elang, sudah biasa bagi mereka melihat bagaimana Erika menyayangi Renata melebihi Elang.
Akhirnya mereka semua duduk di sofa minimalis dan mulai menceritakan keseluruhan kejadian di kantin pada Erika dan Eko secara bergantian sedangkan Renata hanya duduk diam di samping Erika.