Eleena dan Elang sudah berada di mobil sedang dalam perjalanan pulang, mereka berdua sama-sama diam, lebih tepatnya Eleena yang masih emosi dengan perkataan Riko dan Elang yang tidak bisa banyak berbicara karna luka-luka di wajahnya.
"Langsung ke apartmentmu." ucap Eleena tiba-tiba yang membuat Elang langsung menghentikan mobilnya, untung saja tidak terjadi kecelakaan atau apapun.
"Ha?"
"Ke apartmentmu, kau tak ingin aku ke sana?" tanya Eleena tanpa melihat wajah Elang.
"Mau, mau, mau." kata Elang dengan semangat menghiraukan sakit pada wajahnya. Ia terlalu bahagia saat Eleena mengatakan ingin ke apartmentnya, terakhir kali gadis itu menginjakkan kaki ke sana adalah saat ia meninggalkan pria ini.
Tak butuh waktu lama mereka sudah tiba di unit Elang, Eleena dengan sigap langsung mengambil kotak p3k milik pria itu dan menyuruh Elang untuk duduk di sofa dengan matanya, ia sama sekali tidak mengucapkan apapun namun Elang langsung duduk di sofa sesuai dengan perintah Eleena.
Elang sungguh bahagia, bagaimana tidak, sekarang ia melihat Eleena yang menyuruhnya untuk duduk dan berniat mengobati luka-luka di wajahnya, berarti Eleena masih peduli padanya kan? Bolehkan Elang berharap lebih setelah ini?
Eleena mulai mengeluarkan kapas, alkohol dan betadine untuk mengobati luka Elang, ia bahkan mendecih kecil saat melihat pria itu sedikit tersenyum. Dengan sedikit kasar ia membersihkan luka-luka di wajah Elang dengan alkohol dan kapas, tentu saja hal itu membuat Elang meringis kecil namun pria itu tetap diam saja.
"Aduh, yang." keluh Elang saat Eleena mulai mengobati wajahnya dengan betadine.
Eleena tidak peduli masih dengan kasar ia mengobati wajah yang terluka itu, bahkan sekarang ia sudah mengeluarkan obat merah yang terkenal akan keperihannya.
"Yang, yang, yang. Itu perih loh, sakit." ucap Elang dengan manja.
"Iya aku tau." santai sekali jawabannya, gadis itu tanpa peduli perih atau tidak langsung membasuhkan obat merah itu pada wajah Elang dengan kasar.
"Yang, pelan. aawwww....ssshhhhh... sakit yang." keluh Elang karna memang sekarang luka-lukanya bahkan terasa berdenyut setelah di berikan obat itu.
"Ya emang itu tujuan aku, bikin sakit. Kau pikir aku sebaik itu mau mengobatimu setelah apa yang kau lakukan? Diem aja napa sih." ucap Eleena yang langsung membuat Elang tidak mengeluh lagi, sekuat tenaga ia meremas kedua tangannya agar tak mengeluarkan suara. Elang bisa bernapas lega saat Eleena sudah selesai mengobatinya.
"Thanks yang." ucapnya dengan lirih namun Eleena tidak menyahut.
RELANG
Hari ini Eleena sudah datang lagi ke sekolah bersama dengan Elang dan hal itu di lihat oleh Aulia, gadis itu mengepalkan kedua tangannya, masa iya Elang belum melihat gosip mengenai Eleena, tidak mungkin kan ini sudah selasa dan gosip itu sudah ada dari sabtu. Tidak dia harus memberitahu Elang nanti.
Kedatangan Elang dan Eleena bersama justru membuat SMA Angkasa terbagi menjadi dua kubu, kubu yang tidak terima mereka masih bersama(75%) dan yang malah mendukung hubungan keduanya (25%).
Mereka bahkan kaget saat melihat wajah Elang yang luka-luka, mereka berasumsi pasti Elang berkelahi dengan salah satu pria yang di kabarkan menjadi selingkuhan Eleena.
Eleena dan Elang berpisah menuju kelas masing-masing saat tiba-tiba Eleena mendengarkan beberapa orang membicarakannya, yang menilainya sebagai gadis rendahan, gadis gampangan dan hanya mengejar harta pria-pria tampan itu, buktinya sekarang ia bisa mempunyai ponsel keluaran terbaru, mobil dan rumah baru. Mereka menilai pasti Eleena menjual tubuhnya demi uang-uang itu dan mereka sangat mengasihani Elang yang harus terjebak dengan gadis sepertinya, mereka lebih mendukung hubungan Elang dan Aulia.