Chapter XIII

644 77 16
                                    

Bel masuk berbunyi dan membuat seluruh siswa berhamburan ke kelas begitu juga Renata dan Sylva. Minggu ini terjadi perubahan jadwal, jika biasa 11 IPS 2 mempunyai jam olahraga pagi sekarang di ganti menjadi jam ke 4 dan 5.

Renata dan teman yang lain pun segera mengganti seragam mereka dengan pakaian olahraga dan langsung berbaris di lapangan. Kali ini mereka mengambil nilai untuk lari 100m, seluruh siswa melakukan pemanasan dan menunggu nama mereka untuk di panggil.

Sekarang adalah giliran Renata dan Sylva yang mengambil nilai mereka pun lari secepat yang mereka bisa untuk mencapai garis finish. Meskipun pagi tadi Renata sedikit demam namun sekarang ia merasa lebih baik, bahkan ia bisa mencapai garis finish lebih cepat dari yang ia perkirakan. Setelah selesai Renata dan Sylva pun bebas melakukan apa pun yang mereka mau seperti teman-teman lain yang sudah mengambil nilai.

Renata dan Sylva pun memutuskan untuk duduk di kantin sambil bercerita.

"Kau mau menceritakan kejadian kemaren itu pun jika kau siap?"

"Oh. Dimas yang melakukannya untungnya Bu Sarah masuk jadi dia belum sempat melakukan lebih hanya membuka seragamku, mengelus dan memberi kissmarks." jawab Renata dengan pelan takut didengar oleh orang lain.

"Aku yakin pasti dia. Aku sudah curiga saat dia ijin ke toilet, aku sudah meminta izin untuk menyusulmu takut kau kenapa-kenapa tapi Bu Sinta tak mengijinkan." jawab Sylva dengan kesal.

"Sudah tidak apa toh aku juga sudah baik-baik saja." Renata menenangkan kekesalan Sylva.

"Elang tau soal ini?" tanya Sylva hati-hati.

"Iya aku menceritakan padanya."

"What?! tapi kenapa dia tidak melakukan apapun? kau ingat saat dulu dengan guru magang mesum itu." Sylva tidak percaya kalau Elang tau tapi tidak melakukan apapun.

"Aku yang menyuruhnya, aku bilang aku bisa mengatasi Dimas sendiri." jujur Renata, ia sudah lebih terbuka pada Sylva dan Elang.

"Apa yang bisa kau lakukan pada pria itu? bahkan kau lihat sepertinya guru-guru juga menutupi aib pria itu, kau bisa lihat dari wajah mereka tadi. Hanya bu Sarah yang sepertinya tidak trima dengan kejadian tadi." Memang benar, sepanjang perjalanan jika ia berhadapan dengan guru maka guru-guru itu akan memandangnya jijik dan merendahkan.

"I will let the evil inside me awake." jawab Renata pelan.

"Wait what do you mean?" Sylva sangat tidak mengerti dengan perkataan Renata.

"You will see soon. Aku percaya pria itu sedang merencanakan sesuatu lagi." Renata menatap lurus ke arah Dimas yang sedang duduk sambil menatapnya dengan smirk. "Tapi berjanji padaku untuk merahasiakan segalanya jika terjadi sesuatu ok."

Sejujurnya Renata sejak kecil mempunyai alter ego, karna pola asuh yang salah, juga penganiayaan yang di terimanya dari keluarga, kejadian masa lalu yang menyakitkan untuknya, juga beberapa kali hampir mendapat pelecehan seksual. Namun alter ego-nya selalu muncul saat dia sedang sendirian dan untuknya ia bisa mengatasinya dengan baik dan sepertinya ia memang tidak mau menyembuhkan alter ego-nya, bahkan ia berniat berteman baik dengan kepribadiannya yang lain yang ia sebut sebagai Eleena. Dan nanti jika berurusan dengan Dimas ia akan membiarkan Eleena yang mengambil alih tubuhnya.

Mereka lanjut bercerita sampai akhirnya bel pergantian jam berbunyi, siswa siswi 11 IPS 2 pun buru-buru berganti pakaian dan masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran terakhir.

Mereka belajar dengan kondusif lalu pada jam terakhir Renata meminta ijin pada guru untuk ke toilet sendirian dan tak lama pun Dimas juga ijin ke toilet. Sylva tentu saja yakin bahwa Dimas akan melakukan sesuatu pada Renata namun guru sudah tidak mengijinkannya untuk keluar.

Relang (Vrene Lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang