Begitu Renata masuk ke dalam unit ia di sambut dengan Elang yang masih meminta penjelasan darinya, namun saat ia menjelaskan, Elang pasti menyangkal semua penjelasan Renata, bahkan matanya tiba-tiba menangkap ponsel baru yang digunakan Renata saat ponsel itu berbunyi menandakan ada pesan yang masuk.
"Kau membeli ponsel baru?" tanya Elang yang berdiri menjulang tinggi di hadapan Renata.
"Tidak, mas Adit yang memberikan padaku."
"Kau masih menyangkal kalau kau selingkuh?"
"Aku memang tidak berselingkuh."
"Lalu itu apa? dia membelikan mu ponsel, berapa kali kau tidur dengannya?"
Pertanyaan Elang membuat Renata diam menatap pria di depannya ini tidak percaya.
"See bahkan kau bungkam, kau tidak bisa menjawabnya, benar kata Aulia, kau benar-benar tidak sepolos keliatannya. Ayo kita break dulu untuk sebentar, aku tidak bisa menjalani dengan keadaan seperti ini." Ucap Elang yang langsung ingin berjalan keluar namun Renata menahannya.
"Apa maksudmu break?"
"Aku dan kau harus sama-sama introspeksi diri masing-masing. Aku tidak bisa menjalani hubungan seperti ini. Kau tinggal lah disini, aku yang keluar." Elang melepaskan tangan Renata pada tangannya dan meninggalkan gadis itu sendirian. Renata berusaha mengejar namun pria itu sudah memasuki lift dan Renata pun terlambat, dengan buru-buru ia menekan tombol lift dengan tidak sabaran dan tak lama lift sebelahnya terbuka yang langsung membawa Renata menuju parkiran, namun tetap saja terlambat pria itu sudah pergi dengan mobilnya melewati Renata, dengan sekuat tenaga Renata berlari mengejar Elang yang mengendarai mobil. Sampai rasanya sudah pupus, ia terjatuh di aspal, untuk pertama kalinya ia menangis lagi karna merasa di tinggal sendirian. Ia menangis dalam diam, mengigit bibirnya kuat sampai ia bisa merasakan asin dan bau darah di mulutnya.
Mau tak mau ia pun kembali ke apartment dengan keadaan kacau, lututnya berdarah karna terjatuh tadi, wajahnya yang memerah karna menangis, sungguh dia tidak pernah memikirkan hal ini akan terjadi.
Ia mengumpulkan niatnya untuk mandi dan selalu berpikiran positif, mungkin karna besok adalah hari ulang tahunnya, Elang sedang mengerjainya, iya pasti.
Setelah selesai ia mengecek ponselnya tadi dan membuka pesan dari nomor yang tidak ia kenal.
"Rena, ini tante, besok kamu datang yah, tante masak dinner birthday buat kamu."
Ah ternyata ini tantenya, Renata pun membalas pesan tersebut, ia besok akan datang ke rumah jam 7 malam.
Renata pun mengecek aplikasi tracking untuk ponsel Elang yang ternyata menunjukkan bahwa pria itu sedang berada di kantor. Ia merasa lega, ia khawatir jika terjadi apa-apa pada Elang tadi.
Karena merasa lelah Renata pun ketiduran di sofa dan melewatkan makan siangnya.
Pukul 8 malam ia baru terbangun saat perutnya berbunyi ingin diisi. Mau tak mau Renata pun pergi ke dapur dan hanya memasak nasi instan dan telur dadar.
Renata masih memikirkan kejadian tadi tapi ia berusaha tenang dan mengatakan pada dirinya sendiri kalau itu hanya permainan Elang untuk mengerjainya dalam rangka ulang tahunnya.
Pukul 11 malam Renata bahkan belum bisa tertidur karna hati dan otaknya masih ribut meskipun ia sudah berusaha tenang, di tambah tracking ponsel Elang menunjukkan jika ia sedang berada di salah satu apartment yang jauh dari tempatnya sekarang.
Ia terus berpikir sampai tiba-tiba terdengar ketukan pintu, dengan langkah terburu-buru Renata membukakan pintu berharap bahwa itu adalah Elang namun yang ia dapatkan adalah 3 pasangan yang selalu bersama ini dengan balon balon dan kue ulang tahun. Ia berpikir terlalu banyak sampai tidak menyadari jika ini sudah jam 00.01.
![](https://img.wattpad.com/cover/280868144-288-k721643.jpg)