Chapter XXXIX

750 81 45
                                    

Eleena dan pria itu berkeliling dengan sang pria yang mendorong trolley dan Eleena yang mengandeng lengan pria itu, mereka berbelanja setidaknya 45 menit dan selama itu juga pria berbaju hitam itu mengikuti mereka berdua.

Sampai akhirnya pria itu membayar belanjaan Eleena, pria itu juga mengantarkan Eleena menuju mobilnya sambil membawa belanjaan gadis itu. Semua itu tidak luput dari kamera ponsel pengikut mereka.

"Thank you mas udah bantuin aku." ucap Eleena saat mereka sudah mau berpisah.

"Santai saja, hati-hati dijalan, telepon saja jika memerlukan bantuan lagi." ucap pria tampan itu sebelum akhirnya mengelus puncak kepala Eleena lembut, mereka saling tersenyum manis sebelum akhirnya Eleena menancapkan gasnya keluar dari area parkiran.

Eleena melajukan mobilnya langsung menuju rumahnya, lalu ia mengeluarkan barang belanjaannya dan menyusun di tempat masing-masing. Setelah itu ia mengeluarkan ponselnya dan langsung mengecek portal akun gosip sekolahannya dan benar saja, foto-foto ia tadi siang bersama seorang pria langsung muncul dan semakin banyak manusia-manusia yang menuliskan negatif komen untuknya.

Ada juga yang merasa heran bagaimana mungkin seorang Renata selalu terlihat dengan pria-pria tampan, memang meraka akui Renata sangat cantik dan menawan, namun yang menjadi pertanyaan orang sediam dan seintrovert Renata bisa bersama dengan pria-pria ini.

Eleena hanya terkekeh kecil mengingat bagaimana ia selalu menjadi topik panas tentang perselingkuhan selama beberapa minggu ini, dan lagi yang menjadi dalangnya adalah Aulia, entah apa yang gadis itu inginkan, berbohong mengenai identitas KeiraClaire, memakai nama itu untuk keuntungan sendiri lagi sekarang ingin menghancurkan kehidupannya. Apa hidup dari keluarga penjabat membuat gadis itu bisa bertindak semena-mena?

Eleena tersadar dari lamunannya saat ponselnya berbunyi terlihat nama Elang yang meneleponnya.

"Hm?" Dengan ogah Eleena mengangkat panggilan Elang.

"Sakit." ucap Elang dengan manja di sebrang sana.

"Udah mau mati belom?"

"Nggak gitu yang, beneran sakit tau." keluh Elang.

"Ya terus ngomong sama aku juga nggak bakal sembuh, telpon dokter kali." sahut Eleena dengan cuek.

"Ya setidaknya mendengar suara mu bisa membuatku lebih baik, apalagi kalo kamu datang ngerawat aku." jawab Elang yang mencoba merayu Eleena.

"Geblek, tolol, bodoh, bajingan, bangsat, buaya, tukang selingkuh. Udah sembuh belom?" sahut Eleena dengan santai.

Mendengar perkataan Eleena mampu membuat Elang tau seberapa sakitnya hati gadis itu yang sudah ia sakiti dan ia menyesal.

"Oh udah mati, bentar aku hubungi tukang gali kubur dulu." lanjut Eleena saat tidak mendapat sahutab dari Elang.

"Kamu sakit hati banget ya yang?" tanya Elang pada akhirnya.

"Ya menurut dirimu aja, gunain noh otak buat mikir sebelum bertindak jangan ngandelin juniormu doang, lu kita sehebat apa juniormu itu bisa suka-suka masuk lubang sana sini." sarkas dan vulgar sekali jawaban Eleena.

"Tapi junior aku ini bikin kamu mendesah loh yang." sahut Elang dengan bangga, ia masih berusaha merayu Eleena.

"Ah you think it was real? I faked it. Buru, ngapain nelpon?"

Jleb! seperti pisau menancap di hati Elang saat mendengar jawaban Eleena, jadi selama ini gadis itu hanya berpura-pura saat berhubungan intim dengannya? oh God!

"Aku pengen kamu datang, ngerawat aku." ucap Elang dengan lirih.

"Panggil friends with benefit-mu dong, enak nya sama dia kok susahnya sama aku?"

Relang (Vrene Lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang