Chapter XLV

1.6K 98 29
                                    

Seperti dugaan mereka semua bahwa Aulia akan melakukan segala kekuasaan yang dimiliki ayahnya agar bisa terlepas dari jeratan hukuman namun tentunya keluarga Baskara tidak bisa melepaskan kasus itu dengan mudah, terlebih ada beberapa saksi dan juga rekaman yang menjadi bukti, bahkan beberapa ada yang meng-upload-nya ke sosial media dan membuat semakin banyak komentar kebencian yang di terima Aulia, bahkan beberapa media televisi juga menggali informasi mengenai kasus ini dan membuat nama orang tua gadis itu ikut terlibat. Bahkan netizen sudah membuat petisi untuk menurunkan ayahnya dari jabatannya sebagai penjabat negara.

Sedangkan Aulia sendiri tidak di tahan selama ia masih mau berkoordinasi dengan kepolisian, itu semua karna Aulia dan keluarga beralasan sebentar lagi gadis itu harus mengikuti ujian kenaikan kelas dan dengan terpaksa pihak kepolisian melepaskan Aulia.

Dan dengan keputusan itu Aulia semakin banyak mendapatkan komentar kebencian, bahkan secara terang-terangan mereka semua menjauhi gadis itu, tidak peduli teman setingkat, kakak maupun adik kelas, dan tentu saja itu membuat Aulia merasa di kucilkan. Aulia sendiri selalu berjalan menunduk, ia tidak berani menunjukkan wajahnya, hanya karna ujian kenaikan kelas ia diwajibkan untuk hadir ke sekolah.

Sedangkan disisi lain bekas jahitan pada luka-luka Renata sudah mulai mengering, ia juga tidak perlu mengonsumsi painkiller lagi, dokter mengatakan penyembuhan pada tubuh Renata terbilang cukup cepat, kemungkinan beberapa hari lagi ia akan sembuh namun tentu saja bekas jahitannya akan meninggalkan jejak.

Renata sudah bisa kembali ke sekolah, sebenarnya dari awal dia sudah berniat sekolah namun Elang dan ibunya melarang dan memaksa Renata untuk tetap berada di rumah selama 3 hari lamanya. Renata pun di sambut dengan rasa kangen dan khawatir dari teman sekelasnya, ia tentu bersyukur di kelilingi oleh orang-orang yang sangat peduli padanya.

Saat istirahat Renata mengatakan pada Sylva untuk pergi ke kantin sendirian karna Renata sedang ada urusan, dengan terpaksa Sylva pun pergi meninggalkan Renata. Sedangkan Renata sendiri membawa kakinya melangkah menuju taman belakang sekolah, di sana ia sudah melihat seseorang yang ia kenali, Aulia.

"Ada apa?" tanyanya to the point begitu berada di dekat gadis itu.

"Kau sudah datang? duduklah." ucap Aulia berbasa-basi dan menyuruh Renata untuk duduk di sampingnya tentu saja gadis itu tidak mau, ia memilih berdiri di hadapan Aulia.

"Katakan apa yang ingin kau sampaikan?"

"Aku..aku ingin meminta maaf untuk semuanya." ucap Aulia dengan terbata-bata, ia sadar apa yang ia lakukan sekarang dan ia menyesal, untuk itu ia meminta maaf pada Renata. "Aku menyesal Ren, hidup seperti ini sangat menyiksaku, aku tau tidak seharusnya aku mendekati Elang di saat ia masih menjadi kekasihmu, juga membayar orang lain untuk memata-mataimu. Aku salah, aku minta maaf Renata." terdengar sangat frustasi dan bahkan Renata bisa mendengar suara isakan gadis itu.

Renata diam dan hanya memandang gadis itu dengan pandangan yang tidak bisa di tebak maksudnya.

"Aku tau kau pasti tidak akan memaafkanku, tapi tetap saja aku harus tetap meminta maaf padamu." ucap Aulia lagi dan kali ini ia menatap Renata yang berdiri di depannya.

"Aku memaafkanmu tapi tidak mungkin melupakan apa yang telah kau lakukan." ucap Renata dengan tegas.

"Kau memaafkanku?" Aulia tidak percaya dengan apa yang ia dengar bahwa Renata memaafkannya.

"Iya, namun seperti yang ku bilang tadi, aku tidak bisa dan tidak akan melupakan semua yang kau lakukan pada ku."

"Setidaknya aku sudah mendapatkan maaf darimu. Terima kasih Rena." ucap Aulia yang terdengar sangat lega sekali.

"Kalau gitu aku pergi." Renata pun meninggalkan Aulia sendirian namun baru saja melangkah Aulia sudah menahan tangan Renata.

"Maaf untuk luka-luka itu juga, aku benar-benar tidak berada dalam akal sehatku saat melakukannya. Aku, aku sering mendapatkan caci maki dan itu membuatku hilang kendali saat melihatmu. Words cut deeper than a knife right?"

Relang (Vrene Lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang