Chapter XVII

899 83 9
                                    


Rating 18+, bijaklah dalam memilih bacaan.

Renata yang sudah sangat terpukul dengan perkataan pamannya yang mengatakan ia pembawa masalah, lalu masalah yang ia lalui hari ini semakin merasa tertekan dan langsung menyambar botol whiskey di depannya dan langsung meminum sampai tandas.

Cairan itu masuk ke tenggorokan dan langsung membuat leher dan tubuh Renata panas, bahkan ia sudah setengah mabuk karna minum langsung seluruhnya yang ada di botol itu.

Renata pun menaruh botol itu di atas meja dan duduk bersandar pada sandaran sofa. Renata merasa aneh pada dirinya pamannya tidak pernah baik padanya tapi kenapa perkataan sang paman mampu membuat Renata tertekan dan stress seperti ini.

Pikirannya terus berkelana sampai akhirnya ia tidak tahan dan ingin mengenyahkan pikiran itu, ia pun bangkit dan dengan langkah sempoyongan ia menuju tempat penyimpanan alkohol milik Elang dan mengambil sebotol baru whiskey lagi dan segera meminum 1/4 botol itu dalam sekali teguk.

Elang yang baru keluar dari kamar mandi di buat bingung karna tidak mendapati Renata di sofa, ia memang sedikit lama karna ia mandi sebentar, ia tidak tahan dengan aroma asap akibat BBQ tadi.

Ia pun mencari Renata di kamar namun tidak menemukannya lalu kakinya melangkah ke arah dapur dan ia menemukan Renata sedang berjongkok di depan lemari liquor storage-nya sambil memegang sebotol whiskey yang sudah tingal 1/2 botol.

"Sayang." ia segera merebut botol itu saat Renata hendak meminumnya lagi.

"Kembalikan. Aku ingin minum, aku ingin mabuk agar bisa melupakan semuanya sebentar saja." fix Renata sudah mabuk, Elang sadar itu karna Renata biasa tidak berbicara dengan nada yang seperti sekarang ini.

"Kau sudah mabuk. Ayo kekamar." Elang menarik Renata dan membantunya berjalan menuju kamar.

"Oh kau wangi. Aku bau asap." Racau Renata saat ia berada dalam dekapan Elang.

Elang hanya diam dan terus menuntun Renata menuju kamar, begitu sampai ia menidurkan Renata di kasur dan keluar untuk mengambil segelas air untuk kekasihnya, ia butuh untuk menyadarkan Renata.

Sedangkan Renata langsung keluar dari kamar dan menuju kamar mandi, tanpa membuka pakaiannya ia menghidupkan shower dan langsung membasahi tubuhnya. Elang panik saat mendengar suara air dan langsung buru-buru ke kamar mandi dan melihat Renata sedang mandi dengan pakaian yang masih lengkap.

"Apa yang kau lakukan Rena?" ia sedikit frustasi, baru kali ini ia melihat Renata semabuk ini. Padahal ia hanya mengambil air tidak lama namun Renata sudah lepas dari pengawasannya. Bukannya apa ia hanya takut Renata jatuh karna sekarang posisinya sedang mabuk.

"Aku ingin mandi agar wangi sepertimu. Oh kenapa aku masih memakai baju?" tanya Renata dengan polos di bawah guyuran air dingin.

Elang segera menarik Renata keluar dari shower box karna ia menyadari jika Renata mandi dengan air dingin padahal ini sudah hampir jam 11 malam. Namun entah dari mana kekuatan Renata ia sanggup menarik Elang untuk ikutan masuk ke shower box dan akhirnya Elang kembali basah.

Belum sempat Elang protes Renata sudah mencium bibir Elang sambil berjinjit, ia mencium dan mengecap bibir Elang dengan pelan.

"Aku ingin melupakan masalah hari ini bantu aku, seperti kau membantuku saat ada petir dan hujan." lirih Renata sambil mengecup bibir Elang.

Mendengar suara Renata yang sepertinya frustasi membuat Elang ikut membalas ciuman Renata, ia merengkuh pinggang mungil gadis di depannya itu lalu menciumnya dalam.

Suara gemericik air dan kecupan-kecupan memenuhi kamar mandi itu. Bila biasanya Elang yang dominan tapi kali ini mereka seimbang, Rena bahkan secara tidak sadar menarik tangan Elang ke payudara kirinya, dan tentunya Elang langsung meremasnya.

Relang (Vrene Lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang