Chapter XXIX

504 62 42
                                    

"Cerita dulu sama mbak kenapa Ren?" tanya Nana sambil duduk di hadapan Renata.

"Rena cuma mau minta tolong buat lacak Elang, keknya Elang ada main sama temen sekelasnya." ucap Renata pelan.

"Kok kamu bisa punya pikiran gitu Ren?"

Renata pun mulai menceritakan seluruhnya dari mulai Elang kenak dengan Aulia, sampai tingkah lelaki itu yang sangat berbeda padanya.

Mendengar penjelasan Renata pun mampu membuat Nana menarik kesimpulan yang sama tapi ia masih berusaha netral karna ia belum mendengar dari sisi Elang ataupun melihat langsung kejadiannya. Bukannya apa, ia hanya takut jika ia membela Renata hanya memperburuk keadaan, lebih bagus ia berada di posisi netral.

"Mau mbak suruh mas Adit datang?" meskipun ia netral tapi ia juga akan membantu Renata untuk mendapatkan bukti.

"Apa mas Adit nggak sibuk mbak?"

"Sebenarnya hari ini dia ada meeting sih."

"Nggak apa mbak, nanti aja kalo mas Adit nggak sibuk."

"Nggak apa, entar mbak bakal kasih tau mas. Sekarang mbak tanya, kalo seandainya Elang beneran selingkuh kamu mau lakuin apa?"

"Nggak tau mbak, Rena nggak kepikiran." jawab Rebata jujur, ia memang tidak pernah memikirkan apa yang akan ia lakukan jika seandainya Elang terbukti selingkuh.

"Ingat Ren, apapun yang terjadi, kamu masih punya mbak sama mas, jangan ngerasa sendiri ok." Nana langsung menarik Renata ke dalam pelukannya, ia berusaha menenangkan pikiran dan hati Renata yang sedang ribut. Ia juga was-was pada Renata, semenjak mendengar seluruh kisah Renata membuat Nana semakin menyayangi Rena, jika benar Elang selingkuh ia hanya takut adik kecilnya ini melakukan hal yang di luar nalar.

Merasa lebih tenang akhirnya Nana melepaskan pelukannya pada Renata.

"Yaudah nggak perlu dipikirib dulu, ayo kita makan dulu."

Renata dan Nana pun berakhir menikmati makan siang bersama di cafe.


RELANG


Malam harinya seperti biasa Elang baru pulang pukul 8, lebih cepat dari biasanya. Begitu mendengar Elang baru pulang Renata pun hanya diam, ia tidak menghampiri pria itu ataupun mencoba berbicara dengan pria itu.

Sedangkan Elang ia langsung membersihkan diri, begitu selesai ia menghampiri Renata yang sedang berada di study room.

"Ren." suara berat milik Elang sampai di telinga Renata.

"Hm?" sahut Renata dengan pelan,ia sedang mengerjakan tugasnya.

"Keluar makan yuk." ucap Elang dengan santai.

"Ok." Renata segera bangkit berdiri dan memakai cardigannya. Renata mengiyakan karna ia pikir itu menjadi cara Elang untuk meminta maaf, dengan mengajaknya makan, Elang tentu tau segimana Renata menyukai makanan.

Mereka bersmdua turun ke parkiran dan segera melesat pergi menuju tempat makan.

Selama perjalanan tidak ada yang berbicara sama sekali, hanya alunan lagu dari radio yang terdengar.

Elang membawa Renata menuju salah satu kedai pinggir jalan yang menjual sate.

Mereka pun turun dan memasuki kedai kaki lima itu. Renata langsung duduk di meja yang tersedia sedangkan Elang memesan makanan, seperti biasa. Setelah itu Elang pun duduk di hadapan Renata.

"Ren, maaf soal yang tadi di sekolah, aku lepas kontrol." ucap Elang sambil memegang tangan Renata yang berada di atas meja.

"Iya, aku tau." hanya itu jawaban Renata.

Relang (Vrene Lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang