Pukul 6 pagi Elang bangun terlebih dahulu, ia memandang ke sebelahnya dan ia melihat Renata masih tertidur lelap dengan selimut yang menutupi tubuhnya sampai dada. Ia jadi tersenyum kecil mengingat apa yang mereka lakukan semalam.Renata yang ia kira lugu dan polos ternyata sangat memuaskan, Renata sangat hebat, bahkan mereka bermain hingga pukul 2 pagi.
Ia mencium kening dan bibir Renata membuat tidur Renata terusik, Elang terus menciumnya sampai Renata membuka mata.
"Hentikan Lang, aku lelah." lirih Renata dengan suara khas bangun tidur. Siapa yang tidak lelah jika mereka bermain sampai pukul 2 bahkan Renata sudah klimaks sebanyak 5 kali sedangkan Elang 3 kali.
"Kau mau masuk sekolah hari ini?" tanya Elang setelah berhenti menciumnya.
"Bolehkah aku libur saja hari ini? badan ku remuk bahkan kakiku masih begitu lemas." memang benar apa yang di katakan Renata, tubuhnya terasa remuk karna pergulatan semalam juga kepalanya sedikit sakit mungkin karna kebanyakan minum.
"Tapi kau akan sendirian di rumah, hari ini aku harus presentasi. Kalau begitu tidurlah lagi, ini masih terlalu pagi. Aku akan meminta izin pada wali kelas mu." Elang bangkit dari kasur yang kontan langsung membuat Renata menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Kenapa kau menutup matamu? bahkan kau sudah menikmati tubuhku." kata Elang sangat santai lalu berjalan keluar dengan telanjang menuju kamar mandi.
Tentu saja perkataan Elang mampu membuat wajah Renata merona, sungguh semalam rasanya itu bukan dia, dia sangat liar semalam. Renata memang masih mengingat apa yang terjadi meskipun ia sedikit mabuk, ia bahkan masih mengingat setiap detail pergulatan mereka.
Renata menyentuh bibirnya yang sedikit membengkak akibat ciuman panas mereka semalam dan mengelusnya pelan tanpa sadar ia tersenyum, ia tau tidak semestinya mereka melakukan hal itu namun ia juga tidak menyesalinya, ia senang karna Elang yang pertama untuknya.
Renata memutuskan untuk bangkit dari kasur dan membuatkan sarapan untuk Elang. Ia memakai selimut untuk membungkus tubuhnya lalu berjalan keluar kamar menuju walk in closet milik Elang dan mencari sebuah kaos untuk di pakai. Ia asal saja mengambil kaos putih oversize dan segera memakainya berserta dengan underwearnya.
Ia memutuskan ke dapur membuatkan bacon and egg untuk Elang, ia mengikat rambut panjangnya menjadi messy bun dan mulai mengeluarkan bacon, egg, dan pan tak lupa ia juga membuatkan susu hangat. Sibuk dengan aktivtasnya sampai tidak menyadari jika Elang sudah berada di belakangnya.
Elang memeluk Renata dari belakang dan pastinya membuat gadis itu sedikit terkejut.
"Kau sengaja memancingku?" tanya Elang dengan suara beratnya.
"Maksudnya?" Renata tidak mengerti dengan pertanyaan Elang.
"Kau memperlihatkan hasil karya ku pada lehermu sayang." Elang mencium bekas kissmarks pada leher jenjang milik Renata. Renata membeku, jika semalam ia akan liar tapi pagi ini dia bahkan tidak bisa bergerak karna perlakuan Elang. Mungkin efek alkoholnya sudah hilang dari tubuh Renata jadi ia tidak bisa menggila seperti semalam.
"Kau membuatku tidak ingin sekolah sayang." kata Elang tepat di telinga Renata.
"Lang, jangan seperti ini nanti kau terlambat." ucap Renata setelah berhasil menguasai tubuhnya, ia memindahkan bacon and egg ke piring dan juga menuangkan susu hangat ke dalam gelas lalu membawanya menuju meja makan dengan Elang masih setia memeluknya dari belakang.
"Makan dulu." ucap Renata lembut.
"Bersama." kata Elang sambil membawa Renata duduk di pangkuannya di kursi makan.