Sudah dua puluh satu tahun gue menemani sosok itu bertumbuh.Dari bayi merah yang menangis kencang saat lahir dari rahim ibunya, merangkak hingga belajar menapakkan kaki.
Hingga ia mengenakan seragam taman kanak-kanaknya dan mulai belajar mengeja huruf juga menghitung.
Berlatih sepeda dan terjatuh, skateboard, sepak bola dan banyak hal lainnya.
Belajar bahasa asing pertamanya, belajar memainkan alat musik ibunya.
Bahkan saat ia berada dalam masa cinta monyetnya, cinta pertama juga gadis kancing ke duanya.
Ketika ia belajar bela diri dan mengajarkannya pada anak-anak yang ia anggap adik sendiri.
Ketika ia bercita-cita menjadi seorang guru TK saking sayangnya ia pada anak-anak kecil.
Ketika semesta memberinya luka paling dalam, memberi ia kehilangan paling sakit, memberi ia perpisahan tanpa temu.
Ketika dunia memaksanya untuk tetap berjalan tegap, melangkah maju, memikul tanggung jawab yang belum saatnya anak seusianya ambil alih.
Hingga saat ini, ia membuktikan pada setiap orang. Ia sekuat itu, ia sehebat itu, ia bisa diandalkan oleh orang-orang tersayangnya.
Meski bukan hal mudah untuk dia menghadapi semuanya, bukan perkara enteng untuk dia menanggung jawabi kewajibannya.Ada banyak peluh, air mata, sesak, dan doa yang mengikuti setiap langkahnya.
Gue menemani dia menghadapi setiap apa-apa yang ia lewati.
Gue tahu tangis yang ia sembunyikan dari ibu, kakak, sahabat bahkan dirinya sendiri.
Gue tahu sesak yang ia rasakan saat ia mencoba tetap tersenyum dan berusaha tegar.
Dia hebat. Sehebat itu.
Dia kepala keluarga, anak, adik, kakak, sahabat juga cinta yang sebaik-baiknya.
Dia, Yoshinori.
Tak pernah bosan gue memandangi wajahnya saat terlelap tidur. Dalam cahaya yang remang-remang dengan satu lampu tidur di nakasnya saja sudah terlihat jelas bagaimana hampir sempurnanya ciptaan Tuhan satu ini.
Dua puluh satu tahun gue di sampingnya, gue selalu berharap, dia baik. Fisik, mental, pikiran dan perasaannya.
Gue udah berjanji untuk akan terus di sisinya, menjaga juga menemani dia dalam setiap situasi. Ya kecuali dalam ranah privasinya dia, kamar mandi misalnya.
Gue mengerjap, garis lelah di wajahnya sangat kentara di mata gue. Dia sudah berusaha terlalu keras selama ini.
Andai, andaikan gue bisa. Gue ingin mengajaknya untuk menghilang sementara dari peradaban bumi.
Memberinya ruang istirahat yang nyaman, memberinya jeda dari semua beban yang ia tanggung selama ini. Tapi gue nggak bisa. Meninggalkan dunia ini, artinya gue pun nggak bisa lagi di sisinya.Oh, gue harap itu akan terjadi dalam waktu yang lama.
Biarkan dia menikmati waktu suksesnya. Menikmati hasil dari keringatnya selama ini. Menikmati waktu bersama teman yang sudah ia anggap kakak dan adiknya sendiri.
Ah gue selalu cemburu dengan sebelas manusia di sisinya, mereka bisa merasakan bagaimana pelukan erat yoshinori ketika gue bahkan nggak bisa. Mereka bisa menjadi sandaran Yoshinori saat gue hanya bisa menatapinya menangis sendirian di atas kasur. Gue iri.
"Udah puas liatinnya?"
Gue menegak, jadi menjauhkan wajah gue darinya. Memberikan jarak lebih dari sejengkal saat tadinya bahkan hanya setipis udara.
"L-lo?"
"Nama Lo siapa?" Dia membuka selimut yang menutupi tubuhnya, duduk bersila menghadap ke gue.
"Lo bisa liat gue?"
Yoshi yang baru membuka mata mengantuknya mengangguk kecil. "My guardian angel, right?"
"Sejak kapan?"
Dia menyisir rambutnya ke belakang dengan jari, nampak berpikir sebentar. "Nggak tau pastinya." Gumamnya. "Dari gue kecil si, tapi gue jarang bisa liat Lo." Yoshi lanjut menjelaskan. "Gue juga ragu, apa Lo sosok yang sama dengan sosok di masa kecil gue."
Gue mengangguk kecil, tak tau harus bereaksi apa.
Yoshi tersenyum, manis sekali. "Makasih ya, udah jagain gue udah nemenin gue selama ini." Katanya dengan tulus, bahkan kalimat sederhana itu bisa langsung membekas di relung dan pikiran gue. Gue mengangguk kecil, tanpa sadar mulai melayang rendah tak lagi menapaki lantai.
"Sayap Lo cantik." Komentarnya menunjuk sayap gue yang terkepak pelan. Gue jadi menoleh ke punggung, menatapi sayap putih itu berpendar dengan cahaya merah muda, ungu dan biru tipis.
"Lo inget apa aja soal gue?" Tanya gue teringat tadi dia mengatakan beberapa kali melihat sosok gue di sekitarnya.
"Saat gue jatuh dari sepeda waktu mainnya ke jalan raya." Sebutnya, membawa memori gue ke waktu di mana Yoshinori kecil yang tengah bandel-bandelnya, baru lancar mengayuh sepeda roda duanya malah langsung turun ke jalan raya dan hampir oleng tertabrak motor yang melaju kencang di jalanan perumahan itu.
"Saat gue hampir kebentur tiang waktu latian skateboard di taman." Itu ketika Yoshinori di tantang anak komplek sebelah memperebutkan gadis si cinta monyetnya. "Kalo nggak ada Lo mungkin gue udah luka parah kali itu." Ujarnya mengingat, meringis kecil membayangkan kenakalannya saat dulu. "Pasti sakit ya? Ketimpa gue dan kebentur semen juga?" Gue mengangguk kecil, jadi mengusap bekas luka di kepala gue, tepat di dekat dahi, di area yang mulai ditumbuhi rambut.
"Saat gue di titik terendah hidup gue, Lo juga kan yang mencegah gue malam itu?"
Ah, gue inget dengan jelas. Malam terburuk dalam dua puluh satu tahun gue menemani Yoshinori.
Yoshi menguap lebar, cowok itu menggembungkan pipinya. "Gue rasa gue nggak punya waktu malam ini, tapi bisakan lain waktu?"
Tentu saja gue mengangguk, "Lo punya banyak waktu buat bicara sama gue. Lo bisa istirahat sekarang, besok jadwal Lo padat kan?"
Yoshi mengangguk, kini kembali memposisikan dirinya di atas tempat tidur. "Besok gue bisa kan ngobrol sama Lo lagi?"
"Iya, Lo bisa kapan pun. Karena gue bakal selalu ada buat Lo, Yoshinori." Ujar gue meyakinkan, kini Yoshi tersenyum tipis memejamkan matanya dan mulai meninggalkan gue ke alam mimpinya.
Gue akan tetap di sini, untuk jadi teman, sahabat, kakak, adik dan tugas utama gue. Your guardian Angel, Kanemoto Yoshinori.
________
Sini-sini bisikin ke Flow bagaimana kesan dan pesan kamu setelah membaca chapte ini?
Sorry, lama updatenya. Ketularan Bang Yedam.
Nggak, becanda. Lagi sibuk seriusan. Ospek dan segala tugasnya🔥
Oke bye, see you soon my readers💜🔥
-Flow
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure Imagine
Fanfictionyou with treasure member - Flow Start : 20 feb 2021 End : 31 Des 2021 restart : 11 Mei 2024 31,8. 4,41.