Koridor kampus hari ini ngga terlalu ramai, gue melangkah pelan. Melihat kanan kiri, menikmati suasana pagi yang cerah dengan udara yang cukup dingin menusuk. Gue rasa musim udah mau berganti jadi kemarau. Beberapa hari terakhir juga intensitas hujan ngga terlalu sering.
Kampus MIPA yang berada di kawasan belakang emang masih cukup asri. Masih banyak pohon-pohon besar, bahkan di depan laboratorium kimia anorganik ada pohon belimbing yang sering berbuah. Dan biasanya mahasiswa-mahasiswa kimia yang memanennya sehabis praktikum, gue juga pernah - Galen yang manjat.
Asik dengan pikiran sendiri membuat gue ngga menyadari kehadiran dosen muda yang juga baru datang dari arah berlawanan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Park Jihoon as Banyu Satriaji, Ph.D.)
"Pagi, Pak Banyu." Sapa gue, menunjukkan seulas senyum. Yang dibalas juga dengan pagi, Pak Banyu melangkah mengarah ke ruang dosen.
"Kamu, angkatan 21?"
Gue menoleh ke arah pak Banyu yang sudah melewati gue beberapa langkah. "Iya, Pak. Saya Aleeya Kimia angkatan 21." Jawab gue memperkenalkan diri.
"Ambil kelas saya ngga?" Tanyanya yang gue angguki dengan cepat.
"Ambil, Pak. Ini saya mau ke kelas," Beliau mengangguk, "ikut ke ruang saya dulu? PJ kalian ngga bisa saya hubungi."
Gue mengiyakan, dan mengikuti langkah lebar kaki jenjangnya menuju ruang dosen. Ah, lebih tepatnya ke ruang kepala jurusan.
Pak Banyu membuka pintu ruangannya, membuat aroma wood dari pengharum ruangannya menguar keluar menyapa indera pembau gue. "Ayo masuk." Katanya melangkah memasuki ruangan persegi itu.
Ruangan yang mungkin berukuran 4x4 meter itu sangat amat rapi. Ada dua lemari dengan pintu kaca yang menyimpan skripsi-skripsi dari mahasiswa bimbingan beliau, dengan cover warna maroon yang mencirikan jurusan Kimia. Juga buku-buku penunjang.
Ah gue rasa setiap buku yang direkomendasikan dosen kimia organik pun beliau punya. Kalau aja gue bisa pinjem aja ke Pak Banyu tanpa harus susah payah mencari preloved yang menyebabkan gue harus hemat makan sebulan bahkan lebih - Kayanya hidup gue di kostan akan lebih terjamin.
Dinding-dinding ruangan ini ngga kosong, tentu saja. Ada banyak sertifikat-sertifikat, juga foto Pak Banyu dengan rektor beserta jajarannya. Di mejanya ada papan dengan ukiran nama yang sama kerennya dengan sang pemilik, Banyu Satriaji, Ph.D. diusianya yang baru menyentuh angka kepala 3 tahun ini.
Beliau merapikan beberapa kertas folio kosong dengan stempel miliknya yang sudah terbubuhi di setiap lembarnya. "Saya ada janji temu di luar pagi ini, mungkin saya baru bisa masuk di jam kedua."
"Ini nanti tolong dibagikan perkelompok, untuk kelompoknya sudah ada di eldiru ya, bisa di cek." Jelasnya, "Silahkan didiskusikan dulu jurnal tanaman obat apa yang mau kalian pelajari dan presentasikan. jam kedua nanti saya harap setiap kelompok sudah menentukan ya, Aleeya."
Gue mengeluarkan buku kecil yang biasa gue gunakan untuk mencata, "maaf pak, untuk poin yang harus kami diskusikan terkait apa saja ya, Pak?"
Pak Banyu tersenyum, "Jurnal tanaman obat kalau bisa yang terbaru, 5 tahun terakhir. Klasifikasi tanamannya, resep tradisional, khasiat empiriknya. Senyawa apa yang khas dari tanaman tersebut, juga aktifitas farmakologisnya apa dan bagaimana."
Gue mencatat setiap kalimat pak Banyu dengan cepat.
"sudah jelas?" tanyanya yang kini sudah menenteng ipadnya.
"Jelas, Pak. Untuk presentasinya tidak hari ini, Pak?"
Beliau menggeleng, "engga, masih ada materi yang belum saya sampaikan. Nanti saya beritahu di kelas kapan kita mulai presentasinya."
--- Kimia Medisinal 21
sania | Le, Pak Banyu minta ganti pj. | Beliau minta elo yang jadi pj matkulnya. | Jadi guys. kalo ada apa-apa yang perlu ditanyain ke Pak Banyu, bisa ke Ale ya, bukan gue lagi. thanks
g
alen | bagus dong?
Kaniya | tiba-tiba bangeet?
sania | tautuh. tanya aja ke orangnya sendiri. | ada apa-apa kali
riana | mencurigakan
kaniya | wkwk, tadi pagi aja dia baru keluar ruangan pak Banyu | abis ngapain kayanya?
Dion | bacot bener | padahal lo aja yang ngga bisa dihubungin, | udah tau kelas pagi, eh pj malah telat
Galen | lo yang teledor jadi pj kan makanya pak Banyu minta ganti pj | ngga bertanggungjawab
Riana | backingannya banyak bener
Kamila | Lo yang ngga bertanggungjawab sebagai PJ, San. | Lo sendiri yang tadi pagi ngga buka pesan dari pak Banyu, karena lo aktifin mode dnd | Bagus pj nya Ale aja, dia lebih bisa bertanggung jawab sampai pak Banyu nunjuk dia langsung yang jadi PJ matkulnya.
Sania | dih.
sorry temen-temen. Nanti coba aku hubungin pak Banyu, biar kamu tetep jadi PJ, san |
---
Galen yang duduk di depan gue di meja kantin siang ini mencebikkan bibirnya, menutup room chat kelas yang tengah panas itu. "ngga usah anjir. Bukan sekali ini doang dia lalai sama tugasnya sebagai PJ." Ujarnya marah.
Pertemuan pertama waktu itu Sania sudah melakulan kesalahan dengan menginfokan jika kelas Medisinal diadakan secara daring, padahal Pak Banyu mengatakan kelas diadakan secara luring. Akibatnya satu kelas hari itu telat datang ke kampus, dengan pak Banyu yang sudah menunggu 30 menit di kelas. Kuis dadakan di pertemuan pertama kali itu menjadi hukuman.
"Baru pertemuan kemaren bener. Ini lagi pake acara ngga bisa dihubungi. Coba aja Lo ngga ketemu Pak Banyu di koridor." Imbuh Kamila yang duduk di samping gue. "Semester lalu aja dia bikin ulah sama Pak Yohan di matkul kimia pemisahan."
Gue mengangguk lagi, Sania ini memang beberapa kali membuat kekacauan dengan dosen. "Gapapa nih, gue nerima buat jadi pj?"
"sans elah, backingan lo tuh Adrian Galen." Ujarnya menampilkan ekspresi tengil seolah kampus ini miliknya.
pop up notifikasi membuat gue mengalihkan mata, ada pesan dari nomer yang ngga dikenal.
+62XX | Aleeya Seroja? | Saya Banyu, tolong disave. | Saya harap kamu bersedia untuk menggantikan Sania menjadi PJ matkul saya satu semester ke depan. | Oh ya, Ale. Saya juga butuh asisten jika kamu berkenan.
HAAA? ASISTEN?
wah, hidup gue akan penuh dengan Pak Banyu kah satu semester ini?
----
note :
hi!!!
maaf ya, masih pendek-pendek. Flow baru mulai lagi setelah hiatus lama. semoga berkenan untuk menemani Flow tumbuh sekali lagi.
semoga kalian suka dengan cerita-cerita yang Flow bawakan.
Jadi, gimana? sejauh ini kalian lebih baper sama siapa? Galen? Bang Dani? atau Pak Banyu?