[Special Request] Brother - Bang Yedam

1.2K 151 16
                                    

Hallo!!!

Seneng bisa ketemu kalian lagi.

Gimana kabarnya? Keadaan di daerah kalian aman kan?

Jaga kesehatan ya, tetep patuhi prokesnya.

Banyakin minum air putih jangan lupa.

Sama, doain doyoung dan junghwan ya, semoga mereka lekas sembuh.

Doain buat member yang lain dan staf juga, semoga mereka baik-baik aja. Dan kita nggak dapet kabar buruk lagi nantinya.

Kalian, sekangen apa sama treasure?

Padahal baru beres dighosting doi, eh tinggal dighosting bias. Gini amat nasib😳😌

Heheh, becanda sayangku😉

-------

[Yedam POV]

"Lu nggak capek, Dam? Abis kuliah lanjut latian vocal terus abis ini mau latian dance?" Tanya Bang Jihoon yang sudah berkemas - akan pergi ke gym bersama bang Mashiho.

"Istirahat, Dam. Jangan diporsir terus ah." Imbuh bang Yoshi menepuk bahu gue pelan sambil berlalu keluar ruang latihan.

"Gakpapa, bang. Aman." Balas gue mengacungkan jempol ke hadapan mereka. Jihoon mencibir pelan, jadi merangkul tubuh mungil mashiho yang baru saja mendekat. "Duluan bro!" Pamitnya berteriak.

Dobby tiba-tiba duduk di hadapan gue, "Flow tadi cerita." Ujar Dobby mengangsurkan sebotol minum ke arah gue. Gue yang sedang meregangkan otot untuk memulai latian dance gue sore ini jadi menoleh. Menghentikan aktifitas gue setelah mendengar nama adek tersayang gue keluar dari mulut Dobby.

"Ntar malem kalian jadi mudik? Mungkin dia gak bakal ikut si." Ujarnya lirih, supaya member lain yang masih di dalam ruangan tak ikut mendengar. "Gara-gara Tante?" Tanya gue pelan, dobby mengangguk pasti.

"Jangan dilarang, coba bicarain sama om dan Tante. Kasih liat ke flow, kalo kalian bakal selalu dukung dia."

"Flow takut kalau apa yang dia lakuin bakal diungkit lagi sama Tante - tantenya. Dia takut bikin malu papa dan mama lagi."

"Dia paling takut kalau harus dibandingkan lagi." Lanjut Dobby sebelum bangkit dan bergabung bersama Jeongwoo dan Bang Hyunsuk yang sedang merekam video bersama.

***

"Emm. Adek nggak ikut ke rumah eyang ya?" Gue melirik, menatapi wajah menunduk Flow dari samping. Tangannya di bawah meja, saling bertaut memainkan jari dengan asal, kebiasaannya saat merasa kurang nyaman.

Mama dan papa saling pandang, gue sendiri sudah paham. Dobby cerita tadi sore soal curhatan Flow ke dia.

[Fyi, kalau lupa kamu bisa baca part Bestfriend - Kim Doyoung]

"Kak Daisy ngajakin girl time. Kita mau beli make up, skincare sama emm.. banyak deh." Ujar Flow cepat, matanya menatap asal, tak berani menatap mama, papa ataupun gue.

Gue meraih telapak tangan kanannya di bawah meja. "Kalau adek nggak berani ikut karena masalah yang dulu, nggakpapa. Kita nggak akan kesana. Iya kan pa, ma?"

Flow menggeleng cepat,

"Kita nggak akan dateng. Kapan-kapan aja waktu nggak kumpul keluarga besar." Ujar Papa setuju dengan perkataan gue.

"Iya bener kata papa sama Abang kamu, Flow." Imbuh mama, "mama juga masih sakit hati sama Tante kamu."

"Ma.."

Mama mendekat, kini jadi memeluk leher Flow dari belakang. "Kamu udah berusaha keras. Mama, papa, bang ye juga tahu. Apapun hasilnya, itu udah usaha keras anak mama. Mama sakit waktu orang-orang menganggap remeh anak mama yang udah berusaha maksimal. Mama nggak terima," gumam mama pelan, menahan tangis.

Gue mengangguk, "em. Mama bener." Imbuh gue membuat flow kini menoleh menatap gue. "Adek Abang hebat, masa diremehin gitu aja. Tante pasti belum pernah baca novel tulisan kamu, belum dengerin lagu buatan kita. Kalo Tante tau pasti Tante nyesel deh, percaya sama Abang."

"Keren itu bukan soal jadi nomer satu, flow. Tapi tentang terus berusaha dan nggak pernah menyerah buat mengejar apa yang dia inginkan." Ujar papa mengulas senyum lebar. "Anak-anak papa kan anak hebat, kalian keren. Udah ah, jangan sedih-sedih, papa laper."

Mendengar itu mama mendecih, tapi tak urung bisa membuat flow terkekeh pelan. Gue tertawa, mengusak rambut flow saat dia sudah lepas dari pelukan mama.

Dan malam itu, kami mengurungkan perjalanan menuju ke Purwokerto. Papa bilang akan mengunjungi nenek dan kakek saat long weekend, atau ya intinya bukan saat kumpul keluarga besar begini.

***

Suara ketukan di pintu kamar membuat gue memutar kursi. Meninggalkan tugas kuliah yang sebenarnya masih deadline satu Minggu lagi. "Sini." Ujar gue saat mendapati Flow berdiri di ambang pintu, mengintip.

Dia mengigit bibir. Tampak gugup melangkah mendekat ke gue. "Adek Abang kenapa? Hm?"

Tanpa menjawab pertanyaan gue, flow menghambur memeluk. "Makasih udah jadi Abang yang hebat buat flow." Ujarnya berbisik di samping telinga gue. Gue membalas pelukannya, mengusap punggung flow yang mulai bergetar karena menahan tangis. "Maaf karena flow selalu iri sama pencapain Abang." Lanjutnya terisak kecil.

Gue menggeleng, "Abang yang minta maaf. Abang pikir dengan itu Abang bisa jadi kebanggan flow. Abang pengin jadi idola flow. Maaf karena ternyata apa yang Abang lakuin malah bikin flow sakit hati."

"Abang nggak salah."

"Adek juga nggak salah, jadi udah jangan dipikirin lagi ya?" Ujar gue kini menguraikan pelukannya. Gue merapikan anak rambutnya yang berantakan, mengusap air mata di pipinya. "Liat nih, jelek banget kalo nangis gini." Ujar gue mengusap matanya yang mulai membengkak.

Flow memukul bahu gue pelan. "Abang ih." Serunya kesal.

Gue tertawa pelan, "jadi Flow. Jadi diri kamu sendiri. Kamu hebat dengan semua yang kamu punya." Imbuh gue. "Adek Abang hebat banget udah bisa nahan semuanya selama ini."

Flow makin terisak, "makasih Abang. Adek sayang sama Abang." Ujarnya kembali membenamkan kepala di bahu gue. Menangis di sana.

Gue mengangguk, mengusap punggungnya berharap dia akan merasa sedikit lebih baik. "Abang juga sayang sama adek." Ujar gue mencium kepalanya.

"Jangan mau dijadiin korban sama dobby, dia buaya."

_______

See you soon!!
-Choi Hyunsuk

Flow

Treasure ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang