Chapter 16 [Acara sekolah normal]

724 129 6
                                    

Di dalam kelas, Elena dari awal masuk kelas terus diam menatap ke depan dengan tatapan kosong. Wajahnya benar-benar tanpa ekspresi.

Yah beginilah jadinya jika seorang remaja di paksa kerja Rodi untuk ayahnya. Jangankan bicara, berekspresi saja dia lelah.

Dia selalu di paksa menjalankan tugas setiap malam hingga membuatnya kekurangan waktu untuk istirahat.
Elena memakai Headphonye dan menyalakan musik yang bisa mengembalikan semangat ke jiwanya.

"Hey, Hey. apa kalian melihat berita tadi malam?" Tanya Hagakure.

"Ya" Ojiro menjawab dengan anggukan.
"Apa kalian lihat semua yang dikelas masuk TV? tapi aku tidak kelihatan sama sekali.." Ujar Hagakure kecewa.

"Itu sudah pasti Lagi pula, sangat sulit untuk bisa terlihat dengan pakaian seperti itu" ucap Ojiro yang Sweatdrop.

Pakaiannya aja Cuma sepatu sama sarung tangan doang, ya sudah pasti sangat sulit untuk terlihat. Author bertanya tanya apakah dia tak malu hanya memakai sepatu dan sarung tangan?

Lagipula kalau kau ingin mencolok seharusnya pakailah kostum yang cukup nyentrik seperti yang di pakai oleh All-might.

"Tapi, hampir di semua saluran heboh soal pemberitahuan insiden itu." Ucap Kaminari.

"Aku juga sungguh terkejut." Timpal Kirishima.

Jiro yang dari tadi hanya memainkan kabel ditelinganya ikutan nimbrung ke dalam pembicaraan.

"Mau bagaimana lagi? Sekolah pahlawan yang merupakan asal dari pahlawan profesional telah diserang." Ucap Gadis earphone itu.

"aku tidak tahu apa yang akan terjadi kalau para guru tidak datang saat kejadian itu." Ucap Sero.

Mineta membalas ucapannya di sertai teriakan histeris. "Hentikan, Sero! memikirkannya saja membuatku-"

"Berisik! bisa diam enggak sih, dasar sampah!" Bom waktu yang dari tadi diam akhirnya meledak.

Midoriya yang duduk tak jauh dari  Bakugo langsung kaget dan hapir saja terjungkal dari kursinya. Elena yang masih mengumpulkan nyawanya hanya diam tak ada niatan untuk ikut berkomentar.

Dasar lebay, baru masuk tv aja udah heboh ke gitu.’ Batin Elena.

"Tapi All-Might memang hebat." Kata Sato sambil memukul-mukul angin. "dia dapat memukul mundur penjahat gila itu".

"Ya, kekuatannya benar-benar luar biasa." Komentar sang manusia burung Tokoyami.

Yah Elena juga mengakui nya kalau All-might memang hebat, walaupun dalam keadaan terluka dia masih bisa imbang bahkan sampai mengalahkan nomu.

Sayang sekali pak tua itu semakin lemah karena lukanya yang kembali terbuka. Padahal Elena sangat ingin bergelut dengan orang itu.

Tujuannya adalah membunuh All-Might tapi tak akan seru kan kalau membunuh pak tua yang sudah hampir sekarat.

"Teman-teman! Kelas pagi akan dimulai!". Teriak lida.

Elena sampai kaget dan ingin mengeluarkan Kamehameha versi kegelapan miliknya. Dasar ketua kelas tak tau adab, kan bisa bicara pelan-pelan.
Kalau terus seperti ini sepertinya Elena cepat atau lambat harus menemui dokter telinga.

"Semuanya harap tenang, dan duduk dibangku masing-masing!” Perintahnya sambil berdiri di depan kelas.

"Kami sudah duduk, lho."

"Kau sendiri yang belum duduk dibangkumu."

Hmm mungkin inilah yang mereka sebut, beda ucapan lain tindakan.
lida langsung duduk dibangkunya dengan kesal dan muka yang suram.

"Sial!" Katanya.

"Yang sabar ya Iida" Kata Uraraka yang meniru ucapan Sopo dari anime sebelah.

"Tsuyu, Hari ini..." Bangku Ashido hampir saja terjungkal kalau bukan Asui yang menahannya.

"..Siapa yang akan mengajar Kelas hari ini?" Lanjut gadis bersurai pink dengan senyuman.

Asui berpikir sebentar sebelum menjawab. "Yah, Aizawa-sensei mungkin sedang dirawat dirumah sakit.."

“selamat pagi."

Ucapan Asui terhenti oleh suara malas seorang pria yang sangat mereka kenal. Aizawa, sang wali kelas muncul dengan tubuh di balut perban.

njir Aizawa-sensei cosplay jadi mummi.’ Batin Elena.

"Aizawa-sensei sudah kembali dari rumah sakit?!" Teriak satu kelas tidak percaya.

"Kenapa cepat sekali sembuhnya.” Ucap seorang murid lucknut.

Entah siapa yang mengatakan hal itu, tapi yang pasti ini sangat tak patut untuk di tiru.

lida mengangkat tangannya vertikal dengan sempurna kemudian bertanya. "Sensei! Jadi anda baik-baik saja, ya?"

‘Apa kau buta? Lihat keadaannya, apa itu terlihat baik-baik saja bagimu?!!.’ Batin Elena ngegas, tapi seperti biasa wajahnya tetap datar.

Dia tak habis pikir dengan ketua kelas ini, sepertinya tak ada satupun orang yang normal di kelas ini.

"Apa itu bisa dibilang baik-baik saja?", Tanya Uraraka yang melihat Aizawa yang berjalan dengan pincang.

"Tidak usah memikirkan kondisiku. Yang lebih penting lagi, pertarungan masih belum berakhir." Balas Aizawa.

"Pertarungan?"

"Jangan-jangan..."

"Villain lagi..?!"

'Orang-orang bodoh ini terlalu serius.' Batin Elena.

Karena sudah tau dengan apa yang terjadi selanjutnya maka Elena hanya memilih untuk diam saja. Lagi pula untuk apa dia berbicara jika sudah ada yang mewakilinya.

"Sebentar lagi, Festival olahraga U.A akan diselenggarakan.” Lanjut Aizawa.

"Akhirnya!! Acara sekolah normal"

'Jadi sebelumnya sekolah ini gak normal...'Batin Elena Swetdrop.

Orang-orang ini memang gak tau yang namanya adab ya. Kelakuan mereka udah kayak emak-emak yang belanja di pasar.

HEBOH!!

"Itu acara sekolah bia-"Ucapan Kirishima terpotong oleh Kamimanri yang mendorong pipinya. "Tunggu..Tunggu.."

"Apa tidak apa-apa untuk menyelenggarakan festival olahraga setelah baru saja ada Villan yang masuk?" Tanya Jiro.

Ojiro pun menambahkan satu pertanyaan. "Bagaimana kalo mereka menyerang lagi..?"

"Dengan ini, mereka akan berpikir kalau manajemen krisis SMA U.A sangat solid karena langsung membuat acara. Keamanan juga akan diperketat hingga lima kali lipat dari tahun lalu. Lagi pula, festival sekolah ini adalah acara besar. ini bukan acara yang akan ditunda hanya karena serangan Villain." Jelas Aizawa dengan panjang lebar.

Mendengar Aizawa menjelaskan tentang festival membuat Elena ingin tidur karena bosan ditambah karena dia juga lapar.
Aizawa mulai kembali menjelaskan tentang sejarah Festival olahraga U.A.

Anime No Sekai [BNHA X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang