9. Welcome to Zatra

380 64 2
                                    

Welcome back~

Kapal berlabuh dengan selamat di pelabuhan pulau Zatra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kapal berlabuh dengan selamat di pelabuhan pulau Zatra. Pelabuhan itu begitu ramai oleh orang-orang yang beraktifitas. Entah itu membawa barang-barang dari pulau lain, membawa barang hasil para nelayan, transaksi jual-beli, juga ada rombongan orang yang sepertinya berniat untuk berlibur ke pulau ini.

Wajar saja. Zatra adalah salah satu pulau yang memiliki tingkat ekonomi yang maju. Peradaban mereka cukup berbeda jauh dengan keadaan di pulau Azland. Di pulau ini, bahkan dikenal dengan keharmonisan dan ketentraman karena kemampuan sang Raja dalam memimpin Negara.

Keindahan panorama alam di Zatra, juga menjadikan pulau ini sebagai destinasi wisata untuk orang-orang kalangan bangswan. Sehingga, tidak mengherankan apabila banyak berdiri bangunan yang dijadikan sebagai tempat penginapan dengan harga yang beragam. Ada yang mematok harga murah sampai yang termahal. Harga itu juga mempengaruhi pelayanan yang diberikan.

Walau memiliki begitu banyak hal indah di Zatra, tentu saja ada sisi buruk di pulau ini. Yang paling sering terjadi, ialah penjarahan. Tidak secara terang-terangan memang. Para pedagang di Zatra, mereka dikenal selalu mematok harga terlampau tinggi kepada pembeli yang berasal dari luar pulau. Harga yang bisa 3 kali lipat lebih tinggi dibanding seharusnya. Mereka seolah sengaja, ingin membuat para pendatang itu menjadi sengsara di sini.

Hongjoong menatap sekeliling. Memperhatikan dengan seksama bagaimana keadaan di pelabuhan pulau Zatra. Terlalu ramai dan sibuk, itu adalah hal yang dapat Hongjoong simpulkan dengan cepat.

"Selamat datang, warga Azland." Kepala Hongjoong langsung menoleh ke arah seorang pria dengan pakaian seragam berwarna biru. Topi hitam yang cukup tinggi terpasang di kepalanya itu, mampu menjadikan orang tersebut pusat perhatian di pelabuhan tersebut. Hongjoong, diikuti anggota Ateez lainnya langsung membungkuk untuk memberikan salam hormat pada orang tersebut. Walau mereka tidak tahu, siapa dia, mereka tetap mempertahankan etika yang sudah diajarkan sejak kecil.

Pria itu mendengus pelan ketika melihat hal itu. Ia menatap mereka dengan pandangan meremehkan. Hanya sebentar, karena wajahnya kembali berubah menjadi cerah dan penuh keramahan. "Seperti yang sering didengar. Warga pulau Azland memang begitu sopan dan penuh etika," ujar orang itu. Ia melirik ke arah Eden yang saat ini menatapnya dengan sebelah alis terangkat.

"Kau bawa anggotamu untuk segera mencari benda itu. Untuk dia, biar aku yang urus," ujar Eden dengan suara yang begitu pelan. Hongjoong sedikit menolehkan kepalanya. Ia mengangguk paham.

Eden menepuk bahu Hongjoong sekali, lalu melangkah mendekati orang asing itu. Sedangkan Hongjoong, ia berbalik dan mengisyaratkan ketujuh anggotanya untuk mengikuti dirinya. Beruntung, kali ini ketujuh orang itu langsung menurut tanpa banyak bicara. Mereka lantas berjalan meninggalkan tempat tersebut dengan wajah datar. Tidak ada wajah ceria seperti biasanya.

"Pastikan untuk tidak berpencar. Terutama kamu, San," ujar Hongjoong. San yang berjalan tepat di belakang Hongjoong mengangguk.

"Aku mengerti," ujarnya. Mereka terus berjalan dengan mata yang awas melihat sekeliling. Terlebih pada pedagang-pedagang yang menjual pernak-pernik. Karena jalanan begitu ramai, langkah mereka terkadang terhenti agar tidak menabrak orang lain. Hal itu sebenarnya cukup menguntungkan, karena mereka bisa mencari benda yang disuruh dengan cukup baik dibanding berjalan dengan irama yang lumayan cepat.

HOURGLASS : PIRATE KING [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang