6. Deal

1.7K 186 39
                                        

Aroma lezat yang menggugah selera membuatku terkejap dan kedua lubang hidungku terus saja mengendus lapar, tidak ada classy-classy-nya image-ku saat ini. Imajinasiku mulai berkeliaran, memikirkan berbagai jenis makanan yang kuidam di saat kondisi perut tidak bisa diajak kompromi, tengah keroncongan ibarat naga sedang diet berusaha keras menurunkan berat badan.

Burger? ... Nope. Aku sama sekali tidak mencium hadirnya keharuman dari smoky patty yang di-grilled to perfection. Atau ... spaghetti? Aglio e Olio is definitely one of my favorites. Perpaduan sempurna antara bawang putih dengan olive oil, betul-betul mantap! Tapi ... sepertinya bukan juga.

Kubiarkan kedua mataku tetap tertutup di balik kelopaknya, berusaha mempertajam indra penciuman untuk menghirup wewangian yang tersebar. Alamat ngeces becek, harus jemur bantal, deh. Oh, well. Gak ada yang lihat juga, 'kan?

Bukan Western kek-nya ... and definitely not Japanese ... Chinese? Oooh~, is it Middle Eastern? Or maybe, French? Délicieux? Bonjour?

Ting ....

Bunyi samar dentingan perkakas hinggap ke dalam lubang telinga dan aku seketika terbelalak. Tubuhku segera bangkit, duduk tegak di atas ranjang dan gerakan cepatnya mengakibatkan selimutnya jatuh ke atas kedua paha.

What the—kenapa aku bisa tidur di sini?

Aku menoleh ke sekeliling, memastikan kalau ruangan ini nyatanya benar adalah kamarku. Betul, kok. See? Lemari hitam, nakas hitam, meja rias hitam. Even my selimut and bantal hitam. All black. Yeah!

Secercah cahaya dari luar berhasil masuk melewati pintunya yang sedikit terbuka, turut membantu menambah penerangan. Segera aku menunduk ke bawah, melihat kondisi tubuhku dalam keremangan.

Phew! Baju masih complete ... ya iya, lah! Masa bugil! Aku kan tidak mabuk! ... Anyway, bagaimana caranya juga?! I can't drink! Duh! Kubuang napas akan diriku yang menyedihkan.

Tapi ... kok bisa di sini? Wait. What happened today? Euh ... lemme think. Sepulangnya dari kantor, lalu ... aku ke sofa, deh. Right, right. Berarti seharusnya aku di depan, yah? Kenapa malah nyangkut di sin—

Tok ... tok ... tok ...

Aku membeku di saat suara hantaman kembali bermunculan dengan keras. Intervalnya teratur dan saat ini masih terus terdengar jelas. Kuangkat tanganku yang bergetar dan segera jam di pergelangannya menyala terang—8.35 PM.

Apa aku lupa menyalakan alarm?

Tok!

Tubuhku bergidik di saat sebuah suara sekali lagi muncul dari luar.

What's that?! Sh—t! Sh—t!! F—ck! F—ck! F—CK!!!

Kuperhatikan sekeliling kamar dan kupercayakan nyawaku pada sebuah stik golf panjang yang masih mulus dan baru satu kali kupakai. Keberadaannya di pojok awalnya terlupakan karena ketidaktertarikanku akan olahraga membosankan itu. Menarik, yah, cuma masuk-masukin bola ke lubang? Kalau jeblosin Bima, nah, itu baru namanya seru!

Aku turun dari ranjang dan meraihnya segera, memegangnya dengan erat seraya berjalan keluar, jelas tanpa alas kaki, ala ninja-ninja gitu. Gak lucu kalau ketahuan tengah mengendap-endap. Aku masih sayang dengan nyawaku yang berharga ini. Belum juga married, 'kan? ... Tidak apa-apa, deh, sama si angka 1 itu juga. Daripada gak ada. Ugh! Tapi malah dia yang nolak! Bah!

Tok! Tok! Tok!

Suara kengerian itu semakin mendekat dan telapak tanganku mulai berkeringat. Should I prepare a shuriken? Pedang samurai? Apa lagi, sih, peralatan ninja selain dua itu? I should make a list later. Buat belanja online nanti.

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang