37. Black Widow

511 67 15
                                    

"Saya, Bima Hartanto, berbicara jujur apa adanya mengenai kasus yang tengah dihadapi oleh Hartanto Developer yang mana sepenuhnya merupakan ulah saya dan ide itu saya dapatkan dari Ba Kingdom."

Prok ... prok ... prok ...

Yes, I'm clapping my hands. Bukan karena sepupu tololku itu yang menyetujui mengadakan konferensi pers dan mengakui semua kesalahannya di depan publik—pasti perintah Lily. Dia kan anak mamih—tapi lebih kepada ucapannya yang berani mengubah nama Whatever Kingdom menjadi Ba Kingdom. Lebih singkat, 'kan? Dari tiga suku kata jadi satu. Atau dari empat jadi satu? Originalnya kan, Ba-Ba—apa, sih?! Aku pun lupa akan nama aslinya.

Penasaran dengan penampilannya yang kata Lily memerlukan waktu lama untuk bersiap-siap? Setelah menyaksikannya sendiri, I totally believe her! Pasti menyita waktu dan persiapan yang matang.

Rambut sepanjang pundaknya dicepol gaya man bun, beberapa helai membangkang keluar jalur karena sifatnya yang sedikit berombak namun tetap tidak mengganggu keseluruhan model. Kacamata berlensa pink bertengger di wajahnya, mungkin ia berupaya untuk sedikit menutupi lebam parah di kelopaknya, dan tentunya gagal total. Ya, iya, lah! Harusnya kan pakai black, not pink!

Lihat saja hidungnya yang rusak parah itu. Well, at least berkat bentuknya yang tidak karuan, tatapanku tidak langsung berlabuh pada flies' poop-nya. Sebuah kemajuan besar, bukan? Thumbs up to you, Bim!

Kalau kalian bertanya kenapa Bima babak belur? I don't know and I don't care. Mungkin memang itu hukuman dari langit karena sudah berani-beraninya dia mengacaukan perusahaan.

Hm? Bajunya? Masih perlu nanya? Of course, pink. From the top, all the way to the bottom. Ew! Gak perlulah, yah, aku jelasin sampai ke detailnya. Pokoknya double ew!

"Semua yang saya katakan adalah benar dan semua bukti percakapan saya dengan Bara, selaku pemimpin Ba Kingdom, sudah saya serahkan kepada aparat yang berwenang. Saya menerima segala konsekuensinya dan—"

"Satu masalah selesai," kata Bakrie segera setelah menekan tombol power di remote, menghilangkan tampang anaknya yang menjijikkan dari layarnya.

"Be-belum," bantah Bakti. "Rumor la-lainnya, Pak. Bahkan se-sejak tadi juga sa-saya dengar semua staf sedang he-heboh dengan go-gosip baru yang katanya uh ...," lanjutnya sedikit gelisah dan tidak berani untuk menatap wajahku, "ka-katanya Ibu Olivia hyper, gak cu-cukup dengan be-berondong, sekarang nya-nyari mangsa ba-baru."

Hey! Bagaimana caranya secepat itu rumor mengenai diriku berkembang menjadi tidak berdasar dan tidak masuk akal?! Apa tadi? Hyper?! Aku masih perawan!!! Should I make an announcement? Atau mungkin aku juga harus melakukan konferensi pers seperti Bima, namun judulnya, "OLIVIA HARTANTO MENGAKUI MASIH PERAWAN DAN SIAP UNTUK DIVISUM." How's that?

Mungkin dari sekarang aku harus mulai menulis isi pidato. Come to me, Dory. I need your melody one more time untuk mengiringiku saat naik panggung nanti. Swimming, crying, smelling, euh ....

I'm still gadis. I'm still gadis. I'm still gadis, gadis, gadis~

F—ck! It doesn't rhyme!

"Gimana? Udah?" tanyaku pada sekretaris di sampingku, walaupun otakku masih mencari-cari kata berakhiran -ing yang bisa mendeskripsikan diriku yang virgin ini.

Ya, kami sudah melakukan gencatan senjata dan posisinya kembali menjadi sekretaris. Tentu saja bukan tangan kanan. Aku belum seratus persen memercayainya karena dari sejak bekerja sudah berani-beraninya mengelabuiku.

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang